Bagian 28.

5.6K 219 20
                                    

Rachel menemui Leon, dia ingin tahu maksud pembicaraan tadi di meja makan sebelum ayah dan ibunya bergabung dengan mereka. Apalagi pembicaraan Sarah tadi membuat dia bertanya-tanya.

"Leon, sebentar!" teriaknya kemudian, masuk ke kamar Leon.

Leon menoleh, "Ya, ada apa?"

"Apa benar tadi malam kau ke kamarku?" Rachel bertanya, dia tidak yakin kalau memang Leon ke kamarnya.

Leon mengangkat satu alisnya, kemudian mengingat kembali apakah dia ke kamarnya atau tidak.

"Hmm...."

Rachel menunggu, perasaannya tidak nyaman, bukan dia tidak ingat apa yang terjadi padanya tadi malam, apalagi Sarah katakan Leon keluar dari kamarnya saat dia membangunkan dirinya.

Jika memang Leon keluar dari kamarnya, pastinya Roy melihat juga? Ah tidak mungkin, pikirnya.

"Memang kenapa kalau aku ke kamarmu?" Leon malah bertanya.

"Aku hanya penasaran saja, kata Sarah kau keluar melalui kamarku, aku hanya memastikan, karena aku ...."

"Tidak mungkin dia lakukan sesuatu padaku, dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu, aku tahu dirinya, walau sering aku tolak dia," batin Rachel, dia masih belum percaya kalau tebakan itu Leon memang memperkosa dirinya.

"Memang ada apa dengan tadi malam? Apa ada sesuatu membuat kau kurang nyaman?" tanya Leon, mendekati Rachel.

Bukan hal baru lagi buat Leon setiap melihat Rachel menanyakan sesuatu padanya. Meskipun Leon pura-pura tidak tahu apa yang terjadi semalam, yang pasti Leon puas, ya, tinggal selangkah lagi semua akan menggemparkan di rumah Pratama.

"Tidak, tidak ada. Mungkin Sarah asal bicara saja. Kau tahu Sarah tidak suka kalau ada pria mana lagi coba masuk ke kamarku selain calonku sendiri," ucap Rachel berbalik untuk meninggalkan kamar Leon.

Padahal Leon berharap Rachel menyebutkan dirinya. "Sebelum calonmu, mungkin aku yang pantas menjadi calonmu duluan, Rachel," gumam Leon setelah membiarkan Rachel keluar dari kamarnya.

Tetapi Rachel merasa Leon mengatakan sesuatu, "Apa kau mengatakan sesuatu?" Rachel berbalik bertanya padanya.

"No!"

Rachel mengangguk  lalu dia segera turun menuju ke depan rumah. Dia tidak ingin membuat Roy terlalu lama menunggu. Tetapi Rachel buka pintu utamanya, tidak sengaja melihat Sarah dan Roy berargumentasi sesuatu.

"Please, Om, tahan bisa?" Sarah memohon pada Roy untuk tidak melakukan di depan terbuka ini. Meskipun Mario sudah lebih duluan berangkat.

Sarah tidak ingin dilihat oleh orang lain, apalagi Rachel dan Leon masih di rumah, bagaimana jadinya kalau sampai dua orang itu melihatnya.

"Tapi aku tidak bisa tanpa dirimu, Baby! Kau tahu pria tua bangka itu sengaja memisahkan kau denganku, dengan cara meminta pria Byclean itu mengantar jemput dirimu, tidak hanya itu saja, menjadi pengikut, konyol banget sekali?!" tampik Roy, dia sangat tidak suka perintah Mario.

"Aku tahu, aku juga tidak bisa tanpa dirimu, Om! Demi kita, Om! Patuhi apa yang dikatakan Om Mario, beliau lakukan ini agar tidak ada pernikahan antara Om dan Kak Rac ...."

Tiba-tiba Roy memeluk Sarah, membuat Sarah terkejut bukan main, tetap saja Sarah memaklumi seorang pria mana begitu posesif.

"Aku tidak suka kau dekat dengan pria Byclean itu, jangan sampai dirimu ternoda olehnya, kalau sampai terjadi, kau akan mendapat hukuman lebih dari sebelumnya," ucap Roy membisikkannya.

Sarah senyum, bahagia sebenarnya, apalagi dimalam pertama kemarin saja membuat dia tidak bisa pisah darinya. Tapi, dia masih mempunyai harga diri, apalagi Naomi sudah menelepon dirinya berkali-kali hingga menanyakan sesuatu buat dirinya syok.

"Ehem!" Suara dehaman seketika buat Sarah mendorong dada Roy dari pelukannya.

Rachel menghampiri mereka berdua, Sarah takut kalau Rachel cemburu dan kesal padanya.

"Eh, Kak! Yang Kak Rachel lihat tadi ..."

Rachel tidak beri senyuman apa pun, dia pun memeluk Roy kemudian mencium bibirnya juga tanpa ada rasa malu Sarah melihat itu. Tapi Sarah yakin, Roy merasa jijik melihat Rachel mencium begitu agresif.

"Bibir ini hanya untuk satu orang, orang yang akan menjadi keluarga baru nantinya," ucap Rachel.

Sarah melirih Roy, tapi percuma juga dia tahu yang Rachel lihat tadi cemburu. Mobil sport merah tepat berhenti di depannya. Sarah pun bergegas masuk  padahal dia berharap mengemudi sendiri.

Ketika mobil keluar dari halaman rumah, Roy bergeming dia pun segera menurunkan kedua tangan Rachel dari pinggangnya. Membuat Rachel geram.

"Roy!"

****

Up pendek dulu ya. Tanganku sakit. Hehehe. Maaf gk da feeling. 😔😔

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang