Chapter 16 : Selamat Datang di Paris

105 11 0
                                    

Fadli dan kelompoknya sudah berada dalam perjalanan menuju Paris.
Celes:"bisakah kamu memberitauku kenapa kita pergi ke Paris?"
Fadli:"aku belum memberitau kalian?"
Celes:"belum"
Fadli:"saat aku sedang berjalan jalan di Einherjar kemarin, aku mendengar para penjual sekitar bilang kalau banyak dari mereka yang dilarang masuk ke kota Paris, ada juga yang diperbolehkan untuk masuk, tapi mereka tidak pernah kembali semenjak saat itu"
Nadia:"jadi mereka meminta tolong padamu untuk menyelidiki hal itu?"
Fadli:"tidak, mereka bahkan tidak menyadari kalau aku menguping pembicaraan mereka"
Nadia:"dasar tukang nguping"
Fadli:"biarin, yang penting aku mendapatkan informasi yang menarik"
Nadia:"terserah kamu dah"

Butuh 5 hari perjalanan dari Brynhild untuk sampai ke kota Paris. Fadli dan yang lain sudah sampai di Paris, namun mereka langsung bersembunyi dan mengamati keadaan gerbang masuk kota.
Celes:"aku tidak melihat ada prajurit yang menjaga gerbang sama sekali"
Eva:"aku juga tidak merasakan ada sihir jebakan atau semacamnya, semuanya terlihat aman"
Nadia:"Fadli, sepertinya cerita yang kamu dengar itu tidak benar"
Fadli:"aku tidak tau, tapi bagaimana kalau kita coba masuk ke dalam kota tersebut"
Mereka semua lalu berjalan masuk kedalam kota melalui gerbang tersebut, dan ketika mereka masuk, para warga sekitar langsung bersorak gembira menyambut mereka.

Gubernur dari kota tersebut langsung menyambut mereka.
Gubernur:"selamat datang para petualang, selamat datang di kota Paris"
Gubernur:"mari ikuti saya"
Gubernur tersebut lalu mengajak mereka pergi ke sebuah rumah, dan para warga Paris menghidangkan mereka hidangan hidangan yang mewah.
Gubernur:"silahkan dimakan tidak perlu sungkan"
Fadli:"kalau boleh saya tau ada peringatan apa? Kenapa suasana disini begitu meriah?"
Gubernur:"tidak ada acara apapun, hanya saja sudah lama kami tidak mendapat pengunjung di kota ini, jadi ketika kami mendapat pengunjung kami menjadi sangat senang"
Celes:"wah benarkah? Kalau begitu saya tidak akan ragu ragu"
Celes dan yang lain langsung melahap hidangan yang ada di depan mereka.

Silvi lalu berbisik bisik kepada Fadli.
Silvi:"sepertinya berita yang kamu dengar itu memang cuma kabar burung saja"
Fadli:"aku harap begitu, tapi entah kenapa aku masih memiliki firasat buruk tentang sesuatu"
Fadli lalu meminum minuman yang ada di depannya. Fadli lalu merasakan ada sesuatu yang aneh dalam minumannya, tapi dia tidak tau apa.
Celes:"wah, makanan ini......"
Celes langsung tertidur dan tidak sempat untuk menyelesaikan perkataannya. Eva, Silvi, dan Nadia juga ikut tertidur saat sedang makan, dan tidak lama kemudian Fadli pun juga ikut tertidur.

Gubernur dan para warga kota melihat mereka, kemudian mereka tersenyum.
Gubernur:"maafkan kami, tapi kami harus melakukan ini"
Mereka kemudian membawa Fadli dan yang lain ke lantai atas, dan membaringkan mereka di atas tempat tidur.
Gubernur:"sekali lagi maafkan kami, ketika semua sudah aman, kami akan melepaskan kalian"
Mereka semua kemudian keluar dari kamar tersebut, kemudian mereka mengunci pintunya dari luar. Tidak lama kemudian, Fadli membuka matanya.
Fadli:"sudah kuduga ada yang sesuatu yang terjadi di kota ini"
Fadli lalu menyentil kepala Nadia dan yang lain untuk membangunkan mereka.
Nadia:"au, apa apaan sih kamu? Kenapa kamu menyentil kepalaku"
Nadia lalu melihat sekitar.
Nadia:"dan, sejak kapan kita ada di kamar"

Fadli:"aku melakukan itu untuk menghilangkan efek obat tidur di tubuh kalian"
Celes:"obat tidur?"
Fadli:"makanan dan minuman yang mereka sajikan kepada kita, semuamya mengandung obat tidur"
Eva:"jadi, dengan kata lain memang ada sesuatu yang terjadi di kota ini"
Fadli:"sepertinya begitu"
Silvi:"lalu bagaimana kamu bisa kabur dan membawa kami ke tempat ini?"
Fadli:"bukan aku yang membawa kalian, tapi para warga dan gubernur saat melihat kalau kalian tertidur saat sedang makan, aku langsung ikut berpura pura tidur"
Celes:"lalu, apa kamu mendengar rencana mereka?"
Fadli:"tidak, mereka hanya meminta maaf terus, dan sepertinya mereka melakukan ini untuk menyelamatkan kita"

Nadia:"kalau begitu masalahnya tidak datang dari para warga"
Fadli:"sepertinya begitu, karena itulah lebih baik kita tetap diam disini dan menyelidiki apa yang terjadi"
Mereka kemudian mendengar suara keributan dari luar. Fadli dan yang lainya langsung melihat melalui jendela di kamar tersebut. Mereka melihat para warga yang tadinya ceria langsung berbaris dengan ketakutan di depan beberapa orang yang terlihat seperti ksatria. Para ksatria tersebut dipimpin oleh seorang ksatria perempuan, dan mereka berkeliling untuk menginspeksi para warga. Ksatria perempuan tersebut memperhatikan setiap warga kota dengan tatapan tajam. Ada seorang anak kecil yang tidak sengaja terjatuh di depan ksatria tersebut.

Ksatria perempuan itu langsung memberi arahan kepada anak buahnya, dan mereka langsung membawa anak kecil itu ke penjara, sedangkan ibu dari anak itu hanya bisa menangis sambil ketakutan.
Nadia, dan Celes langsung menggenggam kuat tangan mereka.
Nadia:"siapa sih perempuan itu"
Celes:"dia Jeanne d'arc, ksatria perempuan yang di hormati oleh semua ksatria lain, bahkan kakakku juga menghormati dia"
Celes:"tapi tidak aku sangka kalau sifat asli dia seperti ini"
Fadli langsung terkejut setelah mendengar nama dari ksatria perempuan tersebut.
Fadli:"dia Jeanne D'arc? Tidak, tidak mungkin dia itu Jeanne, aku tidak mau mengakui ini"
Eva:"ada apa Fadli? Kenapa reaksimu begitu?"

Fadli:"di dunia asal kami, ada sebuah kisah yang menceritakan tentang Jeanne D'arc, kisah tentang kepahlawanan dan tragedi, aku merasa kagum setelah membaca kisah dia, karena itulah aku tidak mau mengakui kalau dia jatuh kedalam jalan kejahatan"
Nadia:"di dunia kita juga ada kisah tentang dia?"
Fadli:"ada, coba deh kamu baca biografi tentang dia di Wikipedia"
Nadia lalu membuka Wikipedia, lalu dia dan para cewek membaca tentang kisah dari Jeanne. Tak lama setelah membaca kisah tersebut, mereka langsung menangis.
Nadia:"apa apaan ini, dia berjuang dan berkorban demi rakyatnya, tapi dia malah di bakar hidup hidup oleh rakyatnya sendiri? Di usia yang masih 19 tahun juga"
Silvi:"kisah ini benar benar kisah yang menyentuh"
Fadli:"karena itulah aku tidak mau menerima Jeanne yang seperti ini"
Fadli:"kita ubah rencana"
Mereka lalu berkumpul dan Fadli kemudian menjelaskan tentang rencana mereka.

Di luar dari rumah tersebut, Jeanne sedang bersiap untuk memukul wajah gubernur, tapi Fadli menghentikan dia dengan cara melemparkan sebuah suriken kearahnya. Namun Jeanne dapat menahannya dengan perisai miliknya, Jeanne lalu melihat kearah Fadli.
Jeanne:"siapa kamu? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya"
Fadli:"aku hanya petualang yang numpang lewat saja"
Jeanne langsung memarahi gubernur dan para warga disana.
Jeanne:"KALIAN BILANG KALIAN TIDAK MELIHAT ORANG ASING YANG MASUK KE KOTA INI, KALIAN BERANI BERBOHONG KEPADAKU!!"
Fadli:"jangan salahkan mereka, mereka tidak tau apa apa tentangku"
Jeanne lalu melirik tajam kearah Fadli, dan Fadli melihat ada secercik kesedihan di mata Jeanne. Fadli kemudian tersenyum.
Jeanne:"apa tujuanmu datang kemari dan kenapa kamu menyerangku?"
Fadli:"aku hanya ingin bicara denganmu"
Fadli:"Jeanne D'arc, ksatria perempuan termuda yang menjunjung tinggi rasa keadilan, dan juga di hormati oleh para ksatria lainnya, sejujurnya aku juga menghormatimu, tapi setelah melihat apa yang telah kamu lakukan, aku sangat kecewa kepadamu"

Fadli kembali melihat kesedihan dari mata Jeanne.
Jeanne:"prajurit, tangkap dia"
Para ksatria lain langsung menyerang Fadli secara bersama sama, tapi Fadli berhasil mengalahkan mereka dengan mudah, sampai salah satu ksatria yang dia lawan menggunakan warga sebagai sandra.
Ksatria:"berhenti, jika kamu tidak berhenti, kami akan membunuh para warga ini"
Jeanne sempat terlihat seperti ingin menolong warga tersebut, tapi dia menahan dirinya.
Fadli:"cih"
Fadli lalu mengangkat kedua tangannya, dan para ksatria tersebut langsung menangkap Fadli. Saat mereka membawa Fadli melewati Jeanne, Fadli membisikan sesuatu kepadanya.
Fadli:"pengecut"
Setetes air mata kemudian mengalir dari kedua mata Jeanne, tapi untunglah tidak ada yang menyadari itu, kecuali Fadli tentu saja.

Ada seorang ksatria yang mendengar perkataan Fadli, dan dia langsung memukul wajah Fadli dengan sangat keras.
Ksatria:"jaga perkataanmu bajingan"
Fadli melihat kearah ksatria itu lalu tersenyum.
Fadli:"kalian yang lebih bajingan daripada aku"
Ksatria tersebut lalu memukuli wajah Fadli berkali kali, sampai Jeanne menghentikan dia.
Jeanne:"cukup, jangan lakukan itu di depan umum"
Ksatria:"yes mam"
Ksatria tersebut lalu tersenyum kearah Fadli sambil membawanya ke penjara.
Ksatria:"aku akan bersenang senang ketika menyiksamu di penjara nanti"
Namun Fadli tidak takut, dan malah tersenyum.
Fadli:'rencana fase pertama, sukses'

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang