Suara klakson dari mobil Naomi, baru sekarang Naomi menggunakan mobil pribadinya. Dia sebenarnya tidak suka menggunakan fasilitas kendaraan pemberian dari ayahnya. Tapi karena hal genting, mau tak mau dia gunakan. Pada awal ayahnya tidak terkejut meminta kunci mobil miliknya selalu tersimpan dengan baik.
Meskipun Franky memberikan kunci mobil kepada Naomi, Franky tetap meminta bawahannya selalu mengawasi jarak jauh. Karena suatu waktu pasti ada seseorang datang mencelakakan dirinya.
"Kamu kenapa membiasakan anak itu, apa tidak masalah dia menggunakan mobil miliknya?" ucap istrinya pada Franky.
Diana selalu merasa tidak tega Naomi mengendarai mobilnya sendiri tanpa pengawasan. "Tidak apa-apa Honey, sudah waktunya Naomi melakukan sikap seorang pewaris Grhatana," ucap Franky.
Diana mendengus, kebiasaan Franky pada putrinya tidak pernah berubah. Tapi ada benar, Naomi sudah waktu menunjukkan jati dirinya di depan publik.
Klakson di depan rumah bertingkat itu membuat isi rumah keluar. Sarah membuka tirai jendela, dia tersenyum mobil Naomi sudah di depan rumahnya. Dia pun segera keluar membawa tas ransel dan beberapa tas lainnya untuk turun. Di sana dihalangi oleh Leon, Sarah berkesiap menatap Leon tidak dia sukai.
"Maaf, Nona. Anda mau ke mana? Dengan barang-barang yang Anda bawa?" tanya Leon seolah dia punya segala kekuasaan.
"Bukan urusan Anda. Aku mau keluar berlibur, memang urusan apa Anda mengatakan seperti itu?" jawab Sarah tegas.
"Tentu saya harus tahu, karena ini ..."
"Itu urusan Anda dengan Tuan mu, bukan denganku, jika Anda coba menghalangi jalanku, bukan kaki Anda hilang satu, tapi mata Anda juga!" ucap Sarah menabrak bahu Leon hingga tubuh Leon menghindar.
Leon terdiam di tempat setelah apa dia lihat di mata Sarah tadi. Tanda-tanda yang beda, baru sekarang ini Leon rasakan wajah kebencian di matanya.
Pada kenyataannya Leon tidak akan menahan Sarah ke mana pun. Dia bukan pihak keluarga Sarah. Dia hanya bawaan yang seonggok sampah dipungut kemudian dibuang.
Suatu hari Leon juga akan sama seperti Sarah, tersingkir setelah apa yang mereka peroleh untuk perebut harta tatha bukan milik mereka.
Sarah keluar dengan wajah semirgah, dia pun membuka pintu mobil Naomi memasukan barang dan tas dia bawa itu.
"Sori, kau sudah lama menunggunya?" sapa Sarah merasa tidak hati pada Naomi.
"No! Tidak ada lagi tertinggal di kamarmu?" jawab Naomi kemudian bertanya pada Sarah saat dia hendak untuk masuk ke mobilnya.
"Tidak," ucapnya.
"Nona!" Leon memanggil Sarah yang hendak masuk ke mobil temannya. Leon tidak tau mobil siapa dia naikin.
Sarah pun mengurungkan masuk, dia pun dengan wajah kesal pada Leon. Membuang waktu keberangkatannya. Leon tau Sarah akan jauh lebih kesal padanya. Dia mengeluarkan sesuatu pada Sarah. Sebuah flashdisk, Sarah mengernyit.
"Sudah waktunya Nona mengetahui sesuatu tidak Anda ketahui, ini flashdisk suatu yang harus Nona tau. Saya berharap dengan ini Nona mengerti maksud niat baik saya membantu Nona, selamat berlibur, Nona Sarah Christina Sandewi," Leon membungkuk kemudian mundur tiga langkah dan pergi meninggalkan Sarah begitu saja. Dengan flashdisk di tangannya.
Naomi yang melihat itu hanya bersikap santai. Sarah tidak paham maksud akhir ucapan Leon tadi. Dia pun masuk ke mobil Naomi. Setelah mobil hitam itu meninggalkan rumah Pratama. Leon berdiri tidak jauh dari lokasi.
"Dia sudah pergi, Tuan. Sesuai rencana yang Anda perintahkan, misi saya selesai," ucap Leon menelepon seseorang di sana.
Leon mematikan panggilan itu, tanpa sadar seseorang dari belakang memukul dia menggunakan kayu baseball. Leon mengerang kesakitan dia sempat menoleh tapi tidak jelas siapa yang tega lakukan padanya.
Kayu baseball itu terjatuh setelah melihat Leon pingsan di lantai. Orang itu mengambil ponsel Leon, dia masukan ke kantongnya. Setelah itu menarik tangan Leon dan menyeret dia ke suatu tempat.
🍃
Naomi sesekali melirih benda kecil di tangan Sarah. Sarah malah tidak paham akan benda persegi panjang ini. Maksud perkataan Leon itu apa.
"Isinya apa?" Naomi bertanya pada Sarah, dia juga penasaran sama benda itu.
"Kurang tau, aku juga tidak tau isinya. Katanya sesuatu yang harus aku ketahui. Memang sesuatu apa?" Malah Sarah bertanya kepada Naomi.
Naomi sendiri tidak tau, memang dia detektif. Bahkan dia juga pengin tau. Tapi itu milik Sarah. Dia tidak paham mengetahuinya.
"Kenapa tidak kita dengar saja di sini," usul Naomi mengambil flashdisk dari tangan Sarah. Kemudian masukan benda itu ke tape yang paling canggih mobil Naomi.
"Tunggu, kau yakin? Aku takut benda itu malah melacak dan melakukan kejahatan?" Sarah takut saja, firasatnya membuat dirinya memikirkan sesuatu berbahaya.
"Kau tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa. Kau tau, mobil ini memang tidak pernah aku gunakan. Tapi aku yakin tidak ada yang bisa melacak keberadaan kita saat ini," ucap Naomi kemudian. Dia pun menghidupkan tanda On, dan flashdisk pun menyala kedap kedip hijau.
Sebuah suara rekaman, Sarah dan Naomi mendengar sangat cermat. Suara itu percakapan antara dua orang dewasa. Bahkan terjadi suatu pukulan keras membuat suara wanita itu meringis kesakitan.
"Berani-beraninya kau mengikuti campur urusanku?! Sudah aku katakan biar aku atasi semua?! Sedikit lagi putri kita menikah, kemudian punya cucu, maka harta Janandra menjadi milik kita?!" tutur Mario menekankan pada Yuki.
"Cukup, Mario! Percuma, itu bukan milik kita. Yang pantas adalah Sarah?! Dia pemilik warisan itu bukan Rachel?! Kasihan Rachel, Mario?!" teriak Yuki tidak jauh lebih keras.
Sarah kenal suara itu, itu suara Yuki, mama Yuki. Sarah baru ingat malam kemarin Yuki ke kamar membawa makan malam untuknya. Dan melihat dibalik wajah dan matanya lembab bekas biru-biru. Apakah itu ....
"Abraham hanya menitipkan kita untuk menjaga wasiat itu, menjaga Sarah setelah Sarah resmi menikah, ingat Mario, kita hanya penitipan bukan pemilik sebenarnya. Yang berhak menjadi keluarga Janandra itu Sarah, bukan Rachel," Yuki memelankan suaranya mencoba menyadarkan Mario.
"Diam! Rachel yang lebih berhak mendapatkan itu semua. Jika bukan Kakek selalu disayang Abraham, aku yang menjadi pewaris perusahaan itu. Tapi setelah Abraham meninggal kini aku yang menguasai semuanya. Dan Rachel yang berhak mendapat itu semua. Aku sudah bosan hidup miskin dan gadis itu terus mendapat kemewahan terus menerus! Setelah pernikahan Rachel dengan Roy?! Dia akan tersingkir dari rumah ini karena rumah ini sebentar lagi akan menjadi miliki kita, Yuki?! Milik kita?! Kau masih ingat?! Kita tidak akan hidup miskin lagi?!" raungnya sambil menekan kedua pundak Yuki.
Sarah bagai disambar petir, apa yang dikatakan oleh ayahnya sendiri. Sarah tidak tau selama ini mereka berbaik padanya hanya untuk menyingkirkan dirinya. Bahkan harta warisan dari orang tua kandungnya juga dialihkan oleh ayahnya Rachel. Yang pantas menikah itu dirinya bukan Rachel.
Naomi mendengar semua percakapan atas pengakuan Om Mario. Jadi benar dikatakan oleh ayahnya. Om Mario memang rencana untuk menyingkirkan Sarah demi harta kekayaan dimiliki Janandra?
*****
Up say.
Maaf ya klo lama. Gimana ada yg suka?
Kok jadi mafia gini sih ceritanya.
Hahaha.
Kalau ada salah di maklumi ya. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romance"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...