Chapter 32 : Olimpiade Para Juara

85 9 0
                                    

Fadli dan para perempuan masuk ke area penonton, lalu mereka mengamati para penonton yang lain. Fadli lalu berbisik kepada yang lainya.
Fadli:"4 orang di utara, 3 orang di timur, 2 orang di barat dan 2 orang di belakang kita"
Celes:"aku dan Eva akan mengamati yang di timur"
Jean:"kalau begitu aku dan Silvi mengamati yang di barat"
Sparda:"kami akan menangani yang di belakang"
Nadia:"itu berarti aku dan Fadli dapat yang di utara ya"
Fadli:"berhati hatilah jangan sampai ketauan"
All:"baik"
Lia yang sedang di gendong oleh Fadli melihat kearah mereka dengan bingung.
Lia:"papa, memangnya ada apa?"

Fadli:"tidak ada apa apa kok"
Fadli tersenyum kearah Lia lalu mereka mencari tempat duduk yang masih kosong. Fadli dan Nadia lalu duduk bersampingan, Fadli memangku Lia, dan Nadia memangku mangkuk popcorn yang tadi dibeli oleh Lia. Celes dan Eva duduk di sebelah kanan Fadli, sedangkan Jean dan Silvi duduk di sebelah kiri Nadia. Untuk Sparda, Runa dan Rina, karena mereka masih dalam bentuk pedang, jadi mereka bisa bebas mengamati tanpa takut ketauan. Tidak lama kemudian olimpiade pun dimulai. Fadli dan yang lainya menonton olimpiade itu sambil tetap mengamati orang orang yang mencurigakan. Sedangkan Lia yang tidak tau apa apa dengan bahagianya menonton olimpiade sambil memakan permen gula kapas yang dia bawa, dan popcorn yang dibawa oleh Nadia.

Fadli dan Nadia tersenyum melihat Lia yang sedang memakan jajananya, kemudian Fadli dan Nadia ikut memakan popcorn yang Nadia bawa. Celes sempat melihat mereka, lalu dia ikut tersenyum.
Celes:"jujur, kalian benar benar terlihat seperti sebuah keluarga jika seperti itu"
Celes lalu sedikit tertawa, Eva dan yang lainya yang juga mendengar itu juga ikut tertawa. Mereka lalu menunggu saat dimana Fadli atau Nadia, akan membantahnya, tapi bukanya malah membantah, Fadli dan Nadia malah ikut tertawa bersama Lia.
Fadli:"sepertinya kita memang terlihat seperti itu"
Nadia:"aku juga baru saja memikirkan hal yang sama"

Hal tersebut membuat Celes dan yang lainya cukup terkejut.
Eva:"eh, kalian tidak membantahnya?"
Nadia:"untuk apa kami membantahnya kalau itu memang benar?"
Nadia:"Lia, kalau makan pelan pelan dong"
Nadia lalu mengelap sisa makanan di mulut Lia sambil sedikit tertawa, begitu juga Fadli. Celes dan yang lainya kemudian juga tersenyum ketika melihat itu.
Jean:"owh, ini bagus, sepertinya mereka sudah tidak saling membohongi perasaan mereka lagi"
Silvi:"aku rasa Harley berdampak sangat besar terhadap mereka berdua"
Celes:"iya, ini jauh lebih baik dari pada melihat mereka bertengkar terus"

Eva:"iya sih, tapi aku sedikit iri dengan Nadia"
Celes:"iya juga ya"
Mereka kemudian kembali memperhatikan orang orang yang mencurigakan. Tidak lama kemudian pembawa acara menyebutkan nama dari raja Arthur, dan orang yang akan menjadi lawanya. Kebanyakan penonton langsung bersorak ketika Arthur memasuki arena.
Fadli:"akhirnya giliran dia juga"
Nadia:"jadi dia yang namanya Arthur"
Setelah melihat kearah Arthur, Nadia kembali memperhatikan orang orang yang ada di utara, dia kemudian melihat ada 4 orang yang seperti bersiap untuk menembakan sihir kearah Arthur.
Nadia:"Fad"
Fadli:"aku tau"
Fadli langsung mengambil beberapa butir popcorn lalu dia menyentilnya kearah orang orang itu.

Orang orang yang terkena popcorn itu membatalkan sihir mereka dan langsung pingsan. Sparda kemudian menyadari kalau orang orang di belakang mereka juga mulai mengeluarkan sihir mereka. Tapi Fadli dengan cepat mengambil popcorn lagi dan melakukan hal yang sama. Nadia langsung menahan tertawanya setelah melihat itu.
Nadia:"pfft, a popcorn? You made them pass out with a piece of popcorn?"
Fadli hanya tersenyum dan lanjut memakan popcornya. Lia yang menyadari mamanya sedang menahan tertawa menjadi sedikit khawatir
Lia:"mama, mama kenapa?"
Nadia:"mama gapapa kok sayang, salahin papa kamu tuh yang bikin mama pengen ketawa, padahal mama kan malu kalau ketawa di depan banyak orang"

Lia langsung mencubit perut papanya.
Lia:"ih papa, papa gaboleh jahil sama mama"
Fadli:"aw, maaf maaf"
Eva:"oi, keluarga yang bahagia, jangan lupa kalau kami juga ada disini"
Nadia:"maaf maaf"
Fadli:"ngomong ngomong bagaimana dengan yang di barat dan timur?"
Celes:"mereka belum bergerak"
Silvi:"yang di barat juga masih diam saja"
Fadli:"owh baiklah, tapi dengan ini kita tau kalau target mereka adalah Arthur, jadi jangan sampai lengah"
All:"baik"
Nadia:"bagaimana kamu yakin kalau target mereka adalah Arthur, bukan lawanya Arthur?"
Fadli:"aku membaca lintasan serangan mereka, dan lintasan itu menuju kearah Arthur"

Nadia:"owh kamu juga bisa melakukan itu"
Mereka kemudian melanjutkan pengintaian mereka selama Arthur masuk kedalam arena. Sampai pada akhirnya Fadli berhasil membuat mereka semua pingsan, tentu saja dengan popcorn tepat sebelum final di mulai. Ketika pembawa acara mulai memanggil peserta yang akan bertarung di final, Fadli tiba tiba mendapat firasat yang sangat buruk. Lalu ketika musuh yang akan melawan Arthur di final masuk kedalam arena, Fadli tau kalau firasatnya benar.
Fadli:"Lia, kamu di pangku sama mama aja ya"
Lia mengangguk, kemudian Fadli memberikan Lia kepada Nadia, dan berbisik kepada yang lainya.
Fadli:"bersiaplah untuk mengevakuasi para penduduk"
Nadia dan yang lainya langsung mengangguk.

Pertandingan final akhirnya dimulai, dan Arthur langsung melawan musuhnya itu. Perlu waktu cukup lama sebelum akhirnya Arthur dapat memojokan musuhnya tersebut.
Arthur:"sepertinya ini akan menjadi kemenangan saya"
Namun musuhnya tidak takut, dan malah tersenyum.
Musuh:"belum tentu"
Tidak lama kemudian orang tersebut meniup sesuatu yang terlihat seperti peluit, dan tiba tiba banyak sekali iblis dan monster yang muncul di dalam arena, dan mengepung Arthur, dan orang tersebut juga langsung berubah menjadi iblis. Para penonton yang melihat itu langsung panik dan mulai berlarian menuju keluar arena. Fadli lalu berbisik kearah teman temanya.
Fadli:"sekarang"
Mereka semua mengangguk dan langsung berpencar.

Fadli lalu melihat ada seorang iblis yang berniat untuk menyerang dari titik buta Arthur, tapi Fadli langsung melompat kedalam arena dan menangkis serangan tersebut. Arthur kemudian tersenyum ketika melihat dia.
Arthur:"aku tebak, kamu adalah orang yang melindungi saya sejak tadi"
Fadli kemudian membalas senyuman itu.
Fadli:"owh, jadi anda menyadarinya ya"
Arthur:"tentu saja, sebenarnya saya sudah membuat perlindungan khusus jika terjadi sesuatu, tapi terima kasih"
Fadli:"sama sama"
Mereka berdua kemudian bekerja sama untuk melawan para iblis dan monster yang ada di dalam arena. Di sisi lain, Nadia sedang berusaha mencoba untuk melindungi para penonton dan Lia dari serangan para monster.

Tapi jumlah monsternya cukup banyak, sehingga membuat Nadia cukup kewalahan bahkan dia hampir diserang oleh salah satu monster dari belakang. Untungnya ada seorang perempuan berambut panjang dan menggunakan gaun yang terlihat sedikit tua membantu dia dan mengalahkan monster itu. Perempuan itu adalah Lady of the Lake, atau biasa dipanggil Viviane. Viviane kemudian melihat kearah Nadia.
Viviane:"kamu baik baik saja?"
Nadia:"iya terima kasih"
Mereka kemudian bekerja sama untuk melindungi para penonton. Bukan hanya Nadia saja yang mendapat bantuan, tapi Eva, Celes, Jean, dan Silvi juga mendapatkan bantuan. Eva dibantu oleh Merlin, Celes di bantu oleh Lancelot, Jean dibantu oleh Percival, dan Silvi dibantu oleh Robin of Loxley

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang