Bagian 17.

13.1K 317 10
                                        

"Semangat bertempur, kawan. Jika kau suka cerita ini, jadikan inspirasi mu untuk dikenang." By. Ace.

Selamat membaca....

🌻🌻

"Bagaimana keadaan kantor?" Yuki membantu suaminya melepaskan baju jas kantornya.

Mario melonggarkan tali dasi menyiksa pada lehernya. Kemudian membuka dua kancing kemeja putihnya setelah itu duduk di tepi ranjang sembari melepaskan kaus kakinya itu.

"Tidak ada perubahan apa pun, Rachel masih banyak belajar menguasai perusahaan," jawabnya setelah terlepas begitu bebas.

"Tidak semua bisa dikuasai dalam waktu singkat, apalagi perjodohan kau dengan Roy. Apa tidak sebaiknya diundur kan beberapa bulan, sampai Rachel terbiasa pada perusahaan yang kau berikan padanya? Kenapa tidak berikan sisa kepada Sarah membantu perusahaan itu? Mungkin ...."

"..., dia tidak akan bisa lakukan. Perusahaan itu tetap harus Rachel kuasai apa pun itu terjadi," sambungnya beranjak dari duduk setelah Yuki menyiapkan air hangat untuk suaminya.

Larut wajahnya Yuki memandang suaminya saat masuk ke kamar mandi tersebut. Ada rasa membuat Yuki bertanda tanya soal keputusan dari suaminya memberikan perusahaan itu kepada Rachel, putri tercinta.

Hingga saat ini Yuki belum sepenuhnya memahami perkataan dari Mario. Kadangkala dia ingin bertanya satu hal, namun kata-kata itu sulit untuk diungkap. Melihat putri kecilnya di rumah ini, dia merasa sangat bersalah pada seseorang, apalagi dia juga telah berjanji akan menyayangi Sarah seperti anaknya sendiri.

****

Rachel baru saja selesai mandi, tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu pada kamarnya. Dengan langkah cepat Rachel pun membuka pintu itu. Seulas senyuman itu pun terpancar pada seseorang.

Rachel mempersilakan pria itu masuk, kemudian dia pun mengikuti jejak pria itu saat melihat-lihat kamarnya. Rachel menuangkan minuman lalu berikan kepada pria itu telah mendarat pantat di atas sofa. Lalu pria itu menerima senang hati, Rachel pun duduk tidak jauh dari pria itu sembari mengering rambut yang habis keramas.

"Bagaimana pekerjaan pertamamu? Apakah lancar?" Pertanyaan pertama terlontar oleh pria itu setelah meminum dari pemberian Rachel tadi.

Rachel pun menarik napas cukup panjang, dia seperti sangat kesal pada pekerjaan yang sekarang ini dipegangnya. Sangat menguras pikiran, dan segala kontrak kerjasama itu juga membuat dia bersikeras berpikir. Apalagi asisten sekertaris dari ayahnya, hanya membantu sebisanya.

"Lebih menyenangkan bekerja dengan orang lain daripada memegang perusahaan dari warisan orang tua, pekerjaan pertama kali ini benar-benar buat semangat makin menipis," jawabnya sambil memperagakan kedua jari kepada pria itu.

"Bukankah itu impianmu, agar orang membanggakan dirimu semakin dipuji seluruh dunia global?" ucap pria itu menyandarkan punggung pada badan sofa tersebut.

Rachel kembali menghela napas, kali ini pendek. Tetapi dia beranjak dari duduknya. Kemudian menyisir rambutnya di sana sambil melirik pria itu sibuk bermain ponselnya.

"Bagaimana dengan kau? Sudah sampai di mana perkembanganmu setelah berdekatan dengan adikku?" Rachel mengalihkan pertanyaan kepada pria itu tidak lain adalah Leon.

Leon pun membalas lirikan dari pantulan cermin wanita itu serius. "Maksud kau?" Leon malah balik bertanya pada Rachel.

Rachel menarik seulas bibir tipis. "Tidak perlu malu-malu, aku tahu kau sangat tertarik pada dia, bukan?" timpal Rachel padanya.

Leon tidak menjawab, dia lebih baik memilih sibuk pada ponselnya. Rachel pun berbalik dan menghampiri Leon itu. Rachel sangat tahu sifat Leon seperti apa.

"Kalau kau suka padanya, aku malah senang, apalagi setelah nanti aku menikah  Sarah tidak akan merasa ...."

"Tetap sama, aku tidak akan berpaling, apa kau tahu pria yang kau kagum tidak benar-benar mencintaimu, dia lebih mencintai seorang wanita dibawah derajatmu, lebih baik berhenti mengejar sebelum kau terlambat untuk mengatakan 'menyesal'," potong Leon kemudian.

Rachel terdiam sejenak, tetap saja dia tidak akan percaya omongan Leon. Dari dulu dia sudah menyukai Roy  dan dia akan menikah dengan Roy setelah usianya memadai, lalu dia akan selalu menjadi wanita paling ideal di mata Roy. Meskipun usia dia dan Roy tidak terpaut jauh. Dia akan melakukan agar Roy bisa mencintai dia seperti dia mencintai pria itu diam-diam.

****

Up, pendek. Maaf gk bs panjang

Agak monoton ya ceritanya 😊😊😊

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang