Bagian 38.

2.8K 191 21
                                        

Mobil hitam berhenti salah satu villa, yang pasti bukan villa orang lain. Villa Grhatana pastinya. Milik Franky. Naomi keluar dari mobilnya disusul oleh Sarah juga. Kemudian satu orang kepercayaan dari keluarga Naomi mengangkat barang-barang milik Sarah dari mobil Naomi.

Sarah melihat villa itu, sangat besar dan lebar. Sarah pernah sekali ke sini, itupun tanpa sengaja di bawa oleh Naomi. Sekarang kedua kali dia kesini.

"Sementara kau tinggal di sini, sampai semua aman. Kau tidak perlu khawatir akan villa ini. Semua perlengkapan tersedia. Dan kau juga tidak perlu khawatirkan soal makanan atau segala kebutuhan. Di sini semua tersedia. Ada kebun sayur, ada kebun buah, ada lapangan baseball, dan semua fasilitas di sini lengkap. Anggap saja villa ini seperti rumahmu," ucap Naomi, sembari membawa Sarah keliling yang dia katakan tadi.

Sarah terkagum akan kemewahan Naomi miliki. Sarah bahkan jauh lebih iri pada Naomi. Memiliki keluarga sangat kaya raya. Jika boleh dikatakan Naomi jauh lebih beruntung. Namun Sarah tau bagaimana sikap Naomi tidak menginginkan harta kekayaan dari orang tuanya sendiri.

"Selamat Sore, Nona Naomi, ada yang bisa saya bantu?" Seorang wanita tinggi dan tegap. Wajahnya sudah berumur, bisa ditebak sekitar empat puluh tahunan.

"Oh ya, Sarah. Perkenalkan Madam Elva. Dia yang bertanggung jawab di villa ini. Bukan dia saja mengerjakan perkerjaan tapi beberapa anggota yang membereskan semua di sini. Madam, perkenalkan dia adalah Sarah Christina Sandewi, putri Janandra. Perlakukan dia secara hormat," ucap Naomi memberitahukan kepada Elva.

Elva yang mendengar sebutan nama Janandra, langsung memberi hormat kepada Sarah. Sarah sendiri diam tidak tau maksud Naomi barusan.

"Selamat datang Nona Sarah, senang berkenalan dengan Nona. Tidak perlu sungkan dengan kami Nona. Kami sangat menghormati almarhum Tuan Abraham dan juga almarhum Nyonya Renata," ucap Elva pada Sarah.

Sarah sampai tidak tau bahwa mereka juga kenal orang tua kandungnya sendiri. Sebenarnya siapa Naomi? Itu yang terus Sarah pertanyakan.

"Baiklah kau bisa kembali, ayo ada lagi yang mau aku perlihatkan padamu," kata Naomi kembali melanjutkan keliling mengantar Sarah lihat-lihat lagi. Di sana ada tukang kebun sedang menyiram tanaman sayur dan buah-buahan. Hingga ke tempat lapangan yang luas bagai sepak bola.

Terus salah satu tempat jarang sekali Naomi kunjungi. Sebenarnya Naomi tidak pernah ke sini, karena sudah waktunya Sarah ketahui semuanya. Ini juga diberitahu oleh ayahnya sendiri. Sebenernya Naomi juga tidak tau apa isi di kamar ini.

Setelah Naomi membuka yang terkunci puluhan tahun. Pintu itu masih bagus tanpa ada sedikit yang berkarat. Mungkinn sering dirawat dan dibersihkan. Naomi dan Sarah masuk bersamaan.

Sarah melihat sekeliling kamar itu, tertata sangat rapi penuh rak buku setiap sudut tanpa ada debu satu pun, bahkan ada juga pajangan foto di atas rak meja dan juga dinding. Foto yang sudah lama tanpa berwarna sedikit pun. Hitam putih. Naomi cuma melihat sekiranya. Karena dia tidak tertarik hal seperti itu.

Kemudian Sarah tidak sengaja menabrak sesuatu yang berdiri di depannya. Sebuah kayu kokoh dan tertutup kain putih. Dia pun menarik kain itu, dengan mata melebar tidak percaya. Naomi juga, sampai menghampiri Sarah. Sarah terduduk di tepi tempat tidur itu.

Sebuah lukisan skesta begitu indah, lukisan berupa sebuah rumah, rumah diliputi beberapa luas tanaman tersebut.

"Wow! Ini bukannya villa di tempati kita saat ini. Ini bagus sekali," puji Naomi, dia sampai tidak percaya yang dia lihat sekarang.

Dan di bawah tertulis sebuah nama dan tanggal penyelesaian. Abraham Janandra, 10 Maret 1991.  Bukan itu saja, Naomi menemukan sesuatu dibalik lukisan itu. Dia pun menarik kertas itu terselip di belakang kertas skesta tersebut. Lalu Naomi membuka dan dia pun membacanya.

Teruntuk putri tercinta Papa dan Mama.
Lukisan ini akan Papa berikan untuk putri tercinta dan terkasih. Maafkan Papa sayang. Papa tidak bisa melihat  dirimu tumbuh dewasa.
Papa bahagia kau terlahir sehat dan normal. Papa bahagia mempunyai istri sangat Papa cintai. Dia sangat kuat bahkan menjaga dirimu sampai lahir ke dunia.
Papa berharap ketika surat ini telah sampai di tanganmu, jagalah lukisan ini sebagai permohonan maaf Papa untukmu.
Lukisan ini berharga, dan sangat berarti kelak saat kau sudah dewasa nantinya.
Papa berharap kau tumbuh dewasa dengan wajah yang cantik seperti istriku. Lukisan ini adalah harta warisan yang Papa miliki. Bahkan Papa berikan semua untuk kau lanjutkan perjuangan masa depanmu.
Hanya kau yang pantas milikinya, putriku.
Banyak orang-orang luar merebutkan lukisan ini sebagai kejahatan demi keserakahan mereka. Papa percaya kau bisa melewati semua orang-orang mencoba menjatuhkan keluarga Janandra.

Surat itu terputus, karena terdapat sobekan. Pasti ada seseorang lebih dulu menemukan surat ini. Tapi tidak mungkin. Jikalau ada seseorang membaca duluan. Tentu penjaga melihatnya. Pikir Naomi.

Sarah sudah membaca surat pemberian ayahnya sendiri. Sarah menangis tanpa hentinya. Ternyata hidup dia begitu rumit hingga dia tidak tau bagaimana.

Lukisan itu juga Sarah sentuh, masih bagus tanpa ada luntur sama sekali. Bahkan masih bagus. Tidak heran bagi Sarah. Ternyata dia memiliki keturunan seperti ayahnya suka melukis. Pantas Rachel sang kakaknya sangat membenci dirinya setiap dia melukis sebuah rumah.

Bahkan ayahnya sendiri juga tidak menyukai gambar setiap dia tunjukkan kepadanya ketika dia menang perlombaan. Apalagi sepupunya Sheren juga sama selalu mengolok-olok dirinya.

Karena inilah dirinya berbeda, karena ini juga keluarga Pratama sampai mempercepat pernikahan Rachel dengan Roy. Setelah Rachel menikah dia akan tersingkir dari rumah itu?

Tuk tuk tuk!

Suara ketukan pintu membuat Naomi sigap. "Siapa?" Naomi bersuara.

"Maaf, Nona Naomi, ada tamu ingin bertemu dengan Nona," jawab Elva. 

Naomi sudah siaga pertama. Karena tidak ada yang tau kalau mereka ada di sini. "Baiklah, suruh dia tunggu sebentar. Aku akan keluar beberapa menit lagi!" pinta Naomi pada Elva.

"Baik, Nona," Elva pun mengundurkan diri. Di ruang utama, seorang pria bertato berdiri sembari  lihat-lihat sekitar pajangan dan benda-benda berharga itu.

Beberapa menit kemudian Naomi pun keluar dan menemui tamu itu. Sedangkan Sarah, ada di kamar. Karena Naomi tidak ingin ada yang tau kalau Sarah ada di sini.

Dilihat dari jauh, Naomi sudah mengenal siapa pria itu. Dia pun menghampiri pria itu dengan pakaian sangat berantakan.

"Dari mana kau bisa tau aku ada di sini?" Naomi bersuara dan mendekati pria itu.

Pria itu pun menunjukkan sebuah benda kecil ada di flashdisk itu. "Dari sini," jawabnya.

Naomi senyum dan tidak teliti. "Kau datang sendiri?"

Pria itu mengangguk, mereka pun duduk berhadapan. Lalu seorang pelayan membawa minuman untuk tamu Naomi. Pria melirik sebuah kamera dari sudut ke sudut.

****

Update nih sesuai janji. Hahaha.
Pria bertato siapa lagi sih?
Pastinya Roy heheh.

UNDER MY SKIN ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang