Fadli sedang dikurung di salah satu sel di penjara bawah tanah, tangan dan kakinya di ikat ke tembok, dan dia sedang disiksa oleh ksatria yang dia temui tadi. Terdapat banyak sekali luka sayatan, cambukan, dan luka lebam di seluruh badannya Fadli akibat dari siksaan itu. Semua pakaian dan perlengkapannya Fadli kecuali celananya di lepas dan di letakan di meja di dalam sel tersebut. Namun, Fadli menitipkan smartphonenya ke Nadia untuk berjaga jaga jika terjadi sesuatu, dan dia memakai interkom yang cukup kecil di telinganya sehingga hampir tidak ada yang bisa menyadari interkom tersebut. Ksatria yang menyiksa Fadli lalu bertanya kepada dia.
Ksatria:"BICARALAH!"
Fadli:"bawa Jeanne kemari dan aku akan bicara"
Ksatria tersebut langsung mencambuk Fadli kembali.
Ksatria:"apa kau tidak sadar? Kau tidak berada dalam posisi untuk bernegosiasi"
Fadli:"kalau begitu tidak ada gunanya aku bicara"
Ksatria tersebut langsung mengambil pedangnya dan bersiap untuk membunuh Fadli.
Ksatria:"baiklah kalau begitu"
Tapi Jeanne kemudian datang dan menghentikan dia.
Jeanne:"berhenti, serahkan yang satu ini kepadaku"
Ksatria:"tapi"
Jeanne:"apa kau berani menentangku?"
Ksatria:"tidak maaf"
Ksatria tersebut kemudian pergi dengan wajah yang sangat kesal. Setelah ksatria tersebut pergi, Fadli langsung tersenyum kepada Jeanne.
Fadli:"akhirnya kamu datang juga"Jeanne:"kita bicara setelah aku melepaskan ikatanmu"
Fadli:"itu tidak perlu"
Saat Jeanne melihat kearah Fadli, ternyata dia sudah bebas, dan berjalan ke meja tempat pakaiannya diletakan.
Jeanne:"kamu bisa kabur dengan mudah, tapi kamu malah menerima siksaan itu hanya demi berbicara denganku? Bagaimana kalau aku tidak datang?"
Fadli:"aku percaya padamu, kalau kamu pasti akan datang kesini, lagipula hal seperti tadi tidak cukup untuk di sebut sebagai siksaan"
Jeanne melihat seluruh luka yang tadi ada di badan Fadli tiba tiba menghilang tanpa meninggalkan bekas apapun.
Jeanne:"siapa kamu sebenarnya? Dan bagaimana luka luka tadi bisa hilang secepat itu?"
Fadli:'aku lebih penasaran kenapa aku tidak merasakan sakit sama sekali saat disiksa tadi, tapi mungkin itu karena ketahanan tubuhku juga ikut meningkat setelah datang ke dunia ini'Fadli lalu memakai seluruh pakaiannya, kemudian melihat kearah Jeanne.
Fadli:"buka status"
Jeanne langsung terkejut, saat melihat status milik Fadli.
Fadli:"aku adalah salah satu pahlawan yang di panggil dari dunia lain"
Jeanne:"pahlawan? Kalau begitu bisakah kamu membebaskan kota ini?"
Fadli:"justru karena itulah aku ingin bicara kepadamu, apa yang terjadi disini?"
Jeanne:"sebenarnya kota ini dulunya adalah kota yang aman dan sangat damai, sampai suatu saat ada pasukan ksatria dari kekaisaran datang, dan menguasai kota ini"Jeanne:"para pasukan itu di pimpin oleh komandan Napoleon, mereka kemudian memintaku untuk bergabung dengan mereka setelah mereka mendengar cerita tentangku"
Jeanne:"aku tidak punya pilihan lain selain bergabung, karena mereka bilang mereka akan membantai seluruh warga jika aku tidak mau bergabung"
Fadli:'klasik'
Fadli:"baiklah, aku akan membantumu membebaskan kota ini"
Jeanne:"tapi apakah hanya dengan kita berdua, kita bisa mengalahkan Napoleon, dan pasukannya"
Fadli:"tenang...."
Ksatria yang tadi pergi tiba tiba kembali dan mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
Ksatria:"ha! Sudah kuduga kalau kau pasti akan berkhianat suatu saat nanti Jeanne...."
Fadli langsung menyikut perut ksatria itu hingga pingsan.Fadli:"diamlah, aku sedang bicara disini"
Fadli lalu melihat kembali kearah Jeanne.
Fadli:"tenang saja, teman temanku di luar sedang meyakinkan para warga untuk menyerang kesini"
Fadli:"untuk sekarang kita bebaskan para warga yang dikurung disini sambil menunggu teman temanku memberi tanda"
Jeanne:"baik"
Mereka berdua lalu membebaskan orang orang yang di kurung di sana termasuk anak laki laki yang terjatuh tadi. Mereka berdua lalu menjelaskan pada warga di sana apa yang terjadi, dan Jeanne langsung meminta maaf kepada mereka. Fadli melihat kalau ada beberapa pasang tulang manusia yang tergeletak di beberapa sel, lalu dia meminta para warga tersebut untuk membawa tulang tulang itu untuk dikuburkan dengan layak.Di saat yang bersamaan, Nadia dan yang lainnya berhasil meyakinkan gubernur dan para warga sekitar untuk melakukan penyerangan ke mansion tempat Fadli dan yang lainnya di tahan. Nadia lalu menghubungi Fadli melalui interkom.
Nadia:'Fadli, kami sudah siap disini'
Fadli:'baik, aku akan mengirimkan para warga yang ditahan disini kepada kalian'
Nadia:'baik'
Fadli dan Jeanne lalu membawa para warga yang mereka bebaskan untuk kabur melalui jalan rahasia yang di beritahukan oleh Jeanne. Tepat setelah mereka semua pergi dari penjara bawah tanah tersebut, tiba tiba tubuh ksatria yang Fadli buat pingsan tadi langsung terbakar hingga tidak tersisa apapun, dan Fadli tersenyum selagi mengikuti Jeanne.Mereka lalu berhenti tepat di depan pintu keluar.
Jeanne:"ini adalah jalan keluar kalian, saat kalian keluar, langsunglah berkumpul kepada keluarga kalian yang sudah siap untuk menyerang di depan mansion ini"
Warga:"bagaimana dengan kalian berdua?"
Fadli:"kami berdua akan menghadapi Napoleon secara langsung"
Kemudian ada seorang perempuan yang cukup tua memegang pundak Jeanne.
Nenek:"Jeanne, ini semua bukan salahmu, jadi kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri"
Nenek:"harapan kami ada kepada kalian berdua, semoga kalian berhasil, dan kembalilah dengan selamat"
Para warga tersebut lalu melihat Jeanne dengan tersenyum.Jeanne kemudian membalas senyuman mereka.
Jeanne:"terima kasih semuanya"
Para warga itu kemudian pergi dan berkumpul ke Nadia dan yang lainnya.
Fadli:"bukankah itu bagus, sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang membencimu"
Jeanne lalu menangis karena terharu kemudian dia tersenyum.
Jeanne:"benar, ini semua karena kamu, terima kasih"
Fadli:"hei, ini masih terlalu awal untuk berterima kasih, pertarungan kita masih belum dimulai, tegarkan dirimu"
Jeanne:"baik"
Di luar mansion, Nadia melihat warga yang menjadi tahanan sudah berkumpul dengan mereka.
Nadia:'Fadli, para warga yang menjadi tahanan sudah datang'
Fadli:'bagus, mari kita mulai revolusi ini"Nadia lalu melihat kearah Celes kemudian mereka mengangguk.
Celes:"PARA WARGA PARIS, APAKAH KALIAN SUDAH SIAP UNTUK MEMBEBASKAN KOTA INI?"
Para warga langsung bersorak dengan semangat.
Celes:"KALAU BEGITU, AYO KITA SERANG MEREKA"
Celes lalu memimpin para warga untuk menyerbu ke dalam mansion. Di depan mansion tersebut mereka sudah di sambut oleh para ksatria yang sudah siap untuk bertarung dengan mereka semua. Tapi mereka tidsk takut dan tetap maju untuk melawan para pasukan tersebut. Celes memimpin mereka dengan semangat dan sangat berani, sedangkan Eva dan Silvi berada di atap bangunan terdekat untuk membantu mereka, dan Nadia tetap menjadi medis seperti saat di Reïćjåvik.Di saat yang sama, di dalam mansion Fadli dan Jeanne juga bertarung melawan para ksatria yang menjaga tempat itu dan mencari keberadaan Napoleon.
Fadli:"Jeanne, apa kamu benar benar tidak tau dimana ruangan Napoleon berada?"
Jeanne:"maaf, aku sangat membencinya jadi aku tidak mau bertemu dengan dia sebelumnya"
Ada seorang ksatria yang muncul setelah mendengar pembicaraan mereka. Ksatrian itu langsung mengangkat tangan saat keluar.
Ksatria:"jika kalian mencari dimana ruangan Napoleon berada, ruangan paling tengah di lantai paling atas"
Jeanne:"kenapa kamu membantu kami?"
Ksatria:"karena sama sepertimu, aku juga terpaksa harus bergabung dengan pasukan tercela ini"Fadli:"bagaimana kami tau kalau ini bukan jebakan?"
Ksatria tersebut langsung melepas dan membuang semua armor dan senjatanya.
Ksatria:"percayalah, aku juga membenci Napoleon, tapi aku terlalu lemah untuk bisa mengalahkan dia"
Ksatria itu mengangkat bajunya, dan ada bekas luka yang cukup besar di perutnya.
Ksatria:"jadi, aku akan mempercayakan harapan ini kepada kalian berdua, tolong kalahkan dia"
Fadli:"baiklah, kalau begitu bisakah kamu membantu para warga di luar?"
Ksatria:"dengan senang hati"
Fadli:"siapa namamu?"
Rudolf:"kalian bisa memanggilku Rudolf"
Fadli:"aku Fadli, tenang saja kami pasti akan mengalahkan Napoleon"
Rudolf mengangguk, dan mereka langsung berpisah arah.Fadli menghubungi Nadia melalui interkom.
Fadli:'apa kamu dengar itu Nadia? Aku mengirim satu orang lagi untuk membantu kalian'
Fadli:'awasi orang itu baik baik'
Nadia:'baik'
Fadli dan Jeanne lalu berhasil sampai di ruangan milik Napoleon. Fadli menendang pintu ruangan tersebut hingga terlempar kedalam. Di dalam ruangan itu Napoleon sudah berdiri menunggu mereka.
Napoleon:"jadi kalian yang memimpin semua keributan ini, aku sudah lama menunggu kalian"
Napoleon:"tidak kusangka ternyata kamu juga ikut dalam hal ini Jeanne, aku sangat kecewa kepadamu"
Fadli:"diamlah kau cebol"
Nadia yang merasa tersindir langsung menghubungi Fadli.
Nadia:'kenapa kamu tiba tiba memanggilku cebol?!'
Fadli:'bukan kamu, aku sedang berbicara kepada Napoleon'
Nadia:'owh, maaf'
Jeanne:"kami akan mengalahkanmu sekarang juga"
Napoleon:"coba saja kalau bisa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reunion to Parallel World
FantasiaAlumni dari sebuah sekolah mengadakan reuni di kelas lama mereka, namun saat mereka semua sudah berkumpul, tiba tiba muncul cahaya misterius yang memindahkan mereka ke dunia lain. Apakah mereka bisa kembali ke dunia asal mereka? Warning: ada bebera...