Bagian 9.

47.6K 576 33
                                    

Kantor pusat Pertambangan Perseroan, Rachel sedang memeriksa beberapa dokumen kerjasama berbagai kolega bisnis besar. Pertama kali Rachel menyentuh kertas penting di depannya. Begitu banyak huruf-huruf, serta tulisan-tulisan asing tertera di sana.

Rachel tidak seorang di kantor miliknya, yang biasa di duduki oleh ayahnya sendiri. Sekarang dia akan duduk, dan posisi sebagai direktur utama di perusahaan ayahnya.

"Billy, bisakah kau carikan dokumen lima bulan yang lalu? Aku ingin memeriksa keuangan serta inventasi beberapa saham tertanam di perusahaan lainnya," pinta Rachel memerintahkan kepada Billy yang mendampingi wanita itu di kantor.

Billy mengangguk, dan beranjak dari ruangan ke tempat penyimpanan data file-file tertata rapi di sana. Billy adalah tangan kanan dari ayah Rachel terpercaya. Bahkan, ayah Rachel mempercayakan kepada Billy untuk mendampingi putri tunggalnya untuk melihat kinerja tersebut.

Billy mengeluarkan beberapa berkas dipesan oleh Rachel, kemudian dia keluar kembali ke ruangan Rachel. Tepat pula, Billy keluar dari penyimpanan file-file, Roy keluar dari kamar kecil.

Berpapasan pula Billy dengan Roy, tampang Roy sangat tidak menyukai kehadirannya di sini. Tetapi, Roy bersikap santai, walau tatapan dari pria itu tidak menyukainya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa ada makhluk gaib sedang mengikutiku?" ejek Roy menoleh belakang, kiri, kanan, samping. Tidak ada siapa-siapa.

Billy tidak menanggapi ejekan dari Roy, dia memilih untuk segera kembali ke ruangan, karena Rachel sudah menunggu. Sepeninggal Billy dari tempatnya, Roy hanya menatap punggung pria tinggi itu, dia hanya mengangkat bahu. Kemudian, dia pun mengikuti Billy di ruangan dia tuju.

Billy mengetuk tiga kali pintu itu, terdengar suara memerintah dia masuk. Billy mendorong, lalu dia masuk membawa berkas di minta oleh Rachel tadi. Sebaliknya Roy juga akan masuk, tetapi pintu terbuka tadi, sengaja Billy tendang pelan, hingga wajah Roy tercium oleh pintu tersebut. Membuat Roy mengerang lenguh kesakitan. Rachel pun tersentak, lalu dia mendongak, dan melirik suara kesakitan itu.

"Auw!"

"Om Roy?" Rachel pun bangkit dari duduk, menghentikan pekerjaannya itu. Dia pun menghampiri calon suaminya yang mengelus-elus hidung karena pintu sialan itu.

Billy berpaling pandangan lain, seolah dia tidak tau penyebab lenguhan dari Roy tadi. Roy melayangkan mata serigala pada Billy, tetapi Billy bersikap tertib di tempat.

"Kau tidak apa-apa? Di mana yang sakit? Bagaimana kau bisa ceroboh begini?" Rachel bertanya tubi-tubi kepada Roy. Roy tidak meggubris atas pertanyaan dari wanita terus memeriksa keadaannya. Matanya masih tertuju pada Billy.

"Tidak ada apa-apa, hanya sakit di hidung saja," jawab Roy lembut, tentu tidak lupa dengan senyuman untuk wanita di hadapannya yang sedang khawatir dengannya saat ini.

"Ck! Dasar munafik!" gumam Billy, seolah akting Roy benar-benar keren.

Roy mendengarnya, tetapi dia mencuek atas gumaman dari pria tinggi itu. Roy masuk ke ruangan, dan Rachel melanjutkan kembali pekerjaannya. Dapat melihat wajah Rachel begitu bahagia atas kehadiran calon suaminya. Bahkan, dia tidak sabar mengajaknya makan berdua dengan pria bertato itu.

"Maaf, Nona? Nona mau ke mana?" Billy bersuara, melihat Rachel merapikan dokumen-dokumen, dan berkas yang diperintahkan oleh Rachel tadi, diletakkan ke samping untuk sementara waktu.

"Billy, aku akan keluar sebentar dengan Om Roy. Jika ada yang mencariku, katakan aku sedang diluar. Apabila Papa menelepon, atau mencariku. Jawab saja, aku sedang keluar berdua dengan Om Roy," jawab Rachel sembari beri senyuman manis untuk Billy. Billy ingin membantah, tetapi Roy mendekatinya.

"Tapi, Nona ...."

"Dia sudah katakan, dia akan makan berdua denganku. Jadi dengar saja perintahnya, jika kau tidak ingin dipecat oleh kepercayaanmu," potong Roy, kemudian beranjak meninggalkan ruangan tersebut. Billy sangat tidak suka dengan sikap Roy. Setelah menatap punggung pria bertato menghilang dari pintu luar.

Billy dengan kesal, menendang kursi di depannya. Entah kenapa Billy sangat benci kehadiran pria bertato itu. "Awas, kau! Roy Hartono Putra." Gigi gertakan mengeras.

****

Update nih. Pendek dulu ya.
Ingat, banyak tokoh bermunculan. Gak akan ada yang tau, siapa dalang untuk Sarah nanti.

Ah ya! Maaf kalau untuk nama perusahaan soal saham, inventasi, dll. Jika ada salah. Mohon maaf ya. Karena aku sudah lama tidak posisi di perkantoran! 🙏🙏🙏

Votenya jangan lupa ya?

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang