Chapter 63 : Jangan Bermain Main Dengan Kematian

34 2 0
                                    

Fadli dan yang lainnya kemudian berdiri dan berjalan mendekat kearah altar pernikahan. Ketika mereka sampai di depan mayat hidup pengantin wanita yang sedang berdansa, mereka langsung sedikit membungkuk sebagai tanda penghormatan kepada mereka sambil meminta maaf. Anehnya, walaupun Fadli sudah tidak menggunakan sihir miragenya dan semua mayat hidup yang ada di gedung itu dapat melihat mereka, tapi tidak ada satupun yang menyerang mereka.
Fadli:"untuk kalian, dan seluruh warga yang ada di desa ini kami memohon dengan sangat, kami mohon maafkan kami karena kami sudah terlambat untuk menyelamatkan kalian"
Fadli kemudian mengangkat kepalanya dan melihat kearah pengantin perempuan itu.

Fadli:"tapi, kami berjanji, kami akan membuat siapapun yang telah melakukan ini semua membayar akan apa yang telah mereka lakukan"
Fadli:"kami berjanji kalau kalian pasti akan mendapatkan pembalasan dendam kalian"
Si pengantin wanita itu kemudian tersenyum kearah Fadli kemudian dia mengangguk. Fadli kemudian mengajak teman temannya untuk pergi.
Fadli:"ayo teman teman, kita cari para bandit itu"
Luna:"apa kamu tau dimana nereka berada?"
Fadli:"aku sudah menemukan mereka, mereka berada di goa yang tidak terlalu jauh dari desa ini"
Mereka kemudian bergegas ke goa tersebut, kemudian ketika mereka sampai, mereka mendengar suara sorak sorakan, dan perayaan dari dalam goa, para bandit itu sepertinya sedang berpesta dan tidak menyesali perbuatan mereka sama sekali.

Fadli kemudian mengeluarkan gas berwarna ungu dari tangan kirinya kemudian dia mengarahkan gas tersebut kedalam goa.
Jean:"gas apa itu?"
Fadli:"gas pelumpuh, dengan begini kita bisa menangkap mereka dengan mudah"
Celes dan yang lainnya melihat kearah Fadli dengan bingung.
Celes:"Fadli, apa kamu baik baik saja?"
Fadli:"huh? Kenapa memangnya?"
Celes:"kamu cukup tenang setelah mengetahui hal yang terjadi, tidak seperti biasanya"
Eva:"bahkan terlalu tenang, benar benar tidak seperti dirimu saja"
Fadli menunjuk kearah Nadia dan Lia yang memeluk tangan kanannya Fadli dengan cukup erat.

Celes dan yang lainnya tersenyum melihat itu. Mereka kemudian masuk kedalam goa untuk menangkap para bandit yang sudah terkapar dan tidak bisa bergerak.
Silvi:"jadi, apa kita akan membawa mereka ke Einherjar?"
Fadli:"tidak, bukan kita yang akan menghukum mereka"
Jean:"apa maksudmu?"
Fadli tidak menjawab pertanyaan dari Jean, dia hanya menarik para bandit yang sudah mereka ikat kembali ke desa. Dia kemudian melempar para bandit itu di depan seluruh warga yang telah menjadi mayat hidup. Fadli kemudian mempersilahkan mereka untuk menghukum para bandit itu sesuka mereka. Para warga memberi hormat kepada Fadli lalu mereka langsung memangsa para bandit yang hanya bisa berteriak kesakitan dan tidak bisa melawan.

Sementara itu Fadli mengajak yang lainnya untuk pergi tanpa memperdulikan teriakan meminta tolong ataupun tangisan dari para bandit. Tentu saja mereka menutup mata dan telinga Lia supaya dia tidak menyaksikan atau mendengarkan hal itu.
Fadli:"sekarang kita cari bangsawan dan si penyihir itu, apa kalian tau sesuatu tentang mereka?"
Celes mengangguk, kemudian Fadli menggunakan recall kepada Celes untuk mencari bangsawan itu. Setelah itu mereka langsung menghilang, dan muncul di depan sebuah rumah besar yang terlihat sangat mewah. Rumah tersebut di jaga oleh mayat hidup para ksatria dan para hewan yang sudah diberi sihir ilusi supaya terlihat seperti masih hidup.

Saat melihat para ksatria itu, mereka tau kalau para ksatria itu juga dibunuh oleh bangsawan dan penyihir yang sedang mereka cari. Fadli kemudian melihat kearah Nadia, dan Nadia mengangguk.
Nadia:"turn undead"
Nadia menyucikan para mayat hidup itu, dan saat Nadia melakukan itu, mereka melihat arwah dari para ksatria itu membungkuk kearah mereka sebagai tanda terima kasih. Setelah menyucikan seluruh mayat hidup yang menjaga rumah, mereka langsung menerobos masuk kedalan rumah dan mencari dimana bangsawan dan penyihir itu berada. Fadli berhasil menemukan mereka berdua dengan mudah, dan ternyata mereka berdua sedang bercinta di dalam kamar tanpa memperdulikan apa yang terjadi di luar.

Fadli langsung mendobrak pintu kamar itu dan mengejutkan mereka.
Bangsawan:"siapa kalian? Berani sekali kalian......"
Bangsawan itu mencoba untuk bertingkah sombong dengan mengatakan kata kata tidak berguna, tapi Fadli langsung membungkamnya.
Fadli:"diamlah!"
Fadli kemudian langsung mengikat mereka berdua dengan sihirnya tanpa memberi mereka kesempatan untuk memakai pakaian ataupun melakukan hal lain. Fadli kemudian membuka sebuah portal kembali ke desa mayat hidup tadi, kemudian dia berbisik kepada kedua orang tersebut.
Fadli:"aku harap kalian sudah puas bersenang senang, karena itu adalah hal terakhir yang kalian lakukan sebelum kalian mendapatkan siksaan terburuk dalam hidup kalian"

Fadli melempar mereka kearah portal itu kemudian dia langsung menutup portal tersebut.
Silvi:"apa kita tidak akan menyusul mereka kembali ke desa?"
Fadli:"tunggu sebentar, biarkan mereka mendapatkan hukuman mereka terlebih dahulu"
Fadli kemudian melihat lihat sekitar kamar itu untuk mencari sesuatu. Dia menemukan beberapa carik kertas yang tersembunyi di sisi sisi tertutup yang ada di kamar, dia lalu mencari ke ruangan ruangan lain hingga keseluruhan rumah juga dia jelajahi. Setelah mencari ke seluruh sudut yang ada di rumah itu dia berhasil menemukan cukup banyak kertas, tapi dia sama sekali tidak memperlihatkan apa yang tertulis dalam kertas itu kepada yang lainnya selain Luna dan para senjata terkutuk.

Tidak perlu waktu lama mereka saling mengangguk dan memutuskan untuk menghancurkan kertas tersebut dengan cara membakarnya. Hal itu membuat teman teman mereka yang lain menjadi cukup bingung.
Eva:"apa yang sebenarnya tertulis dalam kertas kertas itu?"
Luna:"sesuatu yang seharusnya tidak di ketahui oleh siapapun"
Celes dan yang lainnya mengangguk karena mereka sadar kalau akan lebih baik jika mereka tidak mengetahuinya. Mereka kemudian keluar dari rumah tersebut, dan Fadli menggunakan sihirnya untuk menghilangkan rumah tersebut.
Fadli:"void"
Dalam sekejap mata, rumah yang besar dan sangat besar langsung menghilang dan hanya meninggalkan tanah kosong seperti tidak ada apa apa disana sebelumnya.

Mereka kemudian kembali ke desa mayat hidup itu dan kembali menghadap ke pengantin yang berada di altar.
Fadli:"kami sudah menepati janji kami"
Pengantin wanita itu mengangguk kearah Fadli dan membungkukan badannya sebagai tanda terima kasih. Para mayat hidup lain yang ada di gedung itu juga melakukan hal yang sama. Fadli kemudian melihat kearah Nadia dan Nadia mengangguk.
Nadia:"full area turn undead"
Nadia menyucikan seluruh warga yang telah berubah menjadi mayat hidup, tentu saja dengan bantuan manna dari Fadli. Mereka melihat arwah para warga kembali berterima kasih kepada mereka sambil melambaikan tangan mereka.

Mereka kemudian keluar dari desa tersebut, dan Fadli juga menghilangkan desa itu dengan void, lalu dia mengubah tanahnya menjadi pemakaman dengan jumlah batu nisan yang sama dengan jumlah penduduk di tambah dengan jumlah ksatria yang juga berubah menjadi mayat hidup tadi. Setelah itu mereka akhirnya kembali ke Einherjar. Ketika mereka sampai ternyata para pahlawan yang lain juga sudah kembali ke istana. Raja Garcia yang melihat raut wajah mereka yang murung langsung bertanya.
Garcia:"apa yang terjadi?"
Mereka tidak menjawab pertanyaan beliau, karena Fadli memunculkan beberapa hologram di depan mereka semua dan menunjukan apa yang terjadi melalui hologram tersebut.

Baru saja beberapa detik hologram itu berjalan, Garcia langsung menghembuskan nafasnya dengan lelah dan dia menghentikan hologram itu terlebih dahulu.
Garcia:"kalian bisa kembali beristirahat, tidak perlu menemani kami melihat apa yang terjadi"
Fadli dan kelompoknya mengangguk kemudian mereka bersiap pergi ke kamar mereka.
Celes:"selamat beristirahat teman teman, sampai jumpa nanti"
Namun, sebelum mereka berpisah untuk pergi ke kamar mereka masing masing, Fadli menghentikan mereka.
Fadli:"tunggu"
Fadli langsung memeluk mereka semua dengan cukup erat dan berkata dengan lembut.
Fadli:"aku berjanji aku tidak akan membiarkan apapun terjadi kepada kalian, jadi aku mohon tetaplah berada di sisiku, aku mohon jangan pernah meninggalkanku"

Perkataan dari Fadli itu membuat mereka, dan bahkan semua orang yang melihat mereka terkejut. Mereka semua langsung sedikit tersenyum melihat itu, sementara itu Nadia dan para cewek yang juga terkejut langsung membalas pelukan Fadli kemudian mereka secara bersamaan mereka mengatakan.
Princesses:"kami tidak akan pernah meninggalkanmu"
Setelah itu mereka mengurungkan niat mereka untuk beristirahat di kamar masing masing, dan memilih untuk beristirahat di satu kamar yang sama, yaitu kamar milik Celes, karena kamar Celes berukuran lebih besar dari kamar mereka dan tempat tidurnya cukup besar hingga muat untuk menampung mereka dalam satu tempat tidur.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang