Chapter 25 : Anak Perempuan Berambut Biru

90 11 4
                                    

Fadli dan Nadia sedang berjalan berduaan di sebuah jalan di kota Olimpus. Nadia lalu bertanya kepada Fadli dengan serius.
Nadia:"apa yang terjadi kepada iblis itu? Apa kamu membunuhnya?"
Fadli:"tidak, dia belum melakukan sesuatu yang membuatnya pantas untuk di bunuh, aku menyerahkan dia kepada para prajurit"
Fadli lalu melihat kearah Nadia dengan tatapan sedih.
Fadli:"Nad, aku ingin bertanya sesuatu kepadamu, dan aku ingin kamu menjawabku dengan jujur"
Nadia:"baiklah, apa?"
Fadli:"apakah seperti itu aku di matamu saat ini? Hanya seperti seorang pembunuh?"
Nadia langsung terdiam setelah mendengar pertanyaannya Fadli.
Fadli:"kamu mengajak Celes dan yang lain untuk kembali ke kota setelah kamu melihat ekspresiku, karena kamu berpikir kalau aku pasti akan membunuh iblis itu, dan kamu tidak ingin yang lainnya melihat itu bukan?"

Nadia kembali terdiam, tapi kali ini dia berhasil membuka mulutnya untuk menjawab.
Nadia:"iya, aku memang berpikir kalau kamu akan membunuh iblis itu"
Fadli merasa sakit hati setelah mendengar itu, dan dia langsung murung.
Fadli:"kalau itu yang kamu pikirkan tentangku maka biarlah"
Nadia:"tapi, aku belum selesai, dengerin dulu"
Nadia:"aku memang berpikir kalau kamu akan membunuh iblis itu, tapi aku tidak pernah berpikir kalau kamu itu adalah seorang pembunuh"
Nadia:"aku tau kamu pasti mempunyai alasan yang kuat untuk membunuh seseorang"

Fadli:"tidak peduli apapun alasannya, pembunuh tetaplah pembunuh"
Nadia:"bisakah kamu berhenti berpikir seperti itu? Kamu membuatku semakin khawatir kepadamu"
Fadli langsung tertawa sepat setelah mendengar itu.
Fadli:"khawatir? Untuk apa kamu mengkhawatirkan aku?"
Fadli:"bukankah kamu bilang sendiri, kalau hubungan di antara kita berdua, tidak akan berubah"
Fadli:"itu berarti kita bahkan bukan seorang teman, kita hanyalah seorang kenalan yang kebetulan berada dalam satu kelompok"
Nadia merasa sakit hati setelah mendengar perkataan dari Fadli.
Nadia:"aku tau itu, tapi caramu menyampaikan itu cukup menyakitkan"
Fadli:"aku tau, aku juga merasakannya"

Nadia:"dan juga, walaupun hubungan di antara kita berdua akan selalu seperti ini, setelah semua yang telah kita alami bersama, aku berhak untuk mengkhawatirkanmu, dan aku yakin kalau kamu pasti juga mengkhawatirkanku"
Fadli:'itu karena aku masih menyayangimu sampai saat ini'
Fadli:"kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, karena tidak peduli apapun yang terjadi, aku akan tetap menjadi Fadli yang biasanya"
Nadia:'aku juga sangat berharap kalau kamu akan selalu menjadi Fadli yang dulu, seorang yang sangat canggung, tapi juga baik hati'
Nadia:'tapi aku tau kalau itu sudah tidak mungkin lagi, karena bahkan saat ini kita sedang membahas sesuatu yang seharusnya tidak kita bahas'

Saat mereka sedang serius dengan pikiran mereka masing masing, tiba tiba ada seorang anak perempuan berambut biru yang berumur sekitar 4 sampai 5 tahunan menabrak kaki Fadli. Fadli dan Nadia lalu berjongkok untuk melihat keadaan anak tersebut. Mereka kemudian langsung terkejut ketika mereka melihat kalau tubuh anak perempuan itu penuh dengan luka.
Fadli:"kamu baik baik saja? Apa yang terjadi kepadamu?"
Anak perempuan itu melihat ke wajah Fadli dan Nadia kemudian dia tersenyum.
???:"akhirnya"
Anak perempuan itu langsung pingsan setelah mengatakan itu. Tidak lama kemudian mereka melihat ada sekumpulan orang yang datang ke arah mereka.

Orang 1:"permisi, apakah kalian melihat anak perempuan berambut biru lewat di sekitar sini?"
Nadia langsung melihat kearah Fadli, dan anak perempuan yang tadi tiba tiba berubah menjadi sebuah tas belanjaan, Nadia langsung terlihat bingung. Sedangkan Fadli tersenyum kearah orang orang itu.
Fadli:"maaf, kami terlalu fokus untuk mengambil belanjaan kami yang terjatuh jadi kami tidak melihat rambut orang lain"
Fadli lalu berbicara dengan Nadia melalui telepati.
Fadli:*jangan mempercayai orang orang ini, aku menggunakan sihir ilusi supaya orang lain melihat anak tadi seperti sebuah tas belanjaan*
Nadia kemudian juga tersenyum kearah orang orang itu.
Orang 1:"baiklah kalau begitu, maaf telah mengganggu kalian"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang