"Ini."
Naomi menyerahkan bungkusan plastik hitam pada Sarah. Sarah dengan senang hati menerima.
"Thank's," ucapnya, meletakkan plastik hitam di lemari bajunya kemudian dia mengoyak isi plastik itu diambil satu pembalut.
Sarah minta Naomi titip beli pembalut. Dia lupa stok pembalut di kamar, apalagi dia absen tidak masuk kuliah. Hari kedua datang bulan paling malas yaitu beraktivitas. Sarah juga malas lihat wajah Leon bahkan malas lihat wajah ayahnya dan semua rumah ini.
"Semalam aku bertemu dengan Om Roy," Naomi memberitahu kepada Sarah.
Sarah baru ganti pembalut di kamar mandi. Sarah tidak bertanya. "Kau jangan salah paham dulu, aku bertemu dengannya tidak bermaksud apa pun," ucapnya lagi sambil peluk boneka beruang medium hampir mengimbangi tingginya.
Naomi menatap punggung Sarah, pasti banyak luka dia terima. "Aku juga minta ayahku menyelidiki keluargamu," katanya lagi.
Sarah sedang merapikan baju-bajunya dimasukan ke tas. Dia terhenyak sebentar yang dikatakan oleh Naomi tadi.
Sarah mengerut. "Maksudmu?"
Naomi memindahkan boneka beruang ke tempat tidur. Dia turun dan duduk di samping Sarah ikut melipat baju-bajunya. Bukan Naomi yang Sarah kenal sekarang. Naomi tidak pernah membantu lipat bajunya apalagi baju sendiri sering dilipat oleh pembantu rumah tangganya.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan semua keadaan yang sekarang kau perankan. Semua akan terkendali oleh ayahku. Kau tahu, ayahku orang yang genius melakukan sesuatu hal. Apalagi ayahku juga sangat mengenal siapa orang tuamu, aku juga baru tahu kalau orang tuamu adalah sahabat baik ayahku, dan aku juga tidak tahu kenapa aku bisa sedekat denganmu," ceritanya.
Sarah tidak tahu persoalan tentang orang tuanya. Dia hanya mengetahui bahwa ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Apalagi untuk ayahnya, dia tidak ketahui. Malahan dirinya sudah dibesarkan oleh orang tua Rachel. Bahkan mereka perlakukan dirinya sangat baik.
"Sebelum itu, kau benar-benar yakin untuk keluar dari rumah ini?" Naomi masih terus menanyakan hal ini.
Sarah berkilah dia masih bimbang atas keputusannya. Mungkin itu jauh lebih baik. Sebentar lagi Rachel menikah dengan Roy. Jadi buat apa lagi dia di sini. Akan menjadi bahan pengganggu untuk mereka berdua nantinya. Meskipun dia masih berstatus gelar di keluarga Pratama. Tetap saja firasat Sarah selalu yakin, dia hanya sebagai penghalang kebahagiaan Rachel dan juga Roy.
"Mungkin itu jauh lebih baik, sebentar lagi Kak Rachel menikah dengan calon suami pilihan Ayah. Aku hanya sebagai penghalang kebahagiaan mereka saja. Maka aku memutuskan untuk ...."
"Bagaimana dengan Om Roy?" Naomi malah memotong percakapan Sarah. Ya, Naomi mengerti perasaan Sarah sekarang. Dia juga cewek, siapa juga bisa terima kalau seseorang menikah lalu ditendang dengan alasan hanya penghalang kebahagiaan putri dan menantu.
"Dia sudah mendapatkan Kak Rachel," jawab Sarah merasa menyakitkan, keluar dari kalimat itu.
"Kalau Om Roy memaksa kau menikah dengannya tepat di mana pernikahan yang sama dengan Kak Rachel?" Sarah semakin bingung atas perkataan Naomi.
"Maksudmu? Tidak, pernikahan itu hanya untuk Kak Rachel, aku ...."
"Tapi dia menginginkan dirimu menjadi perisainya," potong lagi Naomi. Kali ini Naomi bersikukuh akan membantu Sarah, dan yakin Roy tidak akan pernah menarik kata-kata yang dia ucap kemarin malam.
Sarah menatap dua mata Naomi, dibalik dua bola matanya sangat yakin, Sarah tidak dapat menebak isi pikirannya. Tentu dia senang kalau Roy benar-benar akan menikahinya sebelum ikatan suci perjanjian mulut Rachel berbicara.
"Tapi ..."
"Dia hanya ingin menjadi perisai mu, menjadi wanita dan istri satu-satunya adalah kau," Naomi mengulang lagi. Di luar pintu kamar Sarah. Rachel mendengar semua percakapan mereka. Rachel sangat geram dia mengepal tangannya agar tidak mengeluarkan tanduk.
"Aku gak akan biarkan kau bertemu dengannya. Aku pastikan kau lebih dulu tersingkir!" geram Rachel kemudian meninggalkan kamarnya.
****
Up pendek dulu ya.. Hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romance"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...