Chapter 66 : Lawan Atau Kawan???

20 0 0
                                    

Dengan bantuan sihir recall milik Fadli, mereka dapat melihat siapa yang telah menghancurkan kristal inti. Mereka melihat ada seseorang yang memakai tudung dan jubah yang menutupi seluruh tubuhnya berjalan perlahan kearah kristal.
Fadli:"kenapa akhir akhir ini kita melawan orang orang yang memakai tudung sih"
Nadia:"mungkin mereka memang ingin menjadi misterius?"
Fadli:"tapi, jadinya membosankan, kalau ingin misterius kenapa tidak memakai topeng atau hal yang lain selain tudung"
Fadli:"kalau pakai tudung semuakan jadinya membosankan"
Eva:"ya, apa boleh buat"
Orang bertudung itu kemudian menyentuh kristal dan kristal itu langsung berubah menjadi hitam dan hancur.
Luna:"jadi dia memiliki decay touch? Hmm... Menarik"

Orang bertudung itu kemudian menggumamkan sesuatu.
???:"¡Ven! ...... ¡Y encuéntrame! ..... Oh héroes"
Semuanya selain Fadli terlihat bingung setelah mendengar itu, karena tidak ada satupun dari mereka yang mengerti apa yang orang itu katakan. Setelah mengatakan itu, orang itu langsung menghilang entah kemana, Fadli kemudian menghentikan recallnya.
Celes:"apa kalian mengerti apa yang orang itu katakan?"
Mereka semua selain Fadli menggelengkan kepala mereka.
Sparda:"aku tidak pernah mendengar bahasa seperti itu sebelumnya"
Runa:"aku juga tidak, tapi entah mengapa aku merasa kalau bahasa itu tidak asing"
Rina:"itu benar, aku juga merasa kalau aku pernah mendengar bahasa itu sebelumnya, tapi aku lupa kapan dan dimana"

Sementara yang lainnya sedang berdiskusi, Nadia hanya melihat kearah Fadli yang sedang sibuk memikirkan sesuatu.
Nadia:"Fad......"
Fadli:"aku tau, aku tau"
Setelah Fadli mengatakan itu, mereka semua langsung melihat kearahnya.
Silvi:"kamu tau apa yang orang itu katakan?"
Fadli:"orang itu berbicara menggunakan bahasa Spanyol, salah satu bahasa yang ada di dunia kami"
Nadia:"apa yang dia katakan?"
Fadli:"dia bilang... 'datanglah!..... Dan temukan aku!..... Wahai para pahlawan' "
Jean:"dia dapat menyadari kehadiran kita saat kita menggunakan recall?"
Fadli:"tidak, kata itu tidak hanya ditunjukkan kepada kita, tapi kepada seluruh pahlawan"

Fadli:"sepertinya dia tau kalau kita akan menyelidiki hal ini, karena itulah dia meninggalkan petunjuk"
Celes:"tunggu, tunggu, tunggu, kamu bilang orang itu berbicara menggunakan bahasa dari duniamu?"
Celes:"itu berarti....."
Fadli:"iya, kemungkinan besar dia juga dipanggil ke dunia ini sama seperti kami"
Nadia:"sial, tidak aku sangka kalau kita akan berhadapan melawan orang dari dunia kita sendiri"
Fadli:"kita belum tau berada di pihak mana dia berada, jadi itu belum pasti"
Eva:"tapi bukankah dia menghancurkan kristal itu supaya para monster itu bisa masuk kedalam kota?"
Fadli:"kita hanya melihat dari sudut pandang kita, aku ingin mengetahui dari sudut pandang dia terlebih dahulu sebelum menyimpulkan kalau dia adalah kawan atau lawan"

Silvi:"kalau begitu apa kita akan mengejarnya?"
Sparda:"apa kamu bisa melacak kemana dia berteleportasi, Fadli?"
Fadli:"sisa sisa dari sihirnya sih masih ada, tapi sepertinya dia memasang banyak jebakan jadi tidak aku sarankan untuk langsung mengejarnya"
Jean:"jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?"
Fadli:"untuk sekarang, kita kembali dulu ke Einherjar dan mencaritau lebih banyak informasi tentang orang itu"
Fadli:"yah, paling tidak, aku harap kita dapat menemukan sesuatu"
Nadia:"itu benar, kita juga tidak bisa meninggalkan Lia terlalu lama dengan ratu bukan"
Celes:"aku rasa kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu"

Celes:"justru, aku yakin kalau ibuku jauh lebih senang karena bisa bermain dengan cucunya"
Celes:"ya.... Walaupun bukan cucu yang sebenarnya, tapi kurang lebih sama"
Eva kemudian langsung sedikit menggoda Celes.
Eva:"ya makanya kamu cepetan bikin sama Fadli sana supaya ibumu punya cucu beneran"
Wajah Celes dan yang lainnya langsung memerah setelah mendengar itu, dan Celes langsung membalas perkataannya Eva.
Celes:"kamu duluan aja sana! Kamu aja gaberani minta ke Fadli, padahal kamu yang paling mesum diantara kita semua"
Eva langsung tersenyum jahil setelah mendengar itu.
Eva:"gaberani? Kata siapa aku gaberani?"

Eva:"aku cuma gamau melompati kalian berdua saja, aku kan yang urutan ketiga"
Eva:"kalau kamu sama Nadia udah dijebol sama Fadli, aku pasti bakalan langsung minta ke dia"
Wajah Celes dan Nadia menjadi semakin merah, hanya saja Nadia langsung melihat kearah Fadli dengan raut wajah berharap sementara Celes menundukan kepalanya karena malu. Fadli yang dari tadi diam, langsung men-chop kepalanya Eva.
Fadli:"Eva, Bisakah kamu berhenti mengatakan lelucon kotor seperti itu?"
Eva langsung memegang kepalanya dan berpura pura sakit.
Eva:"auch! Ayolah, aku tidak sedang bercanda"
Eva:"jujur saja, kamu pasti juga menginginkan hal seperti itu bukan?"
Eva memainkan alisnya dan menggoda Fadli.

Eva:"khususnya dengan Nadia"
Eva:"aku yakin kalian pasti akan langsung melakukannya ketika kalian mendapat waktu untuk berduaan saja, walaupun hanya sebentar"
Celes dan yang lainnya sedikit tertawa, sementara wajah Nadia menjadi semakin memerah. Namun, mereka semua langsung terkejut saat mereka melihat kalau wajahnya Fadli juga sedikit memerah. Bahkan Eva yang menggodanya juga ikut terkejut. Sementara itu, setelah Nadia melihat reaksinya Fadli, seluruh tubuhnya langsung menjadi sangat merah sama seperti wajahnya, dia juga tersenyum dengan sedikit mesum. Fadli yang masih sedikit memerah langsung men-chop kepalanya Eva lagi.
Eva:"auch, hei! Jangan memukulku tanpa mengatakan apa apa"

Teman teman mereka langsung kembali tertawa saat melihat itu, namun kali ini bukan hanya tertawaan kecil, tapi tertawaan puas.
Luna:"ngomong ngomong tentang Lia, bukankah kalian dulu bilang kalau kalian juga sedang mencari orangtuanya Lia? Apakah kalian sudah menemukan informasi tentang mereka?"
Mereka semua langsung berhenti tertawa setelah mendengar pertanyaan dari Luna. Wajahnya Fadli yang awalnya sedikit memerah juga langsung berubah menjadi serius. Dia juga mengalihkan perhatiannya sehingga tidak ada yang bisa melihat wajahnya tanpa bicara ataupun menjawab pertanyaannya Luna. Sementara itu, Luna yang melihat perubahan ekspresi dari teman temannya langsung tau kalau dia tidak seharusnya menanyakan hal itu.

Fadli kemudian menghela nafasnya dan menteleportasikan mereka kembali ke Einherjar. Saat mereka sampai di istana, raja Garcia dan teman teman mereka langsung menyambut mereka.
Garcia:"selamat datang kembali, saya harap kali ini kalian tidak menemukan hal yang merepotkan"
Namun, setelah melihat ekspresi mereka, Garcia dan yang lainnya langsung bersiaga.
Garcia:"ada apa? Apa yang kalian temukan?"
Fadli:"ah, tenang saja yang mulia, masalah kali ini tidak terlalu merepotkan kok, justru kami menemukan sesuatu yang cukup menarik"
Tetron:"lalu kenapa ekspresi kalian seperti itu?"
Fadli:"owh, Luna sedikit mengacau saja, jadi jangan khawatir"
Mereka semua melihat kearah Luna, dan Luna tertawa canggung kepada mereka.

Fadli dan kelompoknya lalu memberitau mereka semua tentang apa yang mereka lihat di tempat kristal, dan tentang orang misterius bertudung yang menghancurkannya.
Etha:"Spanyol? Apa kamu yakin?"
Fadli mengangguk.
Chris:"jadi orang itu menghancurkan kristal inti untuk memancing perhatian kalian?"
Fadli:"lebih tepatnya untuk menantang kita semua, bukan hanya kami"
Fadli kemudian melihat kearah Luna.
Fadli:"Luna, kamu tadi bilang kalau orang itu mempunyai decay touch, sihir macam apa itu?"
Luna:"decay touch bukanlah sihir, melainkan sebuah kutukan"
Luna:"seseorang yang memiliki decay touch akan merusak dan menghancurkan apapun yang mereka sentuh dalam sekejap"
Jean:"apapun? Bahkan makhluk hidup sekalipun?"

Luna:"iya, hanya orang itu sendiri saja yang kebal terhadap decay touch miliknya"
Firyawan:"jika dia bisa menghancurkan apapun yang dia sentuh, bagaimana kita akan melawannya jika dia ternyata berada di pihak musuh?"
Fadli:"karena itulah kita tidak bisa gegabah dan langsung mengejarnya begitu saja"
Mereka semua kemudian melihat kearah Fadli dengan ekspresi bingung.
Tetron:"kalau dipikir pikir lagi"
Tetron:"kawan, bukankah kamu seharusnya bisa mengalahkan orang itu dalam sekejap? Mengingat kalau kamu memiliki status yang diluar batas"
Teman teman dia yang lain juga mengangguk setuju dengan perkataannya Tetron.
Fadli:"okay, okay, kalian memang benar, aku memang bisa mengalahkan orang itu dalam sekejap menggunakan kekuatanku"

Fadli:"hanya saja, aku ingin mencoba untuk berbicara dengannya, karena itulah aku membiarkannya pergi"
Fadli:"untuk sekarang"
Garcia dan yang lainnya hanya menghela nafas setelah mendengar itu.
Garcia:"baiklah, Fadli, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, tapi kamu juga harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan hal tersebut"
Fadli mengangguk dan sedikit membungkuk kearah Garcia.
Fadli:"terima kasih yang mulia, saya berjanji saya akan mengurus semuanya tanpa menimbulkan keributan"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang