Chapter 45 : Aula Jiwa

70 6 1
                                    

Cahaya yang keluar dari gelangnya Fadli secara perlahan mulai berubah, dan menjadi sesosok perempuan yang sedikit tembus pandang, dan ternyata perempuan itu adalah Harley. Harley lalu menyapa mereka semuanya.
Harley:"hi"
Luna:"siapa kamu?"
Harley:"aku akan jelaskan itu nanti, untuk sekarang yang lebih penting adalah kita masih bisa menyelamatkan Fadli"
Semuanya langsung senang saat mendengarkan itu.
Harley:"tapi sebelum itu bisakah kalian menghentikan mereka dulu sebelum mereka menghancurkan tempat ini?"
Harley menunjuk kearah Nadia dan yang lain yang sedang mengamuk. Luna dan tiga pedang terkutuk langsung bergegas untuk menghentikan mereka. Luna menahan Celes, Runa menahan Eva, Rina menahan Silvi, dan Sparda menahan Jean.

Luna:"kalian tenanglah, kita masih bisa menyelamatkan Fadli"
Celes, Eva, Silvi, dan Jean langsung sedikit tenang, sedangkan Nadia masih saja mengamuk.
Tetron:"kalian melupakan Nadia"
Sparda:"apa menurutmu kami bisa menenangkan dia, harusnya kalian yang mencoba untuk menenangkan dia karena kalian sudah lama mengenal dia"
Mereka semua kemudian mencoba untuk memanggil dan menenangkan Nadia, tapi Nadia sama sekali tidak memperdulikan mereka sampai Lia berlari kearah Nadia dan memeluknya.
Lia:"mama!"
Nadia langsung berbalik dengan penuh amarah, tapi wajah dia langsung menjadi sedikit tenang saat melihat Lia memeluknya, kemudian dia juga membalas pelukan dari tubuh kecil Lia.

Nadia kemudian menggendong Lia dan berjalan kearah teman temannya karena mereka semua memanggil namanya.
Nadia:"ada apa?"
Sparda:"kita masih bisa menyelamatkan Fadli, jadi kamu tenanglah"
Wajah Nadia yang awalnya sedih langsung berubah menjadi ceria.
Nadia:"benarkah? Bagaimana caranya?"
Harley:"semua jiwa yang diambil oleh klan jiwa akan selalu dilemparkan ke aula jiwa, jika kita bisa masuk kesana kita pasti bisa menyelamatkan Fadli"
Nadia:"kamu siapa?"
Harley:"namaku Harley, aku yakin kalian sudah mengetahui nama itu bukan?"
Orang orang yang mengetahui tentang Harley langsung terkejut dan terlihat tidak percaya.
Celes:"tapi Fadli bilang kamu sudah.."
Harley:"mati? Aku memang sudah mati kok"

Harley:"bentuk ini hanyalah jiwaku yang tersisa yang aku masukan kedalam gelang yang aku berikan kepada Fadli untuk melindunginya"
Tetron:"hal semacam itu juga bisa dilakukan?"
Harley:"bisa kok"
Nadia:"kamu bilang kita harus pergi ke aula jiwa? Apakah kamu tau bagaimana cara kita pergi ke tempat itu?"
Harley:"aku tau, tapi dalam wujud jiwa seperti ini aku tidak bisa membawa kalian pergi kesana"
Eva:"kalau begitu bagaimana cara kita pergi kesana?"
Merlin kemudian mendekat kearah mereka.
Merlin:"aku bisa membuatkan portal untuk kalian pergi kesana"
Semua orang langsung melihat kearah Merlin
Eva:"benarkah?"
Merlin:"tapi saat kalian sudah berada di aula jiwa aku tidak akan bisa membantu kalian untuk kembali"

Arthur:"Merlin"
Hampir semua orang langsung terdiam, tapi Nadia dan timnya langsung mengangguk.
Nadia:"kalau begitu tunggu apalagi, cepat buatkan portal itu untuk kami"
Merlin:"apa kalian serius? Bisa saja kalian terjebak di tempat itu untuk selamanya loh"
Nadia:"apa kami terlihat bercanda bagimu?"
Nadia dan timnya melemparkan tatapan yang membuat semua orang di sana terdiam dan sedikit merinding.
Nadia:"Fadli selalu melindungi, dan menolong kami dengan mengorbankan nyawanya, dan sekarang giliran kami untuk menyelamatkan dia, dan kami tidak peduli apapun resikonya"
Merlin kemudian menghembuskan nafasnya dan membuatkan portal untuk mereka.

Harley:"kalian akan membutuhkan tubuh ini supaya jiwa Fadli bisa langsung kembali ke tubuhnya"
Jiwa Harley kemudian menghilang dan tidak lama kemudian tubuh Fadli bergerak dan berbicara, tapi dengan suaranya Harley.
Harley:"aku bisa menggerakan tubuh ini sementara untuk membantu kalian"
Nadia:"baiklah kalau begitu, ayo pergi"
Ketika mereka akan pergi, Bu Annisa menghentikan mereka.
Bu Annisa:"Nadia, tunggu"
Nadia:"Bu Annisa, tidak peduli apa yang ibu katakan kami tetap akan menyelamatkan Fadli, dan tidak ada yang bisa menghentikan itu"
Bu Annisa:"ibu tau itu, karena itulah ibu ingin memberi nasihat kepada kalian"
Bu Annisa:"cepatlah kembali, dan jangan lupa untuk membawa Fadli bersama kalian"

Bu Annisa kemudian tersenyum kepada mereka, awalnya Nadia terkejut, tapi dia kemudian juga tersenyum.
Nadia:"tenang saja, kami akan menyeret dia kembali jika perlu"
Nadia dan timnya kemudian berjalan menuju portal itu, dan tidak lama kemudian portal itu langsung menghilang. Setelah melewati portal itu, Nadia dan yang lainya sampai di sebuah tempat yang sangat aneh menurut mereka, di tempat itu banyak sekali jiwa yang diikat dan disiksa, dan dikekang, terdengar suara jeritan dan tangis dari segala arah. Setelah mendengar itu mereka langsung khawatir dengan Fadli. Tapi sepertinya kekhawatiran mereka tidak ada gunanya.

Karena mereka melihat jiwa Fadli sedang duduk diatas tumpukan tubuh klan jiwa yang tidak sadarkan diri dan membaca beberapa buku sambil menunggu mereka datang. Ketika Fadli melihat mereka dia langsung tersenyum, menutup buku yang dia baca, dan menyambut mereka.
Fadli:"akhirnya kalian datang juga"
Kemudian dia menyadari sesuatu.
Fadli:"Nadia kenapa wujud kamu berubah seperti malaikat? Dan bagaimana kalian bisa menggerakan tubuhku?"
Nadia:"kami bisa menjelaskan itu nanti, yang lebih penting apa kamu baik baik saja?"
Fadli:"seperti yang kamu lihat sendiri, aku baik baik saja"
Nadia dan para cewek langsung terdiam dengan ekspresi tidak percaya, dan itu membuat Fadli sedikit terkekeh.

Eva:"jangan bilang kamu melakukan ini karena kamu ingin kami yang menyelesaikan masalah ini seperti yang kamu bilang tadi?"
Fadli kembali terkekeh kemudian dia mejawab.
Fadli:"tentu saja tidak, aku juga terkejut saat mereka berhasil mengenaiku, tapi sisi baiknya aku bisa membaca beberapa buku milik para klan jiwa, dan ada beberapa yang menurutku cukup menarik"
Silvi:"sebelum itu, apa kamu tidak ingin kembali ke tubuhmu terlebih dahulu?"
Nadia:"ah itu benar, ada seseorang yang menunggumu di dalam sana?"
Fadli melihat kearah mereka dengan bingung, tapi dia tetap saja kembali masuk kedalam tubuhnya.

Tidak lama kemudian Nadia dan para cewek melihat ada air yang keluar dari mata Fadli, tapi Fadli langsung menghapus air matanya dan tersenyum. Dia kemudian melihat kearah Runa Rina dan Sparda.
Fadli:"Sparda, berapa banyak manna yang bisa kalian tampung?"
Sparda:"maksimal sekitar 3 kali lebih banyak dari manna yang kami miliki"
Fadli:"jadi kurang lebih sekitar 9 kali ya, aku rasa cukup"
Fadli lalu meminta mereka bertiga untuk berubah menjadi sebuah katana yang dia genggam dengan tangan kanannya.
Jean:"apa yang akan kamu lakukan?"
Fadli:"mengeluarkan kita semua dari tempat ini"
Fadli:"aku harap ini berhasil"
Fadli kemudian langsung memasang sebuah kuda kuda.

Dia merapatkan kedua kakinya, dan meluruskan badannya, kemudian dia meluruskan tanganya dengan kakinya kemudian, lalu dia mengalirkan mannanya kedalam katana, dan bilah dari katana itu langsung berubah menjadi berwarna hitam pekat. Fadli lalu sedikit memajukan kaki kirinya, dan sedikit mengangkat tangan kanannya. Dia lalu memperingatkan timnya.
Fadli:"kalian mendekatlah ke punggungku supaya tidak terlempar"
Mereka mengangguk dan memeluk Fadli dari belakang. Fadli lalu mengayunkan pedangnya secara horizontal ke depan mereka, dan dimensi di depan mereka langsung terbelah dan mulai retak hingga hancur berkeping keping. Orang orang yang masih berada di menara Greenwich cukup khawatir dan mendoakan keselamatan mereka.

Mereka terkejut saat melihat tempat dimana portal Merlin tadi tertutup tiba tiba terlihat seperti terbelah dan retak. Tidak lama kemudian dari retakan tersebut keluar banyak sekali jiwa jiwa manusia yang kembali ke tubuh mereka masing masing, ada juga yang langsung naik ke langit karena tubuh mereka telah lama hancur. Tidak lama kemudian mereka melihat Fadli dan timnya muncul dari retakan itu, dan retakan itu langsung menghilang. Mereka langsung mendekati mereka.
Alip:"cepet banget, bagaimana cara kalian keluar dari tempat itu?"
Nadia:"Fadli menghancurkan aula jiwa"
Semua orang yang belum mengenal Fadli langsung terkejut.
Fadli:"hei, aku cuma menebasnya saja"
Eva:"tapi tetap saja hancur bukan?"

Fadli:"iya sih"
Raja Garcia dan yang lainnya langsung menggelengkan kepala mereka sambil tersenyum.
Tetron:"kenapa kamu tidak pernah menahan kekuatanmu sih kawan?"
Fadli:"aku selalu menahan kekuatanku kok"
Nadia:"justru itu lebih parah"
Fadli:"baiklah baiklah, ngomong ngomong sekarang sudah waktunya kita untuk pulang"
Fadli menjentikan jarinya dan mereka semua langsung kembali ke kerajaan masing masing, namun Fadli tidak ikut kembali ke istana di Einherjar. Nadia menghembuskan nafasnya, kemudian dia melihat kearah timnya, dan dia langsung menteleportasikan mereka ke tempat dimana Fadli kemungkinan berada yaitu di makam milik Harley.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang