Chapter 57 : Penyelidikan Dimulai

53 4 0
                                    

Fadli dan Eva kembali ke penginapan tempat yang lainnya menginap sambil mengobrol dan tertawa.
Eva:"hahaha, kamu benar pekerjaan ini memang menyenangkan"
Fadli:"apa aku bilang"
Eva:"terus juga, apa kamu lihat wajah orang itu tadi? Aku hampir tidak bisa menahan tawaku saat melihatnya"
Fadli:"kamu pikir aku bisa? Aku bener bener nahan ketawa tadi"
Eva:"eh, tapi wajahmu datar aja tadi"
Fadli:"wajahku emang kaya gini"
Eva:"iya sih"
Mereka berdua terus saja mengobrol sambil tertawa, sedangkan Nadia dan yang lain melihat mereka dengan bingung. Nadia kemudian pura pura batuk untuk menarik perhatian mereka.
Nadia:"*ahem, selamat datang kembali"

Nadia:"sebelum aku bertanya apa yang kalian dapatkan, aku ingin menanyakan beberapa hal terlebih dahulu, kemana saja kalian pergi dan apa yang kalian lakukan?"
Fadli dan Eva berhenti tertawa kemudian melihat kearah Nadia.
Fadli:"kenapa kamu menanyakan itu?"
Nadia:"aku dapat mencium bau alkohol dari nafas kalian, dan aku juga mencium aroma tubuhmu menempel di tubuh Eva"
Nadia:"jika aroma Eva di tubuhmu itu biasa, karena dia sering sok sok manja, tapi jika sebaliknya itu perlu dipertanyakan"
Eva:"ah tenang saja Nadia, aku bisa menjelaskan tentang ini"
Eva kemudian menjelaskan kepada Nadia sedangkan Celes menanyakan kepada yang lain apakah mereka juga bisa mencium aroma yang dibicarakan oleh Nadia tapi mereka semua menggeleng, dan Fadli mengendus dirinya sendiri karena dia pikir kalau dia bau.

Tidak lama kemudian Eva selesai menjelaskan kepada Nadia dan yang lainnya.
Eva:"tenang saja, walaupun aku seperti ini, aku tidak akan lancang menyalip giliran kalian"
Celes tersenyum, sedangkan Nadia sekarang melihat kearah Fadli dengan wajah memelas.
Nadia:"Fadli, aku ingin kamu jujur, benar benar tidak terjadi apa apa diantara kalian berdua bukan selain ciuman dan kamu meremas dada Eva?"
Fadli:"tenang saja"
Nadia:"baguslah"
Nadia kemudian langsung menarik bajunya Fadli dan menciuminya dengan penuh nafsu.

Dia kemudian menarik Fadli hingga keatas tempat tidur sedangkan Celes dan yang lainnya terdiam dan terkejut. Sparda dan Luna langsung menutup mata dan telinga Lia sambil tersenyum melihat mereka berdua, sedangkan Eva terlihat seperti sangat ingin bersorak. Sementara Fadli sedang berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkraman Nadia. Dia sempat berhasil melepaskan mulutnya dan bertanya.
Fadli:"Nad, tunggu, kamu mabuk?"
Tapi tidak perlu waktu lama, Nadia dapat langsung mengunci kembali mulut Fadli dengan mulutnya. Permainan mereka makin lama semakin panas, bahkan Nadia sampai tidak memperdulikan kehadiran teman mereka yang lainnya. Celes dan yang lainnya awalnya hanya ingin terus melihat mereka berdua, tapi mereka kemudian langsung mencoba membantu Fadli untuk memisahkan Nadia ketika mereka melihat kalau Nadia menjadi semakin ganas.

Keesokan paginya, Nadia terbangun dengan kepala yang sedikit pusing dan badan yang sedikit pegal. Dia kemudian menyadari kalau dia tidur diatas badannya Fadli, dalam kondisi tanpa busana. Dia kemudian melihat ke sekitar dan dia melihat kalau teman temannya yang lain selain Sparda, Luna, dan Lia sedang tidur di lantai dan terlihat sangat kelelahan. Dia kemudian teringat apa yang sebenarnya terjadi tadi malam dan wajah dia langsung memerah. Tidak lama kemudian dia melihat kalau Fadli sudah mulai terbangun, dengan cepat dia langsung berbaring kembali diatas tubuhnya Fadli dan menutupi tubuh mereka dengan selimut supaya Fadli tidak melihat tubuhnya.

Nadia:"um, Fad...."
Fadli:"jangan dibahas"
Nadia:"maaf"
Fadli kemudian menjentikan jarinya dan mereka berdua kembali berpakaian rapi, Nadia kemudian langsung bangun dan berpindah dari atasnya Fadli. Tidak lama kemudian teman teman mereka yang lain bangun. Setelah mereka semua bersiap siap, Eva dan yang lain sempat menggoda Nadia beberapa kali hingga wajah Nadia benar benar berubah menjadi merah seperti tomat.
Eva:"waw tidak kusangka Nadia bisa seganas itu, waw"
Nadia:"Eva, bisakah kamu berhenti? Ini benar benar memalukan"
Celes:"tapi Eva ada benarnya loh Nad, tidak aku sangka kamu bisa mabuk hanya dengan menghirup aroma alkohol, bahkan Silvi jauh lebih tahan daripada kamu"

Nadia:"aku mohon hentikan, aku benar benar menyesali perbuatanku tadi malam, dan juga terima kasih kalian sudah mau menghentikanku sebelum aku melakukan hal yang akan membuatku semakin menyesal"
Jean:"tidak masalah"
Fadli:"sudah sudah berhenti membahas tentang kejadian tadi malam, anggap saja hal itu tidak terjadi"
Fadli:"lebih baik kita kembali fokus ke pekerjaan kita"
Luna:"apa saja yang kalian dapatkan tadi malam?"
Fadli kemudian memberitau mereka tentang informasi yang dia dan Eva dapatkan dari bartender.

Silvi:"lalu, kemana kita akan pergi terlebih dulu?"
Fadli:"kerajaan para beastmen Ischtal"
Silvi:"Ischtal punya hubungan baik dengan kerajaanku, aku bisa meminta tolong ayahku supaya kita bisa dengan mudah bergerak di Ischtal"
Celes:"lebih baik kita tidak perlu melibatkan kerajaanmu terlebih dahulu"
Fadli:"Celes benar, lebih baik kalau tidak ada yang menyadari kita selama kita menyelidiki hal ini"
Fadli:"dan aku punya ide bagus untuk itu"
Fadli menjentikan jarinya kemudian dia langsung tertawa sedangkan yang lainnya bingung.
Nadia:"jadi, apa idemu? Kenapa kamu malah tertawa?"
Fadli kemudian membuat sebuah cermin es besar didepan mereka semua untuk mereka bercermin.

Mereka kemudian langsung terkejut dan sedikit memerah saat mereka melihat kalau dirambut mereka ada sepasang telinga hewan, dan mereka juga memiliki ekor hewan sehingga mereka terlihat seperti para beastmen. Mereka semua langsung sedikit marah kepada Fadli.
All:"Fadli!!"
Fadli:"kenapa? Dengan begini kita bisa berbaur dengan para warga Ischtal dengan mudah"
Celes:"paling tidak peringatkan kami terlebih dahulu"
Jean:"itu benar, dan juga bisakah kamu beritau kami, jadi hewan apa saja kami?"
Fadli:"Celes beruang, Eva kelinci, Silvi panda, Jean singa, Luna rakun, Lia jadi setengah ikan dan Nadia itu kucing"
Lia memegang telinganya yang berubah menjadi seperti sirip ikan, kemudian dia tertawa karena menyukainya.

Nadia kemudian mendekati Fadli.
Nadia:"bagaimana denganmu? Apa kamu tidak menyamar juga"
Fadli tidak menjawab dan hanya melihat kearah Nadia saja, dia kemudian langsung mengelus elus kepala Nadia tanpa mengatakan apa apa.
Nadia:"ah, Fadli, hentikan itu"
Fadli:"ah maaf Nad, habisnya kamu terlihat sangat menggemaskan jadi aku tidak tahan ingin mengelusmu"
Wajah Nadia kembali memerah setelah mendengar itu.
Fadli:"dan tentu saja aku juga menyamar"
Fadli kemudian menyisir rambutnya sendiri menggunakan tangannya lalu rambutnya berubah menjadi warna putih dan muncul sepasang telinga berbulu berwarna putih. Muncul juga beberapa ekor berwarna putih dibelakangnya.
Fadli:"aku jadi rubah"
Nadia:"rubah berekor sembilan?"
Fadli:"yup"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang