Chapter 4 : Ramalan Yang Kosong

199 21 0
                                    

Saat Fadli pergi dengan Celes, Nadia menuju tempat duduk dan duduk di sebelah Mareta.
Maretha:"Nad kamu kok bisa sama Fadli sih? Terus juga kok kalian juga bisa bareng dengan tuan putri itu"
Nadia lalu menceritakan perjalanan mereka kepada teman teman nya.
Ithung:"Fadli bisa menggunakan pedang dan sihir?"
Nadia:"ya begitulah"
Nauval:"bagaimana caranya dia melakukan itu? kita kan belum di latih"
Tetron:"kalo itu Fadli ya udah gak heran sih"
Ilham:"maksudnya?"
Tetron:"dia sering berkhayal yang aneh aneh, dan dia juga belajar pedang dari film dan game"
Tetron:"ngomong ngomong tuh anak kemana sih?"
Aida:"aku tadi melihat dia pergi dengan putri tadi"

Fadli dan Celes berada di perpustakaan istana.
Fadli:"woah tempat ini keren"
Celes:"jadi apa yang ingin kamu bicarakan?"
Ekspresi Fadli langsung berubah menjadi serius.
Fadli:"kalian menyembunyikan sesuatu, dan aku ingin mengetahui apa itu"
Celes paham apa yang di maksud oleh Fadli tapi dia pura pura tidak paham.
Celes:"apa maksudmu?"
Fadli:"jangan berpura pura tidak paham, saat aku bertanya tentang apakah kami bisa kembali, raja Garcia terlihat menyembunyikan sesuatu"
Celes menghembuskan nafas nya lalu mengambil satu buku di rak khusus, lalu memberikan nya ke Fadli.
Celes:"buku ini berisi ramalan tentang kalian, bacalah dan kamu akan paham"

Selagi Fadli membaca buku itu, teman temannya yang sedang makan sedang menggoda Nadia.
Firyawan:"jadi Nadia, apa kamu sama Fadli udah baikan?"
Ilham:"atau mungkin malah udah jadian?"
Teman temannya yang lain langsung tertawa, sedangkan Nadia hanya memutar bola matanya dan tidak ingin menjawab.
Alif:"ngomong ngomong Fadli lama banget, ngapain aja tuh anak?"
Nadia:"telpon aja kalau mau tau"
Qori:"eh tapi Nad, kita berada di dunia lain, jadi tidak ada sinyal"
Nadia:"owh iya aku lupa"
Nadia lalu mengambil smartphone nya dan bersiap untuk menelepon Fadli.
Mareta:"loh Nad kok kamu bisa dapet sinyal sih?"
Nadia:"owh ini, Fadli menggunakan sihir supaya smartphoneku bisa digunakan di dunia ini"

Firyawan:"ciee ciee"
Aida:"aku juga mau dong, kamu tau sihirnya gk?"
Nadia:"enggak, Fadli yang bisa"
Aidah:"yaudah telponin"
Nadia lalu menelepon Fadli.
Fadli sudah membaca sekitar 5 halaman, lalu dia terkejut dan berhenti, karena halaman yang selanjutnya dan seterusnya itu kosong, tidak ada apa apa, hanya kertas putih polos.
Fadli:"apa apaan ini?"
Celes:"seperti yang kamu lihat, ramalan itu hanya sampai situ saja"
Fadli:"apa kamu bercanda? Kamu percaya kepada ramalan yang belum selesai, itu sama saja dengan bunuh diri"
Fadli:"disini bahkan tidak ada petunjuk apakah kami berhasil atau tidak"

Celes:"aku juga tau itu tapi kalian satu satunya harapan kami"
Fadli:"jangan salah paham dulu, aku juga peduli kepada makhluk hidup di dunia ini, tapi meminta para remaja yang datang dari dunia yang aman untuk bertarung, itu adalah pilihan yang buruk"
Celes:"tapi kamu berhasil menyelamatkanku"
Fadli:"aku berbeda, lagipula aku rasa itu semua cuma keberuntungan"
Tiba tiba smartphonenya Fadli berdering.
Celes:"suara apa itu?"
Fadli:"itu suara smartphoneku"
Fadli lalu mengambil smarthphonenya dan melihat Nadia meneleponnya, lalu dia menolaknya. Tak lama kemudian smarthphonenya berdering lagi, dan dia menolaknya lagi, saat benda itu berdering untuk ketiga kalinya, akhirnya dia mengangkatnya.

Fadli:"apaan"
Nadia:"KALO DI TELPON ANGKAT DONG, JANGAN DI TOLAK MULU"
Fadli sedikit menjauhkan smartphonenya.
Fadli:"lagian dulu kamu yang ngeblokir aku, sekarang ngapain telpon?"
Nadia:"kalau gk terpaksa aku gaakan nelpon"
Fadli langsung menutup telponnya. Dia kemudian mengajak Celes ke tempat yang lainnya. Tak lama kemudian Nadia kembali meneleponnya lagi.
Nadia:"AKU BELUM SELESAI NGOMONG, JANGAN MAIN TUTUP AJA"
Fadli:"APA SIH MAUMU? TADI BILANGNYA TERPAKSA"
Nadia:"KAMU DIMANA? TEMAN TEMAN YANG LAIN INGIN KAMU MENGGUNAKAN SIHIR PADA SMARTPHONE MEREKA JUGA"
Fadli:"IYA BENTAR, INI AKU JUGA JALAN BALIK"
Fadli kembali menutup telponnya.

Di sisi lain Nadia benar benar kesal dengan Fadli, dia bahkan mengumpat saat Fadli menutup telponnya.
Nadia:"bastard"
Sedangkan teman temannya yang lain, bahkan bu Annisa melihat dia dengan tersenyum.
Garcia:"baiklah, apakah kalian sudah selesai makan? Kita akan segera pergi ke tempat pelatihan"
Tak lama kemudian Fadli dan Celes datang ke ruangan itu sambil membawa buku ramalan tadi.
Tetron:"Fad, Nadia tadi bilang kamu bisa"
Fadli:"nanti aja Tet, sekarang ada yang lebih penting"
Fadli lalu berbalik menghadap raja Garcia sambil mengangkat bukunya.
Fadli:"yang mulia tolong jelaskan apa maksudnya ini?"
Raja Garcia terlihat terkejut.
Garcia:"Celes apa kamu yang memberitaunya?"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang