Sudah satu minggu, Sarah belum berhasil ditemukan. Bahkan teman baiknya sibuk mencari keberadaan di mana Sarah sekarang. Apalagi Sheren, sepupu yang paling menjengkelkan ikut mencari keberadaan saudara sepupunya.
Semua orang yang dulu tidak mengakui Sarah, tidak mengakui keberadaan Sarah, kini mereka peduli. Bahkan jauh lebih berharga. Beda dengan Rachel jauh lebih sibuk mementingkan pernikahan yang sebentar lagi akan tiba.
Dirinya sibuk dengan beberapa kertas di meja kerja sembari menerima panggilan telepon dari rekan bisnis tersebut. Rachel tidak mengetahui terjadinya pada sikap kedua orang tuanya.
Yuki masih diam, dia masih bersikap biasa seraya seorang istri melayani suami yang sibuk pada pekerjaan. Mario sering pulang larut malam, bahkan sering tercium bau alkohol ketika hendak tiba di rumah.
Yuki diam-diam memantau aktivitas pekerjaan suaminya. Yuki sungguh sakit hati setelah apa dia ketahui atas sikap Mario terlalu dingin dan kasar padanya. Jika bukan dirinya meminta seseorang mencari sumber sikap berubah belakangan ini.
Kini Yuki mengetahui semua, di mana Mario menerima panggilan telepon secara diam-diam. Mario telah menghamili seorang wanita tak lain adalah sekertarisnya sendiri. Bahkan, Mario diam-diam menyimpan wanita itu di apartemen milik pribadinya. Sungguh Yuki tidak kuasa menahan semua itu. Yuki sudah muak atas sikap Mario semena-mena.
"Nyonya," Yuki menoleh dan senyum pada pemuda itu.
Pemuda itu membawa makanan untuk Yuki. Beberapa hari ini Yuki sering mengurung diri di kamar, dia tidak ingin melihat suaminya yang selalu marah tidak jelas.
"Saya bawakan sarapan untuk Nyonya. Nyonya belum makan apa pun, saya takut Nyonya sakit," sapa pemuda itu, meletakkan makanan ke meja di dekat tempat tidur.
Yuki masih beri senyuman pada pemuda itu. "Terima kasih, Hanz," sambut Yuki ramah.
Hanzo itu adalah nama pemuda yang meminta pada Yuki menyelidiki aktivitas Mario. Setelah Yuki mendapatkan rekaman video dari Hanzo. Yuki sangat terpukul, bahkan Sarah, putri angkatnya masih belum ditemukan sejak dirinya pergi bersama Naomi.
Hanzo melangkah mendekat, Hanzo mengerti perasaan Yuki. Hanzo pernah merasakan di posisi itu. Namun posisi itu berbalik ketika kedua orang tuanya memilih akhiri hidup.
Miris hidup Hanzo saat itu, jika bukan Yuki menyelematkan hidupnya. Mungkin Hanzo akan sama seperti orang tuanya. Memilih akhiri hidup tanpa beban memikulnya. Hanzo memang bekerja sama dengan Yuki, sejak Yuki mulai sadar atas kebusukan dibalik perilaku Mario.
"Saya mengerti keadaan Nyonya saat ini. Saya juga merasakan bagaimana dikhianati. Bahkan saya merasakan bagaimana disalahkan. Dunia ini tidak sempurna, Nyonya. Daripada Nyonya memilih menyakiti keadaan sendiri. Alangkah baiknya Nyonya bersikap hal biasa seraya Nyonya tidak terjadi apa pun, saya ada di samping Nyonya. Sampai kapan pun saya akan menjadi perisai Nyonya," ungkap Hanzo pada Yuki.
Yuki melirih pemuda itu, entah kenapa kini Hanzo telah dewasa. Pemikirannya sangat luar biasa. Yuki begitu beruntung, semua itu Yuki juga tidak ingin Mario tau, bahwa dirinya masih memiliki Hanzo. Seorang anak yang polos menangis karena kesedihan atas penderitaan di dapat ketika Key dan Rei memilih akhiri hidup.
Dunia sekarang memang kejam, tak memandang satu pun bulu di mata mereka. Mario telah obsesi atas kekayaan dari saudara iparnya. Kekayaan yang bukan miliknya seharusnya tak dipergunakan untuk kepentingan sendiri.
"Kau sudah dewasa sekarang, Hanz. Saya tidak tau sampai kapan menjalani hidup ini jika tanpa ada dirimu di sini. Saya bisa hadapi sendiri. Mulai sekarang kau bebas berkeliaran kemanapun. Cepat atau lambat akan berakhir," ucap Yuki seraya memegang wajah Hanzo yang nanar menatap Yuki penuh tanda tanya.
Selama ini Hanzo bekerja untuk Yuki. Mengawasi setiap insan di balik sikap Mario. Bahkan Hanzo diam-diam mengikuti keberadaan Mario selama berada di kantor. Menyamar seseorang itu tidak mudah bagi Hanzo. Demi Yuki, Hanzo akan lakukan agar tak ada lagi hakekat kekejaman.
"Saya tetap akan menjadi perisai, Nyonya. Sampai kapan pun saya tetap akan mencari bukti bahwa harta dimiliki Tuan Mario bukanlah miliknya, sebentar lagi Nyonya. Tuan Mario akan kaget setelah Nona Rachel menikah dengan pria dijodohkan oleh Tuan Mario," kata Hanzo pada Yuki.
Yuki mengerut, dia tidak mengerti maksud perkataan Hanzo. "Maksud mu?"
Hanzo mulai menceritakan semua perencanaan yang tersusun sangat rapi. Bahkan tanpa sepengetahuan Yuki sekalipun, rencana itu sangat mulus. Yuki mendengar itu tidak percaya. Semua berpihak pada putri dari almarhum saudara iparnya.
"Apa itu akan berhasil? Kenapa kau tidak katakan dari awal bahwa kau berkomplotan dengan ...."
"Saya tau Nyonya akan kaget mengenai hal ini. Semua tersusun rapi. Setelah hari pernikahan Rachel dengan Tuan Roy. Bahkan wanita yang tengah mengandung dari Tuan Mario juga akan hadir di pernikahan Rachel nantinya. Tentu Nona Sarah juga akan tiba di sana. Bukankah tanpa Sarah, Rachel jauh lebih bebas?" potong Hanzo.
Yuki tidak menyangka semua itu adalah rencana sangat sempurna. Yuki memang menginginkan Mario sadar, bahwa kekayaan dia pegang bukan sepenuh miliknya. Apalagi Rachel telah kepincut oleh omongan Mario. Yuki tidak yakin hal ini akan berhasil. Apalagi kasus kematian Abraham saja masih misteri.
"Mama!" Rachel tiba-tiba membuka pintu kamar Yuki.
Seketika Hanzo bangkit dari duduknya. Rachel menatap dua orang di dalam penuh tanda tanya. Rachel memang jarang bertemu dengan Hanzo. Tapi kali ini Rachel bertemu dengannya lagi.
"Nona Rachel, apa kabar?" sapa Hanzo sopan.
Yuki malah masuk tanpa menyambut sapaan dari Hanzo. Rachel melewati begitu saja.
"Ma, Rachel ingin ganti busana," ucap Rachel manja.
"Memang ada apa dengan busananya?" tanya Yuki.
Yuki sudah lelah, kebutuhan Rachel selalu di pilih-pilih. Rachel merengut. "Busana yang kemarin itu tidak pas dan tidak setara dengan gedung buat pernikahan. Rachel mau yang jauh lebih mewah. Apalagi, pernikahan Rachel kali ini.
"Hari ini Mama tidak bisa menemani kamu, Sayang. Mama ada arisan dengan teman-teman, kamu bisa pergi bersama Hanz, kalau kamu tidak keberatan," ucap Yuki, Rachel menoleh.
"Sama dia?" tunjuk Rachel, Yuki mengangguk.
"Memang Mama tidak bisa membatalkan arisan bersama teman-teman? Apa begitu pentingnya, kah, arisan daripada putri Mama yang sebentar lagi akan menikah?" ucap Rachel dengan wajah sedih.
Rachel merasa Yuki telah berubah. Sejak Sarah menghilang. "Bukan begitu, Sayang," Yuki tidak ingin buat Rachel berprasangka buruk apa yang terjadi hal ini.
"Ayolah, Ma! Rachel malas pergi dengan laki-laki seperti dia, bagaimana jika orang lain mengira kalau Rachel belum menikah sudah berselingkuh?" Hanzo yang melihat sikap bicara putri dari Nyonya kepercayaan pun ingin ikut tertawa.
"Mohon maaf, Nona Rachel. Saya bukan laki-laki seperti di luar yang sering Nona kenal," balas Hanzo, seakan menyinggung perasaan Rachel.
Yuki tau Hanzo sengaja mengatakan seperti itu, agar Rachel makin kesal padanya. "Jaga ucapanmu?! Kau tidak tau apa-apa, jadi jangan sembarang jika tidak ada bukti!" sengit Rachel setelah apa dia dengar penuduhan dari Hanzo.
Hanzo menerbitkan satu ulasan senyuman untuk Rachel. "Saya mempunyai buktinya, Nona. Jika Nona ingin melihatnya? Saya bisa perlihatkan kepada Nona," hormat Hanzo pada Rachel.
Rachel beranjak dari duduknya kemudian keluar tanpa mengatakan apa pun. Yuki melihat Rachel marah sekali pada Hanzo. Hanzo dengan cara mengusir Rachel dari kamar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER MY SKIN ( TAMAT)
عاطفية"Please, Om! Sudah...." Desahan demi desahan yang dilakukan oleh Roy Hartono Putra, semakin memacu mendorong intiman panas dibawah kekuasaannya. Roy tergila-gila dengan kelembutan dari seorang gadis yang masih jauh dibawah umur, namun apa dayanya...