Rachel mengetuk kakinya karena kegelisahan menunggu Roy tidak kunjung muncul batang hidungnya. Waktu ditelepon Roy akan menjemputnya setelah selesai rapat dengan para kandidat dosen dia pegang. Sebenarnya Rachel juga ingin ikut hadir acara rapat itu. Akan tetapi Roy malah mengatakan bukan masalah penting.
"Ke mana sih, huh, kalau begini aku menyusul?! Mobil pun acara mogok begini?!" gerutunya sembari menendang ban mobil sendiri.
Rachel berdiri berharap ada seseorang membantu untuk perbaiki mobil dia pakai ke kantor. Rachel memang bukan ahli dalam bidang otomotif, dia juga terlalu gengsi, kalau begini lebih baik dia ikut Leon. Sekarang kesialan malah berpihak terus padanya.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Suara asing menyapa Rachel sedari tadi mengomel tidak jelas di pinggir jalan.
Rachel menoleh sumber suara itu, sebuah motor bermerek honda berhenti di belakangnya, dari ujung kaki sampai kepala Rachel perhatikan, Rachel tidak mengenal siapa pria menyapanya. Karena ditutupi oleh helm jadi.
Pria itu tahu maksud tatapan Rachel padanya, dia pun tanpa segan melepas helm dia pakai serta penutup mulutnya. Rachel bergeming sesaat, pria itu membalasnya dengan senyuman.
"Ada apa dengan mobilmu, Nona?" Pria itu bertanya lagi pada Rachel. Dengan cepat Rachel sadar dari tatapan pria di depannya.
Dia terlalu tampan, sialan! Rachel ingat, kau sudah miliki Roy, jangan karena pria mana pun menyapa, kau terkecok senyuman darinya. batinnya.
"Oh? Sori, mobil saya mogok, saya tidak tahu masalah pada mobil ini, padahal kemarin-kemarin baik-baik saja," kata Rachel memberitahu kepada pria itu.
Pria itu pun turun dari motornya, kemudian membuka depan mobil memeriksa, Rachel cuma diam di samping sambil memperhatikan pria itu menyentuh mesin mobil tersebut. Bukan itu yang Rachel perhatikan, tapi paras wajah pria itu, terlalu menggoda. Isi pikiran Rachel entah ke mana-mana sekarang, dia sambil menggigit gagang kacamatanya karena gemas.
"Dari saya lihat tidak ada masalah dengan mobil Nona," ucap pria itu, Rachel langsung bersikap angkuh, tidak ingin dilihat bahwa dia terpesona ketampanan pria itu.
"Benarkah? Lalu, apa yang rusak?" Rachel kebingungan menjelaskan soal permasalahan mobilnya.
Lalu pria itu mendekati Rachel, aroma parfum dipakai pria itu tercium sangat menyengat di hidungnya, Rachel sampai kesulitan melepas aroma itu.
Pria itu pun buka pintu pengemudi dan dia mencoba hidupkan mesinnya. Seulas senyuman terbit di sana, Rachel hampir lemas dengan senyuman pria itu.
"Sialan! Kenapa sih manis sekali, ingat Rachel, kau sudah punya Roy!" teriak Rachel pada dirinya sendiri.
"Ya ampun Nona, apa Nona setiap menggunakan mobil tidak pernah memeriksa bensin tersebut?" Pria itu bertanya lagi, setelah dia keluar dari mobil Rachel. Rachel seperti wanita yang bodoh banget.
"Hah? Maksudnya?"
"Pantas saja mobil Nona tidak jalan, apalagi mogok, karena mobil Nona kehabisan bensin," jelas pria itu beritahu kepada Rachel.
"Bensin?" Segera Rachel mengintip, tanda merah di sisi kanannya, Rachel memejam matanya karena terlihat malu.
"Sori, saya tidak tahu. Tidak apa-apa, nanti bagian penyeret mobil akan datang, dan membawa ke bengkel sekalian di isi," kata Rachel, ya itu yang bisa dia katakan pada pria itu.
"Ya Tuhan Rachel, sekali saja buang semua rasa penasaran pada pria di depanmu, Roy, ingat Roy!" gerutu Rachel mengomel sendiri.
****
Up pendek khusus Rachel aja.
Hahaha. Maaf aku gk pintar soal namanya mesin mobil. Kalau ada salah tolong kasih tau ya. Asli bukan ahli bidang otomotif. Naik kereta aja gak bisa, 😆😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
Romance"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...