Bagian 15.

16.9K 401 50
                                    

Mario Andrianto Pratama, seorang pria paruh baya telah berumur 55 tahun, tengah meratapi beberapa kertas serta dokumen-dokumen di atas mejanya. Membaca sangat teliti, sedangkan pria disebelahnya adalah sekretaris kepercayaannya setia menunggu pakbosnya selesai menyelesaikan berkas ada di tangannya.

Lalu terdengar suara langkah kaki mendekati tempat kerjanya. Mario melirih dari ujung kaki seseorang telah berdiri di depan pintu, ternyata sosok itu adalah putri tunggalnya sendiri---Rachel.

Dengan cepat Mario melepaskan kaca matanya yang terus menggantung di hidungnya. Sementara sekretaris kepercayaan Mario hanya melirih sangat lama. Rachel pun mengarah kakinya ke sofa, dengan wajah yang sangat tidak bersahabat itu.

"Ada apa, Sayang? Bagaimana makan siang kamu dengannya?" Mario menghampiri putrinya dalam menekuk ekspresinya terlihat sangat kesal.

"Kurang menyenangkan!" serunya, melipatkan kedua tangan di depan dada.

Mario menoleh, dan memberi kode kepada sekretarisnya untuk keluar dari tempat kerjanya. Sekretarisnya pun menunduk dan berlalu meninggalkan tempat itu, Rachel hanya melirih sebentar kemudian kembali pada dunia kesalnya.

"Ada apa sebenarnya? Di mana yang kurang menyenangkan?" Mario kembali bertanya sembari mengusap-usap kepala Rachel.

Rachel mendengkus, ia mengingat kembali saat makan berdua dengan Roy. Ya, kekesalan itu muncul saat Roy lama sekali di kamar kecil. Setelah selesai makan berdua di kafe tadi. Rachel meminta Roy temani dirinya ke salah satu butik untuk melihat baju pengantin. Saat di butik, Rachel yang sedang memilih-milih, Roy kembali menghilang tanpa jejak. Tentu Rachel dengan wajah kesal saat mencoba meneleponnya, sebaliknya nomor ia hubungi malah tidak tersambung. Di sinilah Rachel melampiaskan rasa kesal di kantor ayahnya.

"Apa dia tidak suka dengan Rachel?" Sebaliknya Rachel bertanya pada Mario. Mario mengerut, tidak paham maksud dari pertanyaan putrinya.

"Maksud kamu?"

Rachel mendengkus lagi kemudian melirih ayahnya. Lalu berpaling ke arah lain. "Sudah dua kali, Rachel jalan berdua dengan Roy. Pertama jamuan makan bersama di rumah kita, setelah jamuan itu, Papa mengumumkan soal perjodohan Rachel dengannya. Lalu setelah selesai Papa membahas soal acara pernikahan. Mama meminta Rachel dan dia ke butik untuk memilih baju pengantin. Tetapi tiba di sana, dirinya tiba-tiba menghilang tanpa jejak," ucap Rachel menceritakan keluh kesal pada ayahnya.

"Lalu?"

"Rachel memaklumi dia adalah pria yang sibuk. Karena dari kesibukannya dia tidak ingin mengganggu masalah pribadi dengan pekerjaan, Rachel akui itu sangat bagus. Tetapi pada hari ini, Rachel juga kembali alami hal itu lagi! Makan berdua dengannya, setelah selesai. Rachel minta dia temani ke butik untuk memilih kembali baju pengantin tertunda kemarin. Dia kembali menghilang lagi tanpa jejak! Betapa malunya wajah Rachel di butik itu, Papa?!" lanjutnya menceritakan permasalahan atas kesalnya terhadap Roy.

Mario mendengar sangat baik, dari cerita putri tunggalnya, tentu tidak memicu siapa pun menghalangi pernikahan itu. Mario menggenggam tangan yang kecil, sekarang tangan inilah yang akan merebut kembali segala kekuasaan.

"Papa tidak salah menjodohkan kamu dengan Roy, dari mata yang Papa lihat, kamu sangat menyukai pria itu. Tak perlu kamu kesalkan pada pria seperti itu. Papa akan berusaha untuk membuat dirinya bersih lutut dan memohon untuk segera menikahimu. Papa yakin, kamulah yang pantas berada di keluarga ini, Sayang!" ucap Mario sembari tersenyum dan mengusap-usap tangan Rachel.

Rachel mengerut dan melirih wajah ayahnya itu, "Maksud Papa? Pantas di keluarga ini?"

Mario bangun dari duduknya, ia sadar diri. Ia telah keceplosan mengatakan pada putrinya. Tidak seharusnya ia mengatakan itu.

"Pa? Memang apa yang terjadi? Memang Rachel bukan putri Papa?" Rachel bertubi-tubi mempertanyakan itu.

"Tidak! Kamu tetap putri Papa, Papa hanya asal bicara. Suatu hari nanti kamu akan tahu semuanya. Sekarang ayo kita pulang!" ujarnya kembali membereskan berkas dan dokumen di atas mejanya. Sedangkan Rachel masing bertanya-tanya atas ucapan dari ayahnya tadi.

****

Maaf, gk tepat janji.
Untuk masalah Sarah, belum bisa aku jelasin di part ini. Ya mudahan aj bisa diselesaikan.
Aku sedang gk da mood buat cerita.
Maaf ya. Pendek gpp ya. Asal uda up.
Buat yg gk suka gpp. Lewatkan aj.

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang