52

1.4K 7 0
                                    

"Oohhh ... Mr. Felix, artis itu, ya?" heboh Hera. Seakan otaknya tidak bekerja.

Anna menepuk jidatnya, Felix yang dengar jawaban temannya Naomi pun senyum tertahan. Apalagi Meilinda merasa bahagia jika putrinya mendapat teman yang begitu lucu.

"Bukan, loh, Hera!" Anna gemas pada Hera. Kadang mempunyai otak pas-pasan seperti Hera suka bikin naik turun jantung.

"Jadi, siapa dong? Ya, katamu Mr. Felix itu punya segalanya, punya properti, saham, Mafia, terus tanah berlimpah-limpah. Konglomerat sedunia dong? Terus wajahnya terpampang terus di media publik. Itu pasti dia artis papan atas dong? Seperti Shakrukhan?" kata Hera.

Anna bisa menghela pasrah, "Suka kau sajalah. Bisa jadi seperti itu," ucap Anna lelah menjelaskan kepada Hera.

Anna kembali menghadap Felix. Felix lepas tawanya. "Maafkan, teman aku, Mr. Felix. Teman aku memang susah mencerna tentang Anda."

"Tidak apa-apa, saya bisa memakluminya. Saya senang jika putri saya mempunyai teman selucu kalian. Siapa namamu, Nak?" Giliran Felix bertanya pada Hera.

"Aku?"

"Iya, kau!"

"Hera, Om! Hera Wendia Maharani," jawab Hera cepat dan lengkap.

Felix berubah ekspresi, setelah dia mendengar nama lengkap dari Hera. Felix sekali lagi memandang wajah Hera.
Meilinda memandang suaminya. Ada yang aneh pada sikap Felix.

"Ada apa, Honey?" Meilinda bertanya.

Felix langsung sadar, kemudian dia menoleh dan tersenyum. "Tidak ada apa-apa, Sayang. Baiklah saya ada keperluan, kalian berbincang-bincang dulu," ketika Felix beranjak dari perkumpulan teman Naomi.

Felix menatap Naomi, Naomi seraya memahami arti tatapan dari ayahnya. Sebaliknya dengan Meilinda. Suasana pun kembali hening. Hera masih sikap bloon, dan meminta penjelasan pada Anna. Sedangkan Intan malah sibuk dengan barang koleksi milik Felix.

Intan menyukai benda antik, apalagi benda yang jarang di temukan. Tanpa sengaja Intan menemukan sesuatu di dekat meja kecil. Sebuah kotak kecil dan terlihat cukup unik. Katika dia akan mengambil kotak itu, tiba-tiba Naomi bangun dari duduknya.

"Sudah waktunya kita kembali ke kamar masing-masing. Besok kita kembali ke kampus," peringatan dari Naomi.

Naomi menatap Intan. "Apa yang kau lakukan di sana? Jangan pernah sentuh barang apa pun, jika tanganmu hilang satu," ancam Naomi.

Intan pun menjauhkan tangan dari kotak kecil itu. Padahal Intan penasaran dengan isinya. Naomi benci jika ada seseorang diam-diam untuk mencuri sesuatu.

"Ah, aku tidak sentuh apa pun. Aku hanya penasaran dengan isi kotak kecil itu," ucap Intan, melangkah keluar dari ruangan pribadi keluarga Naomi.

****

Felix mencari daftar nama yang telah lama menghilang puluhan tahun. Felix bukan type pria yang gegabah soal keseriusan.

Pintu terbuka, Naomi masuk secara diam-diam. Di sana ada Meilinda, ibu tercinta duduk sambil membaca buku majalah fashion.

Felix meletakkan buku tebal yang sudah berdebu itu. Dia pun menyapu debu itu, dan dibukalah satu per satu lembar nama daftar di sana. Naomi masih diam diri di tempat menatap ayahnya yang sangat gelisah itu.

Felix akhirnya menemukan sebuah nama dan sebuah foto terpampang jelas. Daftar seseorang yang telah lama hilang. Felix masih mengingat itu semua terjadi kasus dua puluh satu tahun yang lalu.

"Ada apa, Papa, sepertinya Papa sangat gelisah sekali setelah mendengar nama Hera tadi?" Naomi pun memberanikan bertanya pada Felix.

"Kemarilah, Sayang," pinta Felix.

Naomi pun berjalan mendekati Felix. Felix menunjukkan sebuah foto dan identitas asli seseorang.

"Kau tau siapa dia?" Felix bertanya kembali pada Naomi.

"Musuh Papa," jawab Naomi cepat.

Naomi tentu tau, siapa saja musuh terbesar ayahnya. Meskipun usia Naomi masih muda. Naomi telah diajarkan oleh Felix beberapa pengetahuan, bahkan pernah diajak untuk bekerja sama dengan para agen Mafia sekalipun.

Namun sosok Naomi tidak mudah terdektesi. Apalagi Naomi pintar menyamar bahkan mengubah segala penampilan yang ada.

"Benar sekali, Sayang. Dia musuh terbesar Papa. Orang yang puluhan tahun telah lama menghilang. Bahkan jejak pun sulit di temukan. Manusia seperti dia tidak akan berhasil. Apalagi buronan telah membunuh begitu banyak orang. Apalagi dengan cara apa pun untuk mengambil akses data dengan tangan kosong," ujar Felix menjelaskan.

Naomi menyimak lalu dia melirik foto itu. Nama dengan jelas, Alfando Goxales Mahabrama.

"Nama Hera Wendia Maharani, Papa tidak salah ingat, Alfando memiliki seorang putri yang cantik, dan memiliki IQ rendah. Sebelum dia menghilangkan jejak dari negara ini. Alfando menitipkan putrinya kepada seseorang, ya, seorang wanita tidak lain adalah adik almarhum istrinya yang telah lama meninggal dunia akibat kecelakaan saat membantu Alfando sebuah misi," terang Felix.

Naomi sekali lagi memandang foto pria muda itu. Membandingkan wajah Hera dengan foto di sana. Beberapa detik Naomi teringat perkataan Intan saat dirinya mengusir mereka dari ruangan pribadi keluarganya.

"Ah, aku tidak sentuh apa pun. Aku hanya penasaran dengan isi kotak kecil itu,"

Naomi pun bergegas keluar dari sana. Felix belum selesai menjelaskan. Meilinda menatap putrinya saat pergi tanpa mengatakan apa pun.

Sementara di kamar penginapan, Hera sedang berada di kamar mandi, dia sedang menelepon seseorang. Sementara teman lainnya sudah tertidur pulas setelah diberi obat tidur oleh Hera.

Hera Wendia Maharani, anak dari agen rahasia, tak lain adalah Alfando Goxales Mahabrama. Alfando adalah watak kejahatan dan memanipulasi segala akses untuk kehidupan sendiri. Bahkan mengontrol segala keuangan dan memutar mata pencaharian sebagai kesenangan sendiri. Tidak hanya itu, Alfando terkait dengan kejahatan pembunuh bayaran. Hingga saat ini Alfando dinyatakan menghilang tanpa jejak setelah dirinya berjumpa dengan seorang wanita yang tak lain pengusaha ternama di negara seberang, bahkan wanita itu juga terkait kejahatan perampokan bank.

Setelah semua kasus terungkap, Felix berurusan dengan Alfando bahkan terjebak oleh cinta segitiga yaitu istrinya Alfando. Wanita cantik terpikat oleh siapa pun. Sayangnya Felix tidak terbuai rayuan licik seperti Safira Maharani. Ya, Safira Maharani adalah istri Alfando dikaruniai seorang putri yang cantik. Sayang ketika misi mendesak, Safira di kabarkan meninggal dunia karena kecelakaan tanpa sengaja.

Namun, kandungan itu selamat walau nyawa taruhannya. Safira mengetahui sebuah misi palsu. Ketika Alfando merampok sebuah bank terbesar, namun misi itu gagal ketika kepolisian berhasil menjebaknya. Kemudian mobil ke polisian mengejar di mana mobil Alfando kendarai. Sayangnya arah berempatan sebuah mobil melintas berlawanan. Dengan kecepatan tinggi menabrak mobil plat polisi hingga merenggang nyawa seseorang.

Alfando melihat itu semua mobil yang terbalik itu adalah istri nya. Dengan sigap Alfando bergegas keluar menyelamatkan istrinya dari mobil yang hampir meledak. Kepolisian sudah mendekati. Akan tetapi sebuah helikopter menghalangi mereka. Penembakan pun terjadi.

Ketika berada di rumah sakit, Alfando menodong sebuah senjata kepada dokter tersebut. Walau nyawa adalah taruhannya. Safira masih sempat senyum walau hidupnya adalah taruhan demi anaknya ada di kandungan.

Di sinilah Hera berada, Hera dilahirkan sosok gadis yang cantik seperti ibunya. Namun Hera akan melakukan apa pun, balas dendam adalah pikirannya. Demi orang tuanya. Bahkan sosok ayah yang belum diketahui keberadaannya pun masih abu-abu saat ini. Setelah kasus itu tersebar. Hera pun bersiap untuk melakukan aksi sebagai gadis lugu dan bodoh. Berteman dengan usia sebayanya. Apalagi berteman dengan manusia yang luar biasa diluar dugaan. Seperti berteman dengan Naomi, Anna, Sarah, Maria, bahkan Intan.

Hera berteman dengan mereka ada kaitan kasus dua puluh satu tahun yang lalu.

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang