Chapter 61 : Pembersihan Para Sampah

36 2 0
                                    

Nadia sedang berjalan jalan dan mencari Fadli dan kelompoknya di istana. Dia sempat bertemu dengan teman temannya yang lain dan beberapa prajurit yang terlihat sedang bergegas saat dia berada di lorong. Nadia kemudian bertanya kepada mereka.
Nadia:"ah, Mar, apa kalian melihat Fadli dan yang lainnya?"
Mareta:"tidak, maaf"
Teman temannya yang lain juga menggelengkan kepala mereka.
Nadia:"kenapa kalian terlihat tergesa gesa seperti itu?"
Tetron:"raja Garcia meminta kami semua untuk berkumpul di aula besar"
Nadia:"ada apa memangnya?"
Mareta:"kami juga tidak tau"
Nadia kemudian mengikuti mereka untuk pergi ke aula. Saat mereka sampai di aula, raja Garcia langsung mengumumkan sesuatu kepada mereka.

Garcia:"semalam, para bangsawan dan orang orang yang memiliki hubungan dengan masalah yang dibahas Fadli telah tertangkap.."
Semua orang langsung tersenyum setelah mendengar itu, tapi Garcia masih belum selesai bicara.
Garcia:"bukan itu saja, mereka semua juga telah di permalukan dengan cara diikat di pasak yang ditancapkan di tengah alun alun kota dengan hanya memakai pakaian dalam mereka saja. Ketika saya meminta beberapa prajurit untuk memeriksa kesana mereka mengatakan kalau para warga juga melempari orang orang itu dengan sampah, tomat busuk, dan sebagainya"
Garcia:"di depan pasak pasak itu ada sebuah papan yang bertuliskan perintah untuk mempermalukan para bangsawan itu, tapi jangan sampai membunuh mereka"

Nadia:"si 「tanpa nama」"
Garcia:"benar, si 「tanpa nama」"
Raja Garcia kemudian melihat kearah Nadia dengan bingung.
Garcia:"Nadia, apa yang kamu lakukan disini?"
Nadia:"saya sedang mencari Fadli dan yang lainnya saat saya bertemu dengan mereka, dan mereka memberitau saya kalau anda meminta kami untuk berkumpul"
Garcia:"mereka ada di taman belakang, saya tidak memanggil kelompok kalian, jadi kamu bisa pergi menemui mereka sekarang"
Nadia kemudian melihat kearah teman temannya kemudian mereka mengangguk.
Nadia:"baiklah yang mulia"
Nadia kemudian pergi ke taman untuk menemui Fadli dan kelompoknya. Tapi sebelum Nadia pergi, raja Garcia sempat memberi pesan kepada mereka.

Garcia:"Nadia tunggu, satu hal lagi yang ingin saya sampaikan kepada kamu"
Garcia:"katakan kepada Fadli untuk tetap beristirahat, jangan ikut campur masalah ini, dan serahkan saja masalah ini kepada kami semua"
Nadia mengangguk kemudian dia langsung pergi ke taman. Dia melihat kalau Fadli dan kelompoknya ternyata sedang bersantai sambil menikmati teh dan beberapa kue mini.
Nadia:"disini kalian rupanya, kenapa kalian tidak memberitauku untuk berkumpul?"
Fadli:"apa kamu sudah memeriksa ponselmu?"
Nadia kemudian terkejut dan melihat ponselnya, ternyata dia mendapat cukup banyak pesan dari Fadli yang belum dia buka.
Nadia:"hehe, maaf habisnya biasanya kamu memberitau kami melalui telepati atau semacamnya"

Nadia kemudian duduk di sebelah kanan Fadli, dan dia langsung memangku Lia yang awalnya duduk disitu.
Fadli:"bukankah kita sedang liburan, aku terlalu malas untuk menggunakan kekuatanku"
Celes memberikan secangkir teh yang baru dia tuangkan ke Nadia.
Nadia:"terima kasih"
Celes:"ngomong ngomong dari tadi aku melihat para prajurit istana seperti sedang tergesa gesa, apa kamu tau sesuatu tentang itu?"
Nadia:"raja Garcia memanggil mereka semua, dan para pahlawan untuk berkumpul"
Fadli dan yang lainnya langsung bersiap untuk berdiri setelah Nadia mengatakan itu, tapi Nadia menghentikan mereka.
Nadia:"selain kelompok kita"

Mereka semua langsung kembali duduk.
Silvi:"ada apa memangnya?"
Nadia:"si 「tanpa nama」 kembali bergerak"
Nadia kemudian memberitaukan kepada mereka tentang hal yang dikatakan oleh Garcia tadi.
Nadia:"dia menangkap para orang orang dan para bangsawan yang dibahas oleh Fadli, 「tanpa nama」 juga melakukan hal yang sama kepada mereka, seperti yang pernah dia lakukan kepada pangeran konyol itu"
Fadli dan yang lainnya mengangguk, lalu Nadia melihat kearah Fadli.
Nadia:"raja Garcia juga memberi pesan kepada kita untuk tidak usah ikut campur dan serahkan saja masalah ini kepada mereka"
Nadia:"beliau meminta kita untuk tetap beristirahat"
Fadli:"tenang saja, bukankah aku sudah pernah bilang kalau aku tidak akan terlalu memikirkan tentang dia"

Fadli:"lagipula, aku yakin teman teman yang lain tidak akan mau menangkapnya ketika mereka bertemu dengannya"
Nadia:"kenapa?"
Fadli:"apa kamu pikir orang biasa akan bisa melakukan hal tersebut tanpa diketahui oleh siapapun sama sekali?"
Fadli:"aku yakin kalau si「tanpa nama」 adalah orang yang dipanggil dari dunia lain sama seperti kita"
Fadli:"aku juga yakin kalau raja Garcia pasti menyadari hal ini, dan beliau berniat untuk merekrut si「tanpa nama」masuk sebagai anggota pasukan bayangan"
Celes langsung terkejut saat mendengar itu.
Celes:"bagaimana kamu bisa mengetahui tentang pasukan bayangan?"
Fadli hanya menjawab Celes dengan menaikan alisnya saja.
Celes:"ah benar, itu pertanyaan yang konyol"

Sementara mereka sedang bersantai, para pahlawan yang lain, Chris, dan beberapa prajurit berpencar menuju setiap kota dimana para bangsawan ditangkap. Beberapa dari mereka merasa kasihan kepada para bangsawan yang dipermalukan seperti itu, namun kebanyakan dari mereka merasa tidak peduli karena mereka anggap kalau para bangsawan itu pantas dipermalukan seperti itu, bahkan tidak sedikit dari mereka yang juga ikut melempari para bangsawan itu dengan tomat dan telur busuk. Tetron hanya menggelengkan kepalanya saja sambil tersenyum saat melihat kelakuan teman temannya itu.

Tetron:"aku yakin kalau Fadli ikut kesini, dia pasti juga akan menyukai ini"
Aida:"huh? Dia menyukai hal yang seperti ini?"
Tetron:"bukankah aku sudah pernah bilang, jangan mempercayai kepolosannya Fadli, walaupun dia terkadang polos dan canggung, dia bisa menjadi sangat kejam kalau dia mau"
Tetron kemudian meminta salah satu tomat busuk dari para warga, lalu dia juga ikut melemparkan tomat itu kearah para bangsawan seperti yang lainnya.
Tetron:"kalian akan sangat terkejut jika kalian mengetahui isi dari pikirannya Fadli"
Tetron:"aku yang sudah lama menjadi sahabatnya saja terkadang masih bingung dengan apa yang dia pikirkan, apalagi kalian yang tidak terlalu dekat dengan dia"

Kembali lagi ke Fadli dan kelompoknya yang masih bersantai dan bergurau di taman sambil menikmati teh dan kue kue yang di hidangkan oleh para pelayan istana. Meskipun mereka bersantai, tapi mereka tetap bersiap akan segala hal, karena mereka tau cepat atau lambat pasti akan terjadi sesuatu yang melibatkan mereka. Disaat yang bersamaan, di sebuah desa yang berada di dekat hutan belantara muncul puluhan hingga ratusan mayat hidup dengan tubuh yang membusuk berjajaran di jalanan desa. Ada yang tubuhnya masih utuh dan hanya sedikit terluka, ada yang beberapa anggota tubuhnya sudah terlepas, bahkan ada mayat hidup yang masih berupa anak anak. Tidak ada satupun manusia atau binatang yang terlihat di desa tersebut, tidak ada kehidupan sedikitpun di desa tersebut.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang