Bagian 39

2.9K 207 29
                                    

Untuk kelanjutan part tadi. Nanti ya. Kita baca bagaimana keadaan Leon saat ini.

➡➡➡

Leon mengerang kesakitan pada lehernya, dia bangun dari pingsan, dan membuat sebuah hantaman pada leher itu. Setelah dia merasa sudah pulih, dia melihat sepatu hitam berhak tinggi berdiri di depannya. Leon pun mengangkat dan menatap siapa wanita berdiri di sana.

Ternyata Rachel, Rachel melipat kedua tangannya sembari menatap tajam pada Leon. Leon senang kalau Rachel menemuinya tapi dia hendak untuk bergerak. Sesuatu mengikatnya, dia pun dikejutkan sebuah tali mengikat dirinya.

"Rachel apa yang kau lakukan?" Leon mengerang, sayang ikatan tali itu sangat kuat.

Leon tersadar orang yang memukul dia dengan kayu baseball adalah Rachel. Rachel lakukan itu karena dia tau, Leon tidak akan pernah memihak padanya. Bahkan suntikan pada dirinya dua hari kemarin itu juga adalah ulah Leon. Dia bahkan tidak berdaya bisa bercinta nikmat dengan pria seperti Leon.

"Aku? Tentu mengikatmu, ternyata kau memang sama dengan pria mana pun? Kenapa kau lakukan itu padaku?" jawab Rachel dan bertanya pada Leon.

Leon diam sejenak kemudian menatap Rachel. "Aku lakukan demi dirimu, berhenti menyiksa dirimu, Rachel. Kekayaan itu tidak akan pernah berpihak padamu!" ucap Leon.

Leon sangat mencintai Rachel, tetapi Rachel tidak pernah mencintai Leon. Dulu sebelum dia kembali ke tanah airnya. Rachel pernah berhubungan dengan Leon hanya sebatas teman lampiasannya. Bahkan Rachel pernah tidur dengan Leon dan bermain panas dengannya itu juga karena Rachel habis diputusin oleh seseorang.

Leon segenap perasaan perlakukan Rachel seperti cintanya. Leon memang kasar, tapi Leon selalu lakukan untuk apa diinginkan oleh Rachel.

"Diam! Kau tidak tau apa pun akan hal ini. Aku sudah berusaha mati-matian untuk bisa mendapatkan Roy. Sebentar lagi aku akan menjadi miliknya. Dan harta kekayaan itu akan menjadi milikku. Kemudian kau bisa mendapatkan adik angkatku, dia tidak kalah cantik dengan wanita yang pernah kau tidur," kata Rachel merasa ada kebencian di matanya.

Leon tidak paham apa yang ada dipikiran Rachel saat ini. Dia sudah menuruti semua kemauan ayahnya dan juga dirinya. Sekarang apalagi? Dia ke sini juga perintah darinya. Tapi meminta menghancurkan seorang putri Jahandra itu tidak pantas dia lakukan. Jahandra siapa yang tidak kenal. Pengusaha ternama di Indonesia, bahkan untuk mengakses dan menguras semua kekayaan tidak akan mungkin.

Ya, bisa saja mereka menghancurkan putri Jahandra, tapi tidak dengan cara sekejam itu. Menyingkirkan Sarah demi kekayaan semata. Bahkan Leon muak dengan keserakahan dari Om Mario. Sebesar apa pria tua itu dendam pada saudaranya sendiri.

"Percuma Rachel, kau tidak akan pernah memiliki itu semua. Kau sudah memiliki semuanya, apalagi yang tidak kau punya. Kau akan menikah, tapi dia tidak akan pernah menyentuhmu sama sekali. Pernikahan itu hanya sebuah paksaan dari ayahmu, ayahmu hanya menginginkan kekayaan dari almarhum pamanmu sendiri. Apa kau tidak sadar itu? Percayalah, Roy hanya cinta dengan Sarah, semua itu hanya untuk Sarah bukan dirimu," ucap Leon. Tapi Rachel tetap tidak mau mendengarnya.

"DIAM! Tidak perlu kau mengguruiku Leonard! Kau bukan siapa-siapa, kau hanya penyuruh! Roy pasti bisa mencintaiku. Dia milikku. Aku tidak peduli seberapa berharga Sarah di mata Roy. Aku pastikan Roy akan membencinya. Ya, benci dirinya selama-lamanya!" ucap Rachel dengan wajah obsesinya. Dia pun keluar dari kamar itu. Dan Leon berusaha untuk lepas ikatan yang begitu kuat.

🍃

Di kantor Pratama, Mario dipertemukan kembali dengan seorang pengusaha mancanegara se-asia, Franky. Dua pria sudah berumur kembali silaturahmi. Sudah lama mereka tidak seperti sekarang ini.

Mario merasa sedikit terkejut atas kedatangan Franky, sahabat dari almarhum abangnya. Tentu Mario dengan sikap angkuh dan sopan padanya. Jika dia tidak bersikap sopan pada Franky. Mungkin saham dan investasi serta properti dia tanam di perusahaannya akan lenyap seketika. Siapa tidak haus dengan kekayaan di miliki oleh Franky tersebut.

"Bagaimana kabarmu, Tuan Mario Pratama?" Franky terlebih dulu menyambut Mario.

Mario dengan sikap normal menyambut Franky ramah. "Baik, Anda sendiri? Saya sungguh kaget atas kehadiran Anda ke kantor saya, ada gerangan apa Anda ke sini Tuan Franky?" jawab Mario. Dengan nada kasual sekali.

Franky tidak bodoh atas sikap Mario padanya. Tentu dia ke sini untuk mengetahui kelicikan Mario terhadap almarhum sahabatnya sendiri.

"Bagaimana kabar Sarah? Apa dia baik-baik saja?" Franky malah menanyakan kabar Sarah bukan putri Mario.

Mario sangat paham, tentu Franky berhak menanyakan kabar Sarah. Mario juga tidak bodoh atas kedatangan Franky ke sini. Tidak mungkin datang hanya menanyakan kabar putri almarhum abangnya bukan.

"Dia baik, sangat baik," jawab Mario sedikit tidak suka atas jawabannya.

Franky menaikan satu alisnya, kemudian terdengar suara Rachel dari jauh mengomel dan masuk tanpa mengetuk pintu.

"Papa! Aku tidak mau tau, mulai besok pernikahanku dilaksana--kan," Rachel telah masuk ke kantor Mario dan menoleh terdapat seorang pria tua tampan menatap dirinya.

Mario mengusap menunduk betapa malunya atas sikap Rachel yang semena-mena. Bahkan Rachel tentu mengenal Franky. Ayahnya Naomi, walaupun Rachel sudah lama tidak bertemu sejak dia kuliah di Australia.

"Maafkan putri saya, Tuan Franky," Mario meminta maaf atas kelakuan putrinya.

Rachel pun hendak bergabung dengan mereka. Franky tidak permasalahkan akan hal tadi.

"Jadi Mario sudah merencanakan secara matang-matang untuk pernikahan putrinya? Siapakah calon suaminya?"  batin Franky bertanya-tanya.

"Apa kabar Rachel, kau semakin dewasa dan cantik. Tadi saya tidak sengaja mendengar kalau kau akan menikah? Wah, Mario, sungguh kau sudah tidak sabar meminang seorang cucu?" Franky masih bisanya bercanda. Pada dasarnya Franky tau akal busuk Mario dan juga putrinya.

"Iya, Tuan Franky. Rachel tinggal hari dia akan segera menikah," jawab Mario merasa tidak enak hati atas pertanyaan dari Franky.

"Wah, selamat kalau begitu. Kalau saya boleh tau, calon suami siapa? Biar di hari pernikahan putrimu, jika saya tidak bisa hadir, saya bisa titip dengan rangkaian papan bunga untuk putrimu," ucap Franky.

Dengan cepat Rachel menjawab sangat semangat. Siapa yang tidak merasa bangga ditanya siapa calon suaminya. "Roy, Roy Hartono Putra."

Roy?

Franky merasa tidak asing dengan nama itu. Lalu Franky pun bersikap seolah tidak kenal siapa Roy.

"Pasti tampan sekali calon suamimu, Rachel," puji Franky. Rachel jadi malu.

Sementara villa Ghratana, Sarah masih tidak percaya akan surat peninggalan dari orang tuanya. Bahkan sebuah foto dipegang oleh Sarah. Wajah Abraham ayahnya sangat tampan bahkan jauh lebih tampan seseorang. Apalagi seorang ibu yang telah melahirkannya sangat cantik. Seperti putri Diana. Tidak dipungkiri ayahnya sangat mencintai ibunya.

Seandainya masih ada keajaiban, dia berharap mereka berdua masih hidup. Mungkin hidupnya tidak akan seperti sekarang ini.

"Kenapa mereka begitu kejam pada papa dan mama, apa salah kalian sehingga sebuah kekayaan harus diperebutkan. Apa kakek buyut tau bahwa Om Mario memang tidak bisa dipercaya?" ucap Sarah. Seolah foto itu hidup hingga dia bertanya.

"Karena mereka memang tidak pantas, mereka pantas di penjara," ucap seseorang bersuara. Sarah menoleh dan tidak percaya Roy ada di villa ini.

****

Up ya.
Oke. Bsk baru up lagi.
Mataku uda ngantuk.

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang