Sepeninggalan Rachel dari kamar Yuki. Hanzo kembali duduk di samping Yuki. Yuki senyum tipis melihat sikap Hanzo pada putrinya. Yuki sangat paham benar, Hanzo lakukan itu agar Rachel makin kesal dan benci pada keadaan.
"Kenapa kau lakukan itu pada Rachel, kau tau, Rachel bukan wanita yang mudah menyerah. Dia akan lakukan apa pun seperti sifat watak Mario," ucap Yuki pada Hanzo.
"Nyonya tenang saja, Nona Rachel tidak akan bertahan. Jikapun dia mencoba melakukan sesuatu dari dugaan. Maka efek itu akan menyebar ke tubuhnya sendiri. Nyonya tidak sendirian, Nyonya masih ada saya. Bahkan orang yang coba menjatuhkan Putri Almarhum Janandra sekalipun, itu tidak akan bisa, percaya itu, Nyonya," ungkap Hanzo yakin.
Rachel mengentak kedua kaki karena kesal. Sesekali dia menoleh arah pintu kamar di mana Yuki dan Hanzo di sana. Dia menghempaskan dirinya di sofa, sekaligus mengeluarkan ponsel andalannya.
"Kau ada di mana?" Rachel bertanya pada seseorang di telepon.
"Jemput aku, aku bete sekarang!" punya Rachel, kemudian dia mematikan ponsel dan melempar begitu saja ponsel ke depan meja.
Leon berjalan dan meletakkan pisau ke arah leher Rachel saat Rachel hendak untuk menyandarkan dirinya. Rachel tercegah sebuah benda tajam itu. Melihat wajah Leon tiba-tiba muncul. Perasaan dia sudah mengikat Leon begitu kuat. Namun Rachel melupakan hal itu, ketika dia bertemu dengan Sheren, adik sepupunya di sini.
"Kau tidak akan bahagia, Rachel. Katakan kau sembunyikan di mana Sarah? Bergerak sedikit leher mu akan cacat?" ancam Leon pada Rachel.
Rachel cengiran mendengar ancaman dari pria lemah ini. Rachel dulu kagum pada Leon, karena dia adalah sahabat baiknya di negara seberang. Tapi Rachel benci karena sikap licik Leon mengambil kehormatan menggunakan suntikan perangsang agar bercinta terbang dengannya.
"Sarah tidak bersamaku, justru aku bertanya pada mu. Bukankah kau sendiri yang biarkan dia pergi setelah kau memberikan sesuatu padanya?" sanggah Rachel pada Leon.
Leon terdiam, dia ingat, saat Sarah hendak akan keluar dari rumah ini. Dia melihat sebuah mobil menjemputnya. Tapi Leon tidak jelas melihat siapa yang membawa Sarah. Yang pasti sebelum hari itu tiba, Sarah dikabarkan menghilang, sesudah Leon berikan benda kecil padanya.
"Kau pikir aku percaya omongan mu. Waktu itu aku melihatnya, tapi aku tidak tau jika dia ...."
Rachel menoleh, dia tidak peduli jika benda tajam itu melukai kulitnya. Rachel tidak pernah takut, berapa kali pun manusia-manusia mencoba menantang hidupnya. Dia akan melawan dan menghadapinya.
"Dia adalah Putri dari almarhum paman Abraham yang sampai sekarang kasus atas kematian belum juga terungkap, benarkan? Leonard?" sambung Rachel menatap lurus ke Leon.
Leon tercegah kaku, Leon tidak tau bagaimana Rachel mengetahui itu semua. Leon hanya tau jika Sarah adalah Putri yang diwariskan oleh orang tua, kini dialihkan oleh keluarga Pratama, keluarga Rachel.
"Kenapa? Kau terkejut, jika aku tau hal itu? Kau tidak perlu takut, Leon. Dari awal kepulangan aku ke Indonesia. Aku sudah tau semuanya. Apalagi jamuan makan dengan seorang pria yang tidak lain kepercayaan almarhum paman Abraham, Roy Saputra Hartono. Menuliskan surat pertanyaan di kertas hitam putih bermaterai, setelah Sarah genap berusia dua puluh dua tahun, dia dan Roy akan di langsung pernikahan dan kesepakatan atas perjodohan dari orang tua Sarah sendiri. Aku tau itu semua, Leon. Jadi percuma jika kau masih ber komplotan dengan mereka, kau tidak akan menang untuk menyingkirkan aku," terang Rachel pada Leon. Rachel menjelaskan semua yang di tau dari akar-akar nya.
Leon menjauhkan pisau tajam itu. Dia kalah telak sekarang. Dia tidak becus menjadi perisai orang-orang yang menjatuhkannya. Rachel bangun dari duduknya, kemudian memeluk Leon begitu kasihan.
"Jika kau ingin selamat dari dunia penuh ancaman. Aku bisa membantumu. Sampai jauh mana pun. Aku yakin, Roy tidak akan bisa bertahan bersama Sarah. Walau sekarang pernikahan aku dengan Roy sebentar lagi. Setelah itu, semua akan berubah. Perusahaan orang tua mu akan aman, sampai kapan pun, hanya satu yang harus kau lakukan untuk aku, Leon?" bisik Rachel pada Leon.
"Apa itu?"
"Menikah dengan Sarah, maka semua akan berjalan lancar," ucap Rachel.
Leon terdiam, dia tidak bisa melakukan itu. Sarah hanya untuk Roy. Jika dia menikah dengan Sarah, maka Roy akan menyakiti orang tuanya.
"Aku tidak bisa?" tolak Leon.
"Kenapa?"
"Wanita yang pantas aku nikahkan adalah kau! Aku tidak bisa menikah tanpa cinta, walaupun itu paksaan sekalipun!" ungkap Leon pada Rachel.Leon benar-benar mencintai Rachel, meskipun Rachel tidak pernah mencintainya. Leon selalu lakukan apa pun untuk Rachel. Bahkan dirinya tau jika dia dijodohkan bersama Roy. Hati Leon tetap akan pertahankan dan memperebutkan Rachel.
"Ya aku tau, kau mencintaiku. Justru itu, setelah kau menikah dengan Sarah. Aku akan selalu untuk mu, hanya sementara. Setelah semua berjalan lancar. Kapan pun kau bisa kembali dipelukanku," senyum Rachel sekaligus mengelus wajah Leon yang tampan itu. Tidak lupa dia berikan satu kecupan untuk Leon. Leon tentu membalas dan memeluk Rachel dari dunia cintanya.
Leon tidak bisa melepaskan Rachel, dia sangat tergila akan cinta itu. Jika pun nanti dihari pernikahan Rachel dengan Roy. Apakah dia akan lakukan hal serupa perlakukan Sarah seperti istrinya sendiri. Leon menurunkan tangannya yang kekar ke pangkal paha Rachel.
Rachel begitu intens menerima sentuhan dari Leon. Rachel butuh seseorang menuntaskan cinta itu. Walau dia belum merasakan sentuhan dari Roy. Leon perlahan-lahan memasukkan tangan dari pelindung milik Rachel.
Sesekali Leon memandang Rachel yang terpejam akan sentuhan darinya. Leon tidak akan pernah lagi menjauh dari Rachel. Kali ini dia akan tuntaskan, kemungkinan dia akan menyakiti perasaan Rachel dikemudian hari.
"Argh!" Rachel mengerang ketika Leon menggigit bagian biji bawahnya.
"Jangan terburu-buru, Sayang. Aku tau kau menginginkannya, tapi tidak sekarang. Cinta ini hanya untuk calon suamiku nantinya," ucap Rachel seksi, sekaligus mengangkat wajah Leon untuk menjauh dari miliknya.
Tapi Leon tidak akan pengaruh akan penolakan dari Rachel, Leon jauh ahli hubungan ini. Dia sudah menyiapkan sebuah tali sebagai pengikat nya. Rachel pun tercegah.
"Kau pikir dengan cara rayuan mu, aku akan mematuhi mu? Tidak Rachel Sayang. Kau tetap milikku," ucap Leon senyum tipis setelah dia mengikat Rachel dari atas ranjangnya.
"Leon! Are you Crazy?! Lepaskan!" Rachel mencoba meronta dan melepaskan ikatan dari Leon.
Tetapi Rachel malah melukai tangannya sendiri karena ikatan tali itu. Leon duduk di sana sambil mengeluarkan sebuah benda rekaman. Ya rekaman yang akan dia lakukan bersamanya nanti setelah sesuatu benda yang bergetar itu memasuki miliknya.
"Ssttt! Jangan lukai dirimu sendiri. Apa kau tidak malu jika nanti pernikahan mu dengan Roy. Melihat tanganmu merah seperti tato?" ejek Leon.
Rachel benar-benar marah, bahkan dia bersumpah tidak akan pernah lagi mempercayai omongan Leon apalagi membantu hidupnya. "Keparaat! Apa kau tidak takut jika orang tua mu terancam, jika kau melukai ku?!"
Leon bersikap seolah dia takut akan ancam itu. "Oya? Tentu aku takut. Meskipun perusahaan orang tua ku terancam, bukan berarti aku harus menangis?"
Rachel mulai merasa sesuatu dibagian miliknya bergetar, Rachel menggelinjang tak dapat terelakan. Dia merasa sesuatu itu semakin cepat dan Rachel mencoba menahan, namun rasa itu semakin menggila dia pun bersenandung indah dengan suara dilakukan waktu bersama Leon waktu itu.
Leon hanya memainkan bagian atas sekaligus memandang wajah Rachel begitu seksi akan gejolak benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romance"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...