49

899 7 0
                                    

"Jelaskan pada kami, Naomi? Kenapa kau begitu tega membohongi kami?" geram Maria.

Naomi bukannya memberi jawaban pada ketiga temannya. Dia lebih memilih memasukan permen karet ke mulutnya. Selain itu satu orang pengganggu datang menghancurkan misinya.

"Sudahlah, Naomi. Tidak perlu kau sok cool di depan ketiga teman mu. Lebih baik lebih bagus jika kau memberitahu keberadaan Sarah," tutur perempuan berambut ikal.

Hera, Anna, dan Intan, saling berpandangan satu sama lain. Melihat dua orang di depan mereka saling berargumentasi sesuatu sulit mereka pahami. Apalagi Naomi dengan sikap tenang tidak merasa harus dijelaskan.

"Kenapa tidak kau saja beritahu di mana keberadaan Sarah? Aku sendiri juga tidak tau dia ada di mana?" balas Naomi dengan suara jauh lebih sengit.

Perempuan berambut ikal itu membuang permen dari mulutnya. Lalu menatap sanggar pada Naomi. Sebaliknya Naomi juga.

"Bukannya kau itu paling dekat dengannya? Sudah tidak perlu pura-pura berakting. Aku tau kau sengaja bloon. Setidaknya beritahu mereka. Aku yakin mereka tidak akan bocor soal keberadaan dia. Semakin kau rahasiakan, semakin pula hidupnya makin menderita," ucapnya tenang.

Hera dan teman lainnya masih bengong melihat dua manusia saling beragumentasi tidak jelas itu. "Hei, hei, daripada kalian berdua berdebat tak jelas begini. Langsung saja, di mana Sarah?" sekarang giliran Anna bersuara.

Anna sudah tidak sabar ingin mengetahui secara langsung. Apalagi dengan cara mengurung waktu hingga batas waktu digunakan akan segera berakhir. Belum lagi mata kuliah akan segera datang.

"Tanya saja dia, bukannya dia temanmu?" tunjuk perempuan itu, Anna pun mengalihkan pada Naomi.

"Nao, aku tau, kau dengan Sarah, teman yang paling dekat. Aku tidak tau tujuan kau merahasiakan ini semua. Tapi aku hanya perlu satu yang pasti, di mana kau sembunyikan Sarah. Apa maksud kau menghilangkan jejaknya? Apakah kita ini bukan temannya?" sekarang Anna serius mengatakan soal ini pada Naomi.

Selama Anna mengenal Naomi dan Sarah saat awal perkuliahan. Anna memang tipe gadis paling diam, tapi suka berdandan cantik sesuai seleranya. Tetapi ketika bertemu dengan Sarah dan Naomi. Anna merasa aura mereka berdua berbeda sekali. Bahkan Anna hingga sekarang penasaran dengan sosok Naomi. Kadang suka menghilang tanpa mengatakan sepatah kata pun. Bahkan bisa muncul secara tiba-tiba hingga membuat yang horor melihatnya.

"Sudahlah katakan saja, daripada permasalahan ini semakin panjang, toh, mereka juga tidak akan bocor soal privasi mu. Sampai kapan pun kau menyembunyikan identitas ...."

"Stop, Keyla! Aku tidak meminta kau datang mengawasi hidupku!" kini Naomi menegaskan pada perempuan itu yang dipanggil oleh Naomi.

Ya, perempuan yang tiba-tiba muncul dari mana asalnya. Keyla Ariana, saudara sepupu dari kerabat ayahnya yang jauh. Bahkan saudara paling Naomi benci.

Naomi sangat benci jika Keyla suka muncul dan mengganggu pekerjaannya. Selama ini Naomi memang tidak pernah menunjukkan identitas sesungguhnya kepada siapa pun terkecuali ayahnya sendiri mengumumkan kepada publik.

"Oke, oke! Aku pergi, aku hanya mengingatkan, Paman Felix sudah menunggu dirimu, jangan terlalu lama bersembunyi," Keyla beranjak dari duduknya. Bersiap untuk pergi dari tongkrongan mereka di kantin.

Setelah Keyla menjauh dari ke empat gadis itu. Giliran Hera menatap serius seakan menyelidiki Naomi. "Siapa gadis tadi? Sepertinya kau dengannya begitu akrab?" pertanyaan dari Hera untuk Naomi.

Naomi hanya menghela, dia benar-benar malas menjelaskan siapa Keyla. Ini yang dibenci oleh Naomi. Semua akan bertanya dan kepo.

"Dia, adik sepupu tiriku," jawab Naomi dengan nada yang malas sekali menyebutkan siapa Keyla.

"What? Adik sepupu tiri mu?" Anna sangat terkejut sekali, dia sekali lagi menoleh di mana Keyla telah menjauh dari tongkrongan mereka.

"Iya, dia adik sepupu tiriku, namanya Keyla Ariana. Dia digusur dari negara seberang," kata Naomi lagi.

Anna tidak percaya dan tidak yakin, jelas sangat beda tipis sifat kelakuan Keyla dengan Naomi. "Dari cara sikap dia bicara dengan kita tadi, dia sangat mirip denganmu, Nao?" timpal Anna masih belum yakin.

"Ya jelas, dia suka meniru gaya orang lain. Makanya dia lebih aneh daripada diriku," jawab Naomi santai. Menusuk pipet ke minuman dia pesan.

Hera dan Intan hanya saling menatap tidak memahami kepribadian Naomi saat ini. "Langsung ke inti. Di mana kau sembunyikan Sarah?" sanggah Intan.

Naomi berhenti menyeruput, sesekali dia melirih ketiga temannya. Naomi pun mau tak mau memberitahu.

****

Anna terperangah melihat tempat di mana dirinya berada sekarang. Bahkan lebih terperangah lagi Hera dan Intan. Naomi berjalan santai dan pintu gerbang terbuka secara elektronik.

"Ayo!" pinta Naomi ketika pintu itu akan tertutup kembali secara otomatis. Hera dan teman lainnya berlari kecil memasuki rumah bervilla itu.

Sarah sedang duduk santai sembari membaca majalah tentang lukisan. Banyak sekali yang harus dia pelajari. Kemudian Sarah mendengar suara tidak asing bayinya.

"Gila, Nao! Ini villa apa istana? Ini milikmu?" kagum Anna, dia benar-benar tidak percaya bahwa dirinya dibawa ke rumah kerajaan.

"Bukan, ini milik pamanku," jawab Naomi santai.

"Jawab saja, iya, tidak perlu dirahasiakan. Aku tidak akan pernah membocorkan tempat tinggal rahasia mu," kata Anna sembari melihat dan berjalan menelusuri tiap lorong yang ada.

Sarah menutup majalah itu, kemudian dia mendekatkan pintu kamar untuk melihat sumber suara itu. Naomi yang baru saja akan membuka pintu di kejutkan oleh Sarah.

"Naomi?"

Naomi hanya beri seulas senyuman pada Sarah. Lalu muncullah satu per satu kepala Anna dan teman-temannya.

"Hai! Sarah!" sambut Anna begitu bahagia.

Sarah terpaku mematung di posisinya. Sarah melirih Naomi, Naomi menepuk pundaknya dan mengatakan sesuatu. "Nanti aku jelaskan, setidaknya sambut mereka, anggap tidak terjadi apa pun," ucapnya.

"Hai, kenapa kalian bisa ada di sini? Bagaimana kalian ...."

Sarah belum selesai berbicara telah di potong oleh Intan. Intan adalah anak fakultas ekonomi, dulu satu angkatan dengan Naomi. Sarah hanya tau sekilas tentang Intan selebihnya hanya Naomi sendiri.

"Di ajak sama Naomi, apa kabar denganmu, bagaimana persembunyian mu selama satu minggu ini?" potong Intan.

"Aku? Aku baik-baik saja," jawab Sarah merasa pita suaranya tertarik.

Anna masih belum lepas dengan ruangan dia lihat itu. Hera dan Intan duduk sangat manis. Seorang pelayan datang membawa beberapa cookies kering dan minuman untuk tamu dari temannya Sarah dan Naomi.

Hera dan Intan merasa di layani sangat baik. Bahkan mereka merasa seperti berada di dunia perfilman. "Silakan di minum dan kue keringnya, apakah kalian temannya Nona Sarah?" sambut Elva pada Hera dan Intan.

Hera tegang dan mengangguk. "Iya, kami teman baiknya Sarah, Anda ...."

"Perkenalkan, saya pelayan pribadi Nona Sarah Meiga Gradhiana, panggil saja, Elva," sambutnya senyum yang panjang.

Hera seperti berada di dunia yang salah, "Oh, Elva, senang bisa berkenalan dengan mu. Aku, Hera, disebelah ku ...."

"Intan Purnamasari, teman satu angkatan dengan Nona Naomi, saya sudah tau, sedangkan teman mu satu lagi, Anna," sambung Elva.

Hera tercegah tidak bisa berkata-kata. Seakan ini aneh buat dirinya. Aura wanita tua ini beda. Sarah pun kembali setelah dirinya permisi untuk merapikan kamarnya. Karena ketiga temannya pasti akan menginap.

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang