Chapter 34 : Aura Intimidasi

82 8 0
                                    

Arthur dan para ksatrianya terdiam saat melihat status milik Fadli dan Nadia, lalu ketika Arthur ingin bertanya, Fadli menghentikanya.
Fadli:"Arthur, aku tau ada banyak hal yang ingin kalian tanyakan, tapi bisakah kita membahasnya di tempat lain?"
Arthur:"ah, baiklah, Merlin"
Arthur melihat kearah Merlin, lalu Merlin langsung menteleportasikan mereka ke suatu tempat.
Arthur:"selamat datang di kastil Camelot, kamu tidak keberatan kita membahasnya disini kan?"
Fadli:"tentu saja"
Fadli:"sekarang kalian boleh bertanya"
Vivi kemudian maju kedepan Fadli dan yang lainya sambil mengangkat tangan.
Vivi:"boleh aku yang bertanya terlebih dahulu?"
Nadia:"silahkan"
Vivi:"setelah melihat perlengkapan kalian, aku menyadari sesuatu, apa kalian membuka kotak Pandora?"

Arthur:"kotak Pandora? Maksudmu tempat itu?"
Vivi mengangguk dan melihat kearah Fadli dan kawan kawan.
Fadli:"bukan kami yang membukanya"
Fadli lalu menceritakan apa yang terjadi saat mereka masuk ke dalam Pandora.
Merlin:"lalu apa yang terjadi kepada Sparda?"
Fadli:"tenang saja, dia aman kok"
Vivi:"aman huh?"
Vivi melihat kearah pedang yang ada di punggung Fadli kemudian dia tersenyum.
Vivi:"aku ingin mencoba sesuatu"
Vivi kemudian mengulurkan tangan kananya kearah Fadli, dan sedikit mengeluarkan aura intimidasi kepada Fadli. Namun Fadli tidak melakukan apa apa, dan malah Nadia dan yang lainya yang bergerak, bahkan Rina, Runa, dan Sparda juga langsung berubah ke bentuk manusia.

Nadia langsung memegang tangan kanan Vivi sedangkan yang lainya menodongkan senjata mereka kearah Vivi, dan ada juga yang bersiap untuk menyerang Vivi menggunakan sihir. Wajah mereka hanya menampakan satu ekspresi yaitu amarah, bahkan Lia yang sedang digendong oleh Nadia juga terlihat kesal.
Nadia:"apa yang ingin kamu lakukan kepada Fadli?"
Arthur terlihat khawatir dan melihat kearah Vivi.
Arthur:"Vivi"
Vivi kemudian menghilangkan aura intimidasinya dan masih saja tersenyum.
Vivi:"maaf maaf, aku hanya ingin memancing para pedang terkutuk itu saja, tidak aku sangka aku juga mendapatkan sesuatu yang menarik"

Vivi:"mata yang bagus"
Vivi melihat kearah mata Nadia yang ternyata sudah berubah menjadi warna biru muda yang sangat indah. Celes dan yang lainya juga menyadari itu.
Celes:"Nadia mata kamu"
Nadia:"huh?"
Nadia lalu mengeluarkan smartphonenya untuk berkaca, dan dia langsung terkejut ketika melihat matanya.
Nadia:"apa apaan ini?"
Vivi:"itu adalah mata para dewi, ketika seorang Paladin menguatkan tekadnya untuk melindungi seseorang yang sangat berharga baginya maka dia akan mendapatkan kekuatan para dewi"
Wajah Nadia langsung sedikit memerah setelah mendengar itu, tapi kemudian dia memikirkan sesuatu.
Nadia:'kalau begitu apakah mata merah itu juga merupakan kekuatan para dewa?'

Nadia lalu tersadar dari lamunanya dan mengingat apa yang baru saja terjadi. Nadia lalu kembali melihat kearah Vivi dengan marah.
Nadia:"tunggu, jangan mengalihkan pembicaraan, apa yang tadi ingin kamu lakukan kepada Fadli?"
Vivi:"woah, tenang, sudah aku bilang aku hanya ingin memancing mereka saja"
Vivi menunjuk kepada Runa, Rina dan Sparda. Arthur dan para ksatria yang lain kemudian menyadari kalau ternyata ada perempuan tambahan yang tiba tiba muncul.
Arthur:"loh, siapa kalian? Dan dari mana kalian datang?"
Merlin:"mereka adalah Runa, Rina, dan Sparda, pedang terkutuk yang diceritakan oleh Fadli tadi"
Arthur:"tunggu, kalau begitu Fadli adalah pemilik ketiga pedang itu yang baru?"

Mereka semua lalu melihat kearah Fadli, yang dari wajahnya dia terlihat sangat bingung.
Fadli:"um, adakah yang mau menjelaskan padaku apa yang sedang terjadi? Dan Nadia, bisakah kamu melepaskan tangannya Vivi?"
Nadia:"tunggu, apa? Jangan bilang kamu tidak merasakanya"
Fadli:"merasakan apa?"
Vivi kemudian memperkuat aura intimidasinya tapi Fadli sama sekali tidak terganggu, dan masih terlihat bingung.
Vivi:"apa kamu benar benar tidak merasakan aura sebesar ini?"
Fadli kemudian paham setelah mendengar perkataanya Vivi.
Fadli:"owh, jadi dari tadi kamu menggunakan aura intimidasimu kepadaku? Dan tidak, aku masih tidak merasakan apa apa"

Vivi kemudian kembali menghilangkan auranya, dan terlihat terkejut.
Vivi:"menarik"
Vivi:"kalau begitu apakah kamu bisa menggunakan aura intimidasimu kepadaku? Aku ingin melihat bagaimana aura intimidasi milikmu"
Fadli:"tidak masalah"
Fadli berjalan kearah Nadia lalu memberikan sebuah sihir elemen cahaya kepada Lia, lalu dia kembali menghadap kearah Vivi. Fadli lalu langsung mengeluarkan aura intimidasinya, dan hal itu tidak hanya membuat Vivi ketakutan, tapi juga membuat semua orang yang ada di wilayah Camelot juga ketakutan, bahkan banyak sekali yang sampai pingsan karena aura tersebut. Vivi dan yang lainya yang masih bisa bertahan tiba tiba melihat ada bayangan yang sangat mengerikan muncul di belakang Fadli.

Bayangan tersebut sangatlah besar dan mengerikan, bayangan itu memiliki mata yang berwarna merah menyala, gigi yang berwarna putih bersih tapi terlihat sangat tajam, dan terlihat seperti ada beberapa pasang sayap di punggung bayangan tersebut. Untungnya Fadli sudah melindungi Lia dengan sihir penenang sehingga Lia tidak merasakan aura yang dikeluarkan dari Fadli. Vivi dan yang lainya merasa sudah tidak kuat menahan aura sebesar itu dan ingin meminta Fadli untuk menghilangkanya. Tapi karena terlalu ketakutan, suara mereka tidak ada yang mau keluar. Namun untungnya, Fadli menghentikan aura tersebut ketika Nadia berhasil memegang tangan kananya. Saat aura tersebut menghilang, semua orang langsung bernafas lega walaupun masih ada perasaan takut yang masih tersisa di dalam diri mereka.

Nadia:"apa apaan itu tadi?"
Fadli:"aura intimidasi"
Nadia:"sebesar itu?"
Fadli:"maaf, sebenarnya aku sedikit kehilangan kendali pada auraku tadi"
Tidak lama kemudian ada beberapa ksatria istana yang dengan wajah panik bergegas masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ksatria:"yang mulia apa kalian baik baik saja? Sebenarnya apa itu tadi?"
Arthur:"ah, kalian tenang saja, itu tadi hanya salah satu eksperimen yang dilakukan Vivi"
Ksatria:"owh syukurlah, kami kira itu hal yang berbahaya, karena hampir semua warga dan ksatria yang ada lansung pingsan saat hal tadi dimulai"
Fadli:"ah maaf maaf, aku tidak bermaksud hingga membuat kalian pingsan"

Vivi:"tidak itu tadi salahku karena sudah menantangmu"
Fadli:"tetap saja, jika aku tidak kehilangan kendali akan auraku ini semua tidak akan terjadi"
Fadli:"dan sebagai permintaan maaf, aku akan memperbaiki kesalahanku"
Fadli:"relaxing wave"
Fadli lalu memunculkan sebuah lingkaran sihir yang sebesar luas kerajaan Camelot, lalu dia memunculkan sebuah suara yang sangat menenangkan yang bisa terdengar ke semua wilayah Camelot. Semua orang yang mendengar suara tersebut akan langsung menjadi tenang dan rasa takut yang tadi masih tersisa langsung menghilang tanpa jejak. Nadia dan yang lainya juga ikut merasakan ketenangan dengan mendengar suara tersebut.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang