Bagian 10.

39.5K 616 39
                                    

Terima kasih banyak untuk semua telah berikan pemilihan visual castnya. Aku sangat bangga pada kalian, kalian tau? Aku paling pusing untuk cari visual cast seperti itu. Apalagi, yang tampanlah, cantiklah, hot lah, dll. Tapi, aku senang banget, sangat-sangat malahan! Hehehe... Ya sudah, aku lanjutkan ceritanya.

🍃

Coffee House, tempat tongkrongan paling enak untuk kalangan seusia Sarah, dan Naomi. Ada dua ruangan untuk pengunjung, yaitu ruangan AC, atau tidak ber-AC.

Sarah dan Naomi memilih tidak ber-AC, jadi mereka duduk di tempat terbuka, bisa melihat sekitaran pemandangan, kendaraan lalu lalang sekitar jalanan.

Naomi bangkit dari duduknya, Sarah sedang melihat isi buku menu makanan. Kemudian, Sarah mendongak menatap cewek rockstar itu.

"Mau ke mana?" tanya Sarah, biasanya kalau Naomi berdiri seperti itu, pastinya cari sesuatu, atau ke kamar kecil.

"Kau ingin pesan, apa? Biar aku pesankan, sepertinya pelayan coffee ini berkurang, dari tadi kita sudah duduk berjam-jam. Tak ada satu pun pelayan datang menghampiri kita," jawabnya, dan kembali bertanya kepada Sarah.

"Sabar saja, dulu. Mungkin mereka sibuk. Kau seperti tidak tau kinerja mereka? Di sini tempat santai, nanti juga mereka datang," ucap Sarah kembali melirik gambar-gambar makanan di buku tebal itu.

Naomi mendesah, kemudian dia menuruti apa yang dikatakan oleh Sarah tadi. Dia kembali duduk, sembari menunggu pelayan tersebut. Beberapa menit kemudian, seorang pemuda mungkin sekitar dua puluh tahunan itu menghampiri dua gadis itu.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" sapa pemuda itu.

Tanpa menunggu, Sarah kembali membuka buku makanan itu, dan memesan apa yang dia inginkan. Sarah menunjukkan gambaran kepada pemuda itu. Dengan cepat, pemuda itu menyalin sesuai pesanan dari Sarah, dan Naomi.

Ketika pemuda itu mengulang apa yang dipesan oleh Sarah dan Naomi. Sarah pun menutup buku makanan, lalu menyerahkan kepada pemuda itu. Dengan ramah, pemuda itu beri senyuman kepada Sarah. Setelah pemuda itu menjauh dari tempat mereka berdua.

Naomi memajukan wajahnya lebih dekat ke Sarah. Sembari memastikan bahwa pemuda tadi sudang menghilang. "Sepertinya pemuda tadi naksir padamu," ucap Naomi bahkan suaranya sangat kecil sekali. Takut terdengar oleh pemuda itu.

Sarah langsung menoleh arah di mana pemuda itu berada. Ya, pemuda itu berada di kasir sekaligus memesan beberapa makanan dari mereka berdua. Lalu, Sarah kembali mengelak ucapan aneh dari Naomi.

"Jangan bercanda, dia mungkin naksir padamu. Bukankah dari tadi dia senyum arah padamu?" timpal Sarah.

Naomi menegakkan badannya semula, kemudian dia mengeluarkan sebatang rokok bermerek itu ke bibir warna hitam. Sarah dapat melihat reaksi dari teman rockstar satu ini. Entahlah, kenapa Sarah setiap bersama cewek satu ini. Suasana semakin jauh beda dari teman-teman lainnya.

"Kenapa ekspresimu seperti itu? Aku berkata kenyataan. Bisa saja, dia senyum padamu. Mungkin karena penampilanmu, sedikit berbeda," usil Sarah, dia tahu Naomi tidak akan pernah tersinggung atas ucapannya.

Naomi mengembuskan asap rokok dari mulutnya. Seolah dia tidak mendengar apa yang diucapkan oleh gadis dihadapannya. Kembali suasana sepi, hanya ada angin sore menerpa wajah mereka berdua diluar coffee shop tersebut.

Semakin sore, semakin pula suasana kafe ini ramai didatangi pengunjung. Beberapa menit kemudian, pesanan mereka pun datang. Kali ini pemuda itu dengan angkuh membawa baki atas meja mereka berdua. Sarah sedang serius dengan ponselnya dengan cepat membalas pesanan dari seseorang. Sementara Naomi, sebaliknya juga sembari membalas pesanan dari ponselnya.

"Apakah ada pesanan tambahan lagi, Mbak?" sapa Pemuda itu bertanya pada Sarah, dan Naomi.

"Tidak!" Bersamaan pula, Naomi, dan Sarah menjawab dari sapaan pemuda itu. Langsung Naomi, dan Sarah saling bertatapan pula, membuat pemuda itu senyum begitu manis. Tak kalah juga Naomi dan Sarah beri senyuman kepada pemuda itu telah beranjak meninggalkan tempat ini.

Setelah melihat pemuda itu salah tingkah pada senyuman Naomi dan Sarah. Bahkan, Naomi dan Sarah tetiba tertawa, seolah momen itu adalah hal yang paling lucu.

Jarak tak jauh dari posisi seseorang berdiri untuk masuk ke kafe coffee shop dengan seorang wanita bergandengan lengan pada pria tinggi memiliki tato tersebut. Sedari tadi memerhatikan dua gadis tengah duduk membelakanginya.

"Kita duduk di sana saja!" seru Rachel menemukan posisi yang sangat bagus.

Roy masih menatap lurus seorang gadis bersama temannya cukup aneh itu tertawa lepas. Bahkan Roy tidak peduli dari tadi Rachel mengoceh.

Rachel dengan cepat menyadari, bahwa Roy tidak menyaut apa yang dia ucap. Dia pun tanpa segan untuk melihat pemandangan dari Roy. Namun sayangnya, apa yang Rachel lihat tidak jelas. Karena ditutup oleh seseorang yang akan duduk bersebelahan dengan Naomi dan Sarah.

"Apa yang kau lihat, Roy?" Rachel menbuyarkan lamunan Roy dari tadi. Roy pun sigap menoleh arah wanita keheranan.
"Ah! Tidak ada apa-apa? Aku hanya merasa melihat adik sepupuku di sana. Tetapi, mungkin bukan dia," jawabnya tenang.

Rachel penasaran, diapun kembali mencari-cari sosok dijawab oleh Roy tadi. "Benarkah? Kenapa kita tidak menghampirinya? Sekalian, aku ingin tahu sosok adik sepupumu juga?" ucap Rachel begitu semangat.

"Tidak perlu, mungkin aku salah melihatnya. Ya sudah, kita masuk saja," ujarnya masuk ke kafe tersebut.

Sementara Sarah, merasa mendengar suara sang kakaknya dan juga pria itu. Diapun menoleh, namun hanya bayangan seseorang masuk di kafe ruangan ber-AC tertutup oleh beberapa pengunjung. Naomi pun memerhatikan gerak-gerik Sarah.

"Ada apa?" Naomi bertanya, karena dia ikut penasaran juga.

"Aku seperti mendengar suara mbak Rachel, dan Om Roy," jawab Sarah masih melihat-lihat. Takut yang dia dengar itu tidak salah.

"Benarkah?" Naomi bertanya lagi.

Sarah berpaling, kemudian mengadu jusnya yang hampir meleleh. "Entahlah, mungkin firasatku saja," jawabnya.

Tetapi, Naomi malah kurang puas. Dengan sigap dia menemukan sosok itu jarak sekitar sepuluh meter. Ya, mata Naomi belum minus. Setiap ucapan Sarah, selalu buat perasaan Naomi juga ikut waswas.

****

Up nih. Maaf lama ya. Hehe...

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang