Bagian 13.

22.2K 427 9
                                    

Asyik! Semua pada penasaran, tahap ber tahap dulu ya. He he he ....

🍃

Sampai di rumah, Sarah memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Ia pun keluar, seseorang menghampirinya. Membuat ia terkejut bukan main.

"Kau sudah pulang?" sapanya, Sarah menoleh, dan memasangkan senyum padanya.

"Iya," sahut Sarah melangkah untuk masuk ke rumah.

"Kau marah padaku?" tanyanya, membuat Sarah menghentikan langkahnya tinggal beberapa jarak ke rumah.

Sarah mengembus sekian kalinya, lalu ia tetap memasang wajah seceria mungkin. "Tidak! Buat apa aku marah padamu, aku sudah melupakannya," jawab Sarah lembut menatap saudara sepupunya, jarak usia mereka beberapa tahun saja.

Sarah berumur 21 tahun, sedangkan saudara sepupunya berumur 23 tahun, dia adalah Sheren Debora, putri ke-2 dari adik ibunya Sarah.

Sheren adalah sosok perempuan yang sangat labil, dan mengesalkan. Kadang Sarah tidak terlalu suka dengan sikap Sheren suka membalik fakta atas kejadian tempo kemarin. Tetapi tak ada yang percaya omongan Sarah di keluarga Pratama. Bahkan, mereka lebih percaya bahwa Sheren tidak pernah melakukan hal sekeji itu.

Sheren mengangkat kakinya lebar-lebar cukup tiga langkah, tinggi Sarah dengannya seimbang, Sarah dapat melihat wajah Sheren, untuk Sarah---Sheren memang perempuan yang cantik, bahkan pria mana pun bersiku lutut padanya.

Sheren senyum pada Sarah, tetapi untuk Sarah tidak. Dari penglihatan garis matanya saja, Sarah yakin itu hanya akting Sheren untuk kembali menjatuhkan hakekatnya. Sarah bahkan bingung saat bangun dari mimpi, semua ia alami berubah. Meskipun ibunya sangat menyayanginya, ayahnya juga. Tetapi tidak untuk saudara-saudaranya.

"Aku pikir kau masih marah padaku atas sikap tempo kemarin. Aku tidak bermaksud mempermalukan dirimu di depan umum, apa lagi di kampus, aku sangat menyesal," ucapnya menyesal.

Sarah menggeleng kecil, malahan ia bisa berikan senyuman manis untuk sepupunya. Sheren mengait lengan Sarah untuk kembali masuk ke rumah. Sarah bisa apa? Untuk marah padanya? Tidak, itu bukan sifatnya. Walaupun Sarah tau semua hanya bermuka topeng.

Yuki, sang wanita paruh baya yang cantik dan menawan. Menghampiri dua perempuan yang sudah gadis dan dewasa, senyuman itu tak pernah lepas di wajahnya. Sarah sendiri suka melihat senyuman bahagia ibunya sendiri.

"Kau sudah pulang? Bagaimana kuliahmu? Apa semua lancar?" Yuki meraih tas putrinya, dan merangkul sembari mengajak ke dapur untuk mencicipi masakan baru saja ia buat.

"Semua lancar," jawabnya lembut. Sheren sudah duduk di jajaran kursi berbaris rapi itu. Tanpa etika, ia lebih dulu mengambil nasi dan lauk ke piringnya.

"Baguslah, jika semua lancar. Ah! Mama ingin kau mencicipi menu resep terbaru. Entah kenapa Mama ingin sekali kau mencicipi rasa itu, karena bosan di rumah sendirian, jadi Mama buat masakan ada di google internet itu. Semoga saja kau suka, Sayang!" cicit Yuki, menyerahkan tas Sarah pada pembantu rumah ini.

"Sarah mandi dulu, tadi Sarah habis dari--"

"Kau tidak suka masakan Mama? Padahal Mama berharap kau yang pertama mencicipi masakan buatan Mama, meskipun jamuan makan pagi, siang, malam hasil jerih payah dari pelayan rumah ini? Ya, Mama tahu, semua sibuk bahkan Mama juga tahu ...." Yuki menunduk seakan Sarah bersalah.

Inilah sifat Yuki, hanya Sarah yang tahu sifat ibunya. Penuh adengan drama. Bahkan Sarah tidak tahu kenapa ayahnya sangat cinta sosok wanita seperti dia. Tetapi, Sarah tentu tak akan membuat hati seorang ibu itu patah hati.

"Baiklah, Sarah akan mencicipi, demi Mama!" Sarah mengeratkan pelukan ibunya. Di wajah seorang wanita mana yang rela menolak ajakan itu.

Melihat wajah Yuki bersedih kemudian berbinar-binar. Tiba di meja makan, segenap jiwa Yuki memukul Sheren tidak memiliki etika sama sekali. Meskipun Yuki juga menyayangi keponakannya.

"Siapa menyuruh kau menikmati masakan buatan Tante! Ini untuk Sarah, putri kesayanganku!" sengit Yuki mengacak pinggang sembari mempelototi keponakannya.

"Sama sajalah, Tante! Sudah dari tadi Sheren menahan lapar, aroma masakan Tante tak perlu diuji lagi, Mantap!" ucapnya santai, tetap melanjutkan santapannya.

Sarah hanya menggeleng saat melihat mereka berdua. Inilah yang disukai Sarah, jika pun ia ingin suasana cerah ini selalu menyambutinya. Kadang Sarah tidak suka tingkah Sheren, namun perasaan itu tak bisa membencinya.

****

Up nih! Pendek ya! Ini untuk kelucuan saja. Biar gK tegang!

Vote + komen.

Ah ya, aku kasih tau dulu. Cerita ini akan banyak tokoh-tokoh yang muncul. Entah tokoh protagonis, antagonis.
Ya pasti tak ada yg tau siapa di dalang semua teka-teki ini. ^^

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang