Chapter 41 : Ancaman Baru

78 4 0
                                    

Tidak perlu waktu lama setelah kedatangan Fadli, mereka semua dapat mengalahkan semua monster yang tersisa.
Celes:"fiuh, tadi itu hampir saja, untung kamu bisa datang tepat waktu"
Tetron:"itu benar, terima kasih kawan, tapi bagaimana kamu bisa tau kalau kami ada disini?"
Fadli:"telepati"
Fadli lalu menunjuk kearah Nadia dan para cewek.
Fadli:"aku memiliki koneksi telepati dengan mereka"
Nadia:"owh, koneksinya masih terhubung?"
Fadli:"aku tidak pernah memutusnya, karena itulah aku bisa mengetahui apa yang sedang kalian lakukan"
Muka Celes, Jean, Silvi dan Nadia langsung sedikit memerah.
Fadli:"kenapa muka kalian memerah?"
Jean:"jika kamu bisa mengetahui apa yang kami lakukan, bukankah itu juga berarti kamu bisa melihat kami saat kami sedang mandi?"

Fadli awalnya terkejut, tapi kemudian dia tersenyum untuk menggoda mereka.
Fadli:"aku tidak pernah melakukan itu, tapi kalian memberiku ide yang menarik"
Muka mereka semakin memerah, sedangkan Eva merangkul Fadli dan berusaha untuk menciumnya dengan manja.
Eva:"awh, kamu tidak perlu memakai telepati untuk itu, kami akan dengan senang hati memperlihatkan tubuh kami kepadamu jika kamu memintanya"
Celes dan yang lainya langsung memarahi Eva dengan wajah yang sangat memerah untuk itu.
Cewek:"EVA!!"
Namun mereka kemudian tertawa bersama sama karenanya. Sampai sampai mereka lupa kalau tidak hanya mereka yang ada disana.

Arthur lalu berpura pura batuk untuk menyadarkan mereka.
Arthur:"ahem"
Fadli:"owh maaf maaf"
Fadli kemudian memperkenalkan Arthur dan ksatria meja bundar kepada teman temanya.
Fadli:"teman teman, perkenalan mereka adalah Arthur dan para ksatria meja bundar, aku rasa kalian telah mendengar tentang mereka dari Nadia"
Arthur:"salam kenal semuanya"
Mereka kemudian saling berkenalan, dan Nadia menyadari kalau ada seorang perempuan yang tidak dia kenali bersama dengan mereka. Nadia lalu menunjuk kearah Luna.
Nadia:"Fad, dia siapa?"
Fadli:"dia adalah ratu dari kerajaan iblis bulan"
Luna lalu berjalan kearah mereka dan membenarkan perkataanya Fadli.

Luna:"mantan ratu lebih tepatnya, aku sudah memberikan tahtaku kepada adiku"
Luna lalu menjabat tangan Nadia dan yang lainya sambil tersenyum.
Luna:"salam kenal, aku Lunaria Inggrid Lunesta, kalian bisa memanggilku Luna"
Nadia:"senang bertemu denganmu Luna"
Luna lalu langsung mengubah matanya menjadi warna kuning, dan masuk kedalam pikiranya Nadia. Setelah melihat beberapa ingatan dari Nadia, Luna kembali tersenyum.
Luna:"ternyata kamu juga cukup menarik, senang bertemu denganmu Nadia"
Nadia:"eh, seingatku aku belum memperkenalkan namaku"
Fadli:"itu karena dia baru saja melihat kedalam ingatanmu, dia juga melakukanya padaku saat kami pertama kali bertemu"
Nadia:"owh, seorang pembaca pikiran ya, menarik"

Silvi:"lalu, kenapa seorang ratu bisa ikut denganmu Fad?"
Luna:"mantan ratu"
Silvi:"ah maaf, mantan ratu"
Fadli:"aku akan jelaskan nanti saat kita sudah kembali ke Einherjar"
Fadli:"untuk saat ini, kita lebih baik mengurus tempat ini terlebih dahulu"
Fadli melihat sekitar, tapi ternyata semua bangunan yang rusak sudah diperbaiki, dan semua yang terluka sudah sembuh secara total.
Arthur:"kami sudah mengurus semuanya saat kalian sedang sibuk mengobrol"
Fadli:"maaf, terima kasih"
Fadli:"kalau begitu lebih baik kita langsung kembali ke Einherjar"
Tepat setelah Fadli mengatakan itu, mereka semua langsung berpindah ke Einherjar.
Nadia:"kali ini aku benar benar iri kepadamu, kamu bisa memindahkan orang sebanyak ini dengan cepat tanpa kelelahan sama sekali, sedangkan aku hampir menghabiskan seluruh manaku"

Fadli:"sudah kubilang, manaku tidak terbatas"
Mereka lalu melapor raja dan ratu, Lia langsung berlari untuk memeluk Fadli.
Lia:"papa"
Garcia:"Fadli, kamu sudah kembali rupanya, dan sepertinya kamu juga sudah membantu melawan para monster yang menyerang Kremlin"
Fadli:"seperti itulah"
Wajah Fadli kemudian langsung berubah menjadi serius.
Fadli:"yang mulia, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan"
Garcia dan semua orang di tempat itu juga langsung menjadi serius. Fadli memunculkan dua buah hologram di ruangan itu, dan tidak lama kemudian hologram itu memunculkan wajah Leon, dan Ernesti.

Leon:"hi Fadli, eh"
Ernesti:"ada apa kawan, eh"
Fadli:"Leon, panggil raja Vlad, dan Ernesti, panggil raja Grayford"
Mereka berdua mengangguk, dan tidak lama kemudian wajah kedua raja itu juga muncul di hologram.
Fadli:"ada hal penting yang harus saya beritaukan kepada kalian"
Fadli melihat kearah Luna, dan Luna mengangguk, lalu Fadli menceritakan kepada mereka semua tentang para iblis yang mulai naik ke permukaan Terabithia dan beberapa hal lainya. Setelah Fadli selesai memberitau mereka, Luna mengkonfirmasi cerita Fadli dan meminta maaf.
Luna:"sebagai mantan ratu kerajaan iblis bulan, saya benar benar meminta maaf sebesar besarnya atas kelalaian saya"

Fadli:"tidak apa Luna, ini bukan sepenuhnya salah kamu"
Para raja dan pangeran serta semua orang yang berada di ruangan itu langsung pucat karena terkejut, kemudian raja Garcia mengangguk.
Garcia:"saya rasa kalian berdua setuju, kalau kita harus mengadakan konferensi para raja untuk membahas tentang hal ini lebih lanjut"
Raja Vlad dan raja Grayford mengangguk.
Garcia:"baiklah, kalau begitu saya akan menulis surat untuk mengundang penguasa yang lain untuk bergabung kedalam konferensi"
Garcia:"Fadli, bisakah saya meminta kelompokmu untuk mengirimkan surat surat itu, kalau bisa surat itu harus terkirim kurang dari dua bulan"
Fadli:"baik yang mulia"

Garcia:"terima kasih"
Raja Garcia lalu pergi untuk menuliskan surat surat undangan sedangkan para pahlawan langsung berkumpul di tempat Fadli.
Tetron:"para iblis bersiap untuk menyerang Terabithia? Apa kamu yakin?"
Fadli:"bukankah tadi sudah aku ceritakan, aku sudah menyelidiki tentang hal ini, jadi informasi ini tidak mungkin salah"
Dika:"sial, berurusan dengan para monster saja sudah melelahkan, sekarang kita harus berurusan dengan para iblis juga"
Fadli:"paling tidak mereka tidak melewati gerbang itu, jadi mereka akan membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa sampai ke Terabithia"
Bu Annisa:"tapi bagaimana kalau mereka berhasil mengalahkan para penjaga dari gerbang tersebut, dan menyerang Terabithia melalui gerbang itu"

Fadli:"aku harap hal itu tidak terjadi, tapi jika mereka benar benar bisa melewati gerbang itu maka....."
Luna:"Terabithia akan benar benar jatuh kedalam kekacauan"
Eva:"aku punya ide, bagaimana kalau kamu juga menyegel gerbang itu seperti kamu menyegel Pandora?"
Fadli:"aku juga pasti melakukanya jika aku bisa, tapi sayangnya tidak ada yang tau dimana letak gerbang itu"
Nadia:"tidak ada yang tau? Kenapa?"
Luna:"itu supaya tidak ada yang membuka gerbang itu dari luar, orang orang yang membuat gerbang itu mengorbankan nyawa mereka untuk menghapus ingatan semua orang tentang letak gerbang tersebut"

Tetron:"memangnya siapa orang orang itu?"
Vivi:"tidak ada yang tau, karena ingatan tentang mereka juga terhapus dari ingatan semua orang"
Celes:"jadi kalau begitu kita tidak punya petunjuk apa apa?"
Fadli:"itu benar, yang bisa kita lakukan hanya bersiap siap, dan berharap kalau kerajaan lain mau mendengarkan kita"
Nadia:"kenapa kamu terlihat ragu seperti itu?"
Fadli:"aku hanya takut kalau diantara kerajaan kerajaan itu ada yang sudah terkorupsi dan sudah menjadi kerajaan yang busuk"
Celes:"tenang saja, aku bisa menjamin kalau semua kerajaan yang bergabung dalam aliansi itu bersih"
Fadli:"baiklah kalau begitu"
Tidak lama kemudian raja Garcia datang sambil membawa beberapa surat, kemudian beliau memberikan surat surat itu kepada Fadli.

Garcia:"saya serahkan surat surat ini kepada kalian, kami akan menunggu kalian di menara Greenwich"
Fadli:"baik yang mulia"
Fadli dan kelompoknya kemudian berangkat setelah berpamitan dengan yang lainya. Fadli melihat salah satu alamat di surat itu.
Fadli:"tujuan pertama, Atlantis"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang