Chapter 40 : Gelombang Kedua

65 4 0
                                    

Keesokan harinya Fadli masih belum kembali ke Einherjar, para pahlawan mengawali hari mereka dengan tenang dan damai, atau itulah yang mereka pikirkan sampai seorang prajurit tergesa gesa masuk ke dalam ruangan saat mereka sedang sarapan.
Garcia:"ada apa?"
Prajurit:"kami mendapat laporan kalau sejak kemarin muncul retakan di langit di atas Kremlin, sepertinya para monster akan menyerang ke kota itu"
Semua orang yang berada di tempat tersebut langsung terkejut.
Celes:"kemarin? Itu berarti para monster akan segera menyerang Kremlin"
Chris:"sedangkan jarak Kremlin dengan Einherjar kurang lebih 3 hari perjalanan, kita tidak akan sempat"
Eva:"sial, andai saja Fadli ada disini, kita pasti bisa berteleportasi kesana dengan cepat"

Tetron:"kalau begitu kita harus segera menghubungi dia supaya dia segera kembali"
Tetron dan Chris langsung mencoba untuk menghubungi Fadli, tapi mereka di hentikan oleh Nadia.
Nadia:"tunggu, kita tidak perlu merepotkan Fadli untuk hal ini, aku bisa menteleportasikan kita semua"
Mereka semua lalu melihat kearah Nadia dengan sedikit ragu.
Etha:"Nad, kamu yakin?"
Nadia:"tenang saja tha, apa kalian lupa kalau bukan hanya Fadli yang spesial? Aku ini seorang Paladin"
Nadia:"memang aku tidak sehebat Fadli, dan aku tidak bisa membawa terlalu banyak orang sekaligus sehingga harus beberapa kali bolak balik, tapi aku yakin aku bisa melakukanya"

Tetron:"tapi untuk bisa berteleportasi kamu harus mengetahui tempatnya dulu, apa kamu tau dimana Kremlin berada?"
Nadia:"kami pernah kesana, tenang saja"
Raja Garcia melihat Nadia untuk beberapa saat kemudian dia mengangguk, dan kembali menoleh kearah prajurit tadi.
Garcia:"cepat kumpulkan semua prajurit yang ada"
Prajurit tadi mengangguk dan langsung pergi. Sekitar setengah jam kemudian semua orang sudah siap untuk berangkat. Raja Garcia dan Ratu Clarice mendekati Nadia.
Garcia:"Nadia, kamu yakin kamu bisa melakukan ini?"
Nadia:"tenang saja yang mulia"
Garcia:"kalau begitu saya serahkan masalah ini kepada kamu"
Nadia mengangguk kemudian dia menitipkan Lia kepada ratu Clarice lalu dia melihat kearah teman temanya.

Nadia:"teman teman, apa kalian siap?"
Mereka semua mengangguk, kemudian Nadia berteleportasi bersama teman temanya dan pangeran Chris dulu. Sesaat kemudian mereka benar benar sampai di Kremlin, tapi Nadia langsung merasakan efek samping dari sihir itu. Teman temanya yang menyadari itu menjadi khawatir.
Qori:"Nadia, kamu baik baik saja?"
Nadia:"aku baik baik saja, hanya sedikit pusing, kalian semua bersiaplah kita tidak tau kapan para monster akan menyerang, sedangkan aku akan kembali ke Einherjar untuk menjemput prajurit yang lain"
Meskipun sebenarnya mereka ingin menyanggah, tapi mereka tetap mengangguk, dan langsung berjaga jaga. Nadia langsung kembali ke Einherjar, dan tidak lama kemudian dia kembali muncul dengan prajurit lainya.

Namun saat Nadia kembali, dia terlihat pucat dan cukup lemas. Dia langsung duduk di sebuah bangku yang ada di dekat mereka.
Celes:"Nadia, apa kamu yakin kamu baik baik saja?"
Nadia:"aku baik baik saja, aku hanya sedikit kelelahan, memindahkan orang sebanyak ini menguras cukup banyak mana"
Nadia:"aku heran bagaimana Fadli bisa terus menggunakan sihir berskala besar tanpa kelelahan sama sekali"
Jean:"aku rasa kita semua sudah tau kalau ada yang aneh denganya"
Mareta:"itu benar, jangan membandingkan dirimu dengan Fadli, untuk sekarang lebih baik kamu beristirahat terlebih dahulu"
Nadia:"aku tidak pernah membandingkan diriku dengan Fadli, karena aku tau tidak mungkin aku bisa melampauinya"

Tidak lama kemudian mereka mendengar suara langkah kaki yang bergemuruh, dan beberapa raungan monster mendekat kearah kota.
Nadia:"sepertinya aku tidak punya waktu untuk beristirahat"
Nadia berdiri dan bersiap siap untuk melawan para monster, namun Tetron dan para pahlawan yang lain melarangnya.
Tetron:"Nadia, kamu duduk saja dan beristirahatlah! Biar kami yang mengurus para monster itu"
Nadia:"tapi"
Mareta:"percayakan saja masalah ini kepada kami Nad, kami ini juga pahlawan, jadi kami pasti bisa mengatasi monster seperti mereka"
Tetron:"Mareta benar, dan juga aku tidak ingin mengetahui apa yang akan Fadli lakukan kepada kami, jika kami membiarkan sesuatu terjadi padamu"

Nadia lalu membuang nafasnya, dan kembali duduk.
Nadia:"baiklah"
Sementara itu para pahlawan sudah mengambil posisi masing masing, dan tidak lama kemudian, para monster menyerang kota. Para pahlawan, para putri, dan para prajurit istana langsung melawan mereka semua. Saat mereka melawan para monster itu, mereka menyadari kalau para monster itu jauh lebih kuat dan lebih banyak daripada yang dulu pernah menyerang Reïćjåvik, dan hal ini membuat mereka cukup kewalahan.
Dika:"sial, kalau begini terus kita akan kelelahan sebelum sempat mengalahkan mereka semua"

Para monster yang menyerang makin lama semakin banyak, dan para pahlawan benar benar kewalahan, beberapa dari mereka terluka cukup parah. Nadia yang merasa tidak bisa diam saja melihat teman temanya yang terluka langsung berdiri dan membantu para healer untuk mengobati mereka, walaupun banyak yang melarang dia, tapi dia tidak peduli.
Deva:"Nadia, bukankah kami sudah memintamu untuk beristirahat"
Nadia:"Dev, tidak mungkin aku bisa beristirahat saat melihat kalian terluka seperti ini"
Nadia:"kalian juga tidak usah khawatir dengan Fadli, aku sendiri yang akan mengurusnya"
Deva:"baiklah"
Nadia tidak hanya membantu mengobati saja, tapi dia juga membantu melawan para monster yang menyerang.

Walaupun mana milik Nadia sudah berkurang cukup banyak, dia masih bisa mengalahkan cukup banyak monster. Dia mengaktifkan sihir yang ada pada jubah dan pedangnya sehingga membuat dia menjadi cukup sulit untuk diserang, dan pedangnya berubah menjadi seperti pedang cahaya. Teman temanya yang lain sangat kagum ketika melihat Nadia menunjukan kemampuanya, karena ini pertama kalinya mereka melihat kemampuan Nadia secara langsung. Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pergerakan Nadia lama kelamaan melambat, dan sihir yang ada di pedang dan jubahnya juga semakin berkurang. Nadia juga terlihat seperti dia akan pingsan kapan saja.

Celes dan Jean mencoba untuk mendekati Nadia untuk membantunya karena Nadia sedang di kelilingi oleh banyak sekali monster, namun mereka berdua cukup kewalahan dan tidak bisa menjangkau Nadia. Tidak lama kemudian tubuh Nadia roboh, karena dia sudah benar benar kehabisan mana, dan para monster dengan cepat langsung bergegas untuk menyerangnya. Celes dan yang lainya semakin berusaha keras untuk mencapai ke tempatnya Nadia, dan Celes juga memperingatkan Nadia.
Celes:"Nadia awas!!!"
Tapi Nadia tidak melakukan apa apa dan pasrah, karena dia memang sudah kehabisan tenaga. Tidak lama kemudian para monster tiba tiba terlempar dari tempat Nadia dengan sangat kencang. Celes dan yang lainya awalnya bingung tapi mereka kemudian langsung tersenyum.

Karena, mereka melihat Fadli sudah berada di tempat Nadia sambil memeluk Nadia yang tadi roboh. Di sekeliling mereka ada Luna, Runa, Rina, Sparda, Arthur, dan para ksatria meja bundarnya. Fadli lalu memunculkan lingkaran sihir yang sangat besar di bawah mereka, dan langsung mengaktifkan sihir penyembuh untuk mengobati siapapun yang terluka. Nadia juga ikut tersenyum ketika dia merasakan pelukan dari Fadli.
Nadia:"kamu terlalu lama"
Fadli:"maaf"
Luna, para pedang terkutuk, Arthur, dan para ksatria meja bundar langsung membantu yang lainya untuk melawan para monster.
Fadli:"terima kasih sudah menahan mereka selama ini sampai kami datang"
Nadia:"sama sama"
Fadli:"apa kamu baik baik saja?"

Nadia:"tenang saja, aku hanya kehabisan mana saja"
Fadli:"kalau begitu"
Fadli:"mana transfer"
Tubuh Nadia yang sedang di peluk oleh Fadli tiba tiba bercahaya, dan Nadia langsung merasakan begitu banyak energi yang masuk kedalam tubuhnya.
Nadia:"waw, apa kamu baik baik saja memberiku mana sebanyak ini?"
Fadli:"tenang saja, berbeda denganmu, aku memiliki cadangan mana yang tidak terbatas"
Nadia:"terkadang aku benar benar iri padamu Fad"
Fadli:"aku tau itu"
Tanpa mereka sadari, ternyata Fadli dan Nadia masih saja berpelukan di tengah tengah medan pertempuran, dan itu membuat yang lainya langsung mengingatkan mereka.
All:"WOI! JANGAN MESRA MESRAAN MULU"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang