Chapter 59 : Kembali Ke Einherjar

47 3 0
                                    

Semua orang bersorak karena mereka berhasil menghentikan monster cairan aneh tadi. Tapi Fadli tiba tiba langsung menodongkan pistolnya kearah raja Rimba. Raja Rimba langsung melompat menjauh dari Fadli bersamaan dengan para prajuritnya mengepung Fadli dengan senjata mereka dan sudah menyiapkan sihir mereka. Nadia dan yang lainnya yang bingung langsung bertanya kepada Fadli.
Silvi:"Fadli, apa yang kamu lakukan? Cepat turunkan pistolmu sekarang juga"
Namun Fadli tidak memperdulikan mereka ataupun para prajurit yang mengepungnya, dia tetap saja menodongkan pistolnya kearah raja Rimba dan menatap tepat kearah mata raja Rimba dengan kesal.
Fadli:"apa yang sebenarnya selama ini kalian lakukan? Dengan reaksi secepat ini kalian pasti bisa menangani kasus ini dengan mudah"

Fadli:"tapi kalian sama sekali tidak bergerak sampai semua hal ini terjadi, apa kalian bersekongkol dengan alkemis itu?"
Raja Rimba dan para prajuritnya menundukan kepala sambil meminta maaf.
Rimba:"maaf, tapi kami tidak tau apa apa tentang hal ini"
Kata maaf dari raja Rimba membuat Fadli semakin kesal dan dia langsung meninju muka raja Rimba hingga raja Rimba terjerembab.
Fadli:"maaf? Apa kamu pikir kata maaf saja cukup?"
Fadli:"banyak orang yang kehilangan nyawa mereka, hutan sakral rusak dan hampir punah, semua itu karena ketidakbecusan kalian"
Fadli:"dan kamu hanya mengatakan maaf? Jangan bercanda"

Nadia dan yang lainnya mencoba untuk menenangkan dan menahan Fadli.
Nadia:"Fadli, tenanglah ini bukan sepenuhnya salah mereka, mereka tidak mungkin bisa mengurus semua hal secara bersamaan"
Lia:"mama benar papa, papa harus tenang ya, jangan marah marah"
Fadli yang mendengar itu mencoba untuk menenangkan dirinya sementara itu beberapa orang membantu Rimba untuk berdiri, dan raja Rimba mengusap hidungnya yang sedikit mimisan. Setelah tenang Fadli menembak beberapa bangsawan dan prajurit menggunakan peluru bius.
Fadli:"mereka terlibat dengan kasus ini, jadi kalian lebih baik mengurus mereka secepatnya, atau aku sendiri yang akan mengurus mereka"

Rimba mengangguk dan meminta prajuritnya untuk mengurung orang orang itu.
Rimba:"jika kamu tidak keberatan saya ingin kalian memberitau saya apa saja yang sudah disebabkan oleh alkemis itu"
Fadli kemudian melihat kearah Celes dan yang lain.
Fadli:"bisakah kalian saja yang menjelaskan? Masih ada hal yang harus aku lakukan"
Celes dan yang lainnya mengangguk.
Fadli:"dan juga Luna bisakah kamu mengobati hidungnya Rimba?"
Luna mengangguk dan langsung mengobatinya. Fadli kemudian langsung pergi dari istana, tapi sebelum itu dia merestorasi kembali area yang sudah hilang di telan oleh monster cairan tadi.
Fadli:"perfect restoration"
Setelah itu dia langsung menghilang.

Semua orang langsung terkesima melihat itu. Celes dan yang kemudian langsung meminta maaf kepada raja Rimba.
Celes:"yang mulia, kami benar benar minta maaf atas perbuatan teman kami tadi, kami tidak tau kalau dia akan melakukan hal seperti itu"
Rimba:"tidak perlu meminta maaf, kalian punya hak untuk marah"
Rimba mengajak mereka untuk masuk ke istana supaya mereka bisa berbicara dengan lebih nyaman.
Rimba:"sekarang bisakah kalian memberitau saya apa saja yang telah terjadi?"
Mereka mengangguk dan menceritakan kepada raja Rimba apa saja yang telah terjadi. Setelah mendengar itu, raja Rimba dan semua orang yang ada di istana langsung bersujud meminta maaf kepada mereka.

Rimba:"kami benar benar minta maaf, kami tau ini tidak bisa dijadikan sebagai alasan tapi kami tidak tau apapun tentang alkemis itu, mereka menyembunyikan semuanya dengan sangat baik"
Silvi:"angkat kepala kalian yang mulia, kami tau ini bukan salah kalian"
Rimba:"tidak, sekarang saya tau kenapa teman kalian bisa semarah itu tadi, kami benar benar tidak berguna dalam kasus ini"
Rimba:"tapi saya berjanji kalau kami akan bertanggung jawab atas semua kekacauan ini"
Celes:"terima kasih yang mulia"
Sementara mereka sedang bicara dengan raja Rimba, Fadli sedang berada di tempat mereka menemukan alkemis tadi untuk mencari lebih banyak informasi tentang alkemis itu.

Dia sudah membaca ingatan dari alkemis itu saat dia membakarnya tadi, karena itulah dia sudah mengetahui tempat alkemis itu menyembunyikan hal hal penting seperti hasil percobaan, dokumen, dan daftar daftar rahasia.
Fadli:"ah sudah kuduga kalau hal ini akan menjadi sangat merepotkan dan melelahkan"
Fadli mengambil dan menyimpan hal hal yang penting, kemudian dia menghancurkan hasil percobaan alkemis itu supaya orang lain tidak akan bisa menggunakannya. Setelah dia selesai, dia langsung kembali ke istana. Celes dan yang lain langsung terkejut ketika Fadli tiba tiba muncul di dalam ruangan.
Nadia:"selamat datang kembali, apa kamu sudah menyelesaikan apapun yang ingin kamu lakukan?"

Fadli:"iya, dan seperti yang aku duga kalau hal ini akan menjadi lebih merepotkan dan melelahkan"
Jean:"kami juga sudah menduganya, tidak akan ada yang mudah ketika bersamamu, dan karena itulah petualangan ini menjadi lebih menarik"
Mereka semua tertawa dan mengangguk, sementara itu Fadli hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya saja.
Fadli:"apa kalian sudah selesai memberitau mereka?"
Celes:"sudah, apa kita akan pergi lagi?"
Fadli:"yup"
Luna:"kemana kita akan pergi kali ini?"
Fadli:"untuk sekarang kita kembali ke Einherjar terlebih dahulu, kita harus memberitau tentang ini kepada yang lainnya juga"
Mereka kembali mengangguk.

Fadli kemudian melihat kearah raja Rimba dan sedikit membungkuk.
Fadli:"sebelum kami pergi, saya minta maaf atas sikap saya sebelumnya yang mulia, jika anda ingin membalas pukulan tadi silahkan"
Fadli menyiapkan dirinya, tapi raja Rimba tersenyum kearahnya.
Rimba:"tidak perlu, saya pantas mendapatkannya, setelah mendengar tentang apa yang terjadi seharusnya saya yang meminta maaf kepada kalian"
Rimba kemudian mengulurkan tangannya kearah Fadli.
Rimba:"kalian berhati hatilah, dan semoga kita berada dalam situasi yang baik ketika kita bertemu lagi suatu saat nanti"
Fadli menjabat tangannya dengan tersenyum.
Fadli:"terima kasih, dan sampai jumpa"
Setelah berpamitan, mereka langsung kembali ke Einherjar.

Di Einherjar semua orang sedang berkumpul dan membahas tentang bubuk naga.
Garcia:"Chris apa Fadli sudah menghubungimu?"
Chris:"belum yah, sepertinya mereka masih menyelidikinya"
Tepat setelah dia mengatakan itu Fadli dan kelompoknya muncul di ruangan.
Fadli:"sebenarnya kami sudah mengatasi semuanya, dan aku jamin kalian tidak akan menyukai ini"
Garcia:"apa saja yang kalian temukan"
Mereka kemudian menceritakan apa saja yang terjadi mulai dari ketika mereka dipanggil ke hutan sakral hingga hal yang terjadi di Ischtal. Beberapa orang sempat terkejut dan bahkan tertawa ketika Fadli mengatakan kalau dia meninju raja Rimba. Raja Garcia memijat keningnya sedangkan Chris merupakan salah satu dari orang orang yang tertawa.
Garcia:"kamu benar, ini akan menjadi sangat merepotkan"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang