Chapter 50 : Pangeran Yang Menyebalkan

59 7 0
                                    

Di kota para warga dan petualang sedang merayakan keberhasilan mereka dalam mengalahkan para monster dan menyelamatkan kota. Tentu saja Fadli dan yang lainnya juga ikut dengan mereka. Tapi tidak begitu lama kemudian Fadli ingin berbicara dengan guild master.
Fadli:"bisakah aku bicara denganmu berdua saja"
Guild master hanya mengangguk setelah melihat ekspresi serius Fadli. Fadli kemudian pamitan kepada Nadia dan yang lainnya.
Fadli:"ada yang harus aku bicarakan dengan guild master, kalian silahkan saja lanjutkan menikmati perayaan ini, atau kalian juga boleh jika kalian ingin kembali ke penginapan untuk beristirahat"
Nadia:"apa kamu mau aku ikut bersamamu untuk bicara dengan guild master?"
Fadli:"tidak perlu, terima kasih"

Fadli dan guild master kemudian masuk ke kantor guild master. Saat di dalam, Fadli langsung mengambil kepala orang yang mengendalikan para monster dari penyimpanan dimensinya, kemudian dia meletakan kepala itu di meja mengarah ke guild master.
Fadli:"apa kamu mengenal orang ini?"
Guild master langsung terkejut ketika melihat wajah itu, dan mereka berdua langsung berdiskusi tentang sesuatu. Setelah berdiskusi cukup lama, Fadli kemudian kembali ke penginapan. Saat sampai di kamar Nadia dan yang lainnya sudah menunggunya.
Fadli:"kita akan tinggal di kota ini untuk beberapa hari"
Nadia dan yang lainnya mengangguk tanpa menanyakan apapun dan mereka langsung tidur.

Keesokan harinya, ketika mereka sedang sarapan di kedai penginapan, Fadli melihat guild master masuk dan mencari mereka.
Fadli:'owh, sepertinya itu datang lebih cepat daripada yang aku kira'
Fadli kemudian mengajak guild master untuk duduk bersama mereka.
Nadia:"jadi, apa yang ingin kamu bicarakan dengan kami?"
Guild master memberikan sebuah amplop dengan stempel berupa lambang dari kerajaan tersebut kepada mereka.
GM:"baginda raja memanggil kalian untuk datang ke ibukota, sepertinya dia ingin bertemu dengan kalian"
GM:"jika aku boleh memberi saran"
GM:"lebih baik kalian tidak pergi, semua hal ini terasa sangatlah mencurigakan, raja pasti sedang merencanakan sesuatu yang buruk"

Eva:"tanpa kamu bilang kami memang tidak berniat untuk pergi"
Jean:"itu benar, Fadli tadi malam bilang kalau kami akan tinggal di kota ini untuk beberapa hari, jadi kami tidak akan pergi ke ibukota sebelum Fadli mengajak kami"
Fadli:"kita akan menerima undangan itu dan datang ke ibukota"
Silvi:"eh, tapi kemarin kamu bilang...."
Fadli:"sebenarnya aku bilang kita akan tinggal disini untuk beberapa hari karena aku sedang menunggu surat itu datang, tidak kusangka surat itu akan datang secepat ini"
GM:"tunggu, kamu sudah tau kalau mereka akan memanggil kalian?"
Fadli:"karena itulah kamu tenang saja, aku sudah mempunyai rencana"

Fadli mengambil surat itu kemudian dia berdiri dan mulai berjalan pergi.
Fadli:"ayo teman teman"
Para cewek langsung berdiri dan mengikutinya.
Fadli:"kita pergi ke ibukota Πουθενά"
Fadli:"ngomong ngomong ada yang tau dimana ibukota itu berada gk?"
Celes mengangkat tangannya dengan malas.
Celes:"aku tau, walaupun sebenarnya aku tidak mau pergi kesana lagi"
Luna:"kenapa memangnya?"
Celes:"percayalah, kamu tidak ingin tau"
Fadli:"baiklah Celes, pikirkan tentang ibukota itu"
Fadli kemudian menggunakan Recall kepada Celes, dan ketika dia selesai, dia langsung tertawa terbahak bahak.
Fadli:"jadi itu alasan kenapa kamu malas pergi kesana lagi"

Muka Celes langsung berubah menjadi malu.
Luna:"kamu melihat ingatan dia yang lain?"
Fadli:"tidak, dia sendiri yang memikirkan tentang hal itu, jadi aku tidak sengaja melihatnya"
Setelah Fadli sudah puas tertawa, mereka langsung berteleportasi ke ibukota Πουθενά . Baru saja mereka sampai di ibukota, mereka langsung mendengar suara sorakan para cewek, dan mereka melihat ada sesuatu yang berkilauan di dalam kerumunan para cewek itu. Celes langsung membuang nafas setelah melihat itu, sedangkan Fadli malah cekikikan. Celes kemudian mengajak yang lainnya untuk langsung pergi tapi ada yang menghentikan mereka.
???:"ara, bukankah itu putri Celestial?"
Seseorang yang berkilauan kemudian muncul kedepan mereka semua dan dia langsung berlutut dan mencium tangan Celes.

???:"jadi kamu sudah memutuskan untuk menerima lamaranku"
Celes:"sudah kubilang aku tidak akan perna......"
Celes belum sempat menyelesaikan perkataannya, tapi orang itu langsung menarik tangan Celes sehingga Celes mendekat kearahnya, kemudian dia langsung memeluknya, cewek cewek di sekitar mereka langsung bersorak patah hati.
???:"sudah kuduga, tidak akan ada yang bisa menolak pesona pangeran Ronove ini"
Ronove kemudian langsung mengibaskan rambutnya, dan membuat para cewek semakin bersorak. Sementara itu Celes mencoba dengan susah payah untuk melepaskan pelukan itu, dan Fadli hanya tertawa melihat Celes menderita. Nadia melihat kearah Fadli yang sedang tertawa.
Nadia:"nih orang jahat banget ya"

Nadia kemudian menendang kaki Fadli dengan kuat dan membuatnya berhenti tertawa.
Fadli:"auh, kenapa kamu menendangku?"
Nadia:"selametin Celes sana, jangan ketawa mulu"
Fadli:"kenapa harus aku? Kenapa tidak kalian saja?"
Nadia:"kami tidak mau berurusan dengan orang seperti dia"
Eva dan yang lainnya, bahkan Lia ikut mengangguk.
Fadli:"baiklah baiklah"
Fadli mendekati Celes dan Ronove, kemudian dia langsung memisahkan mereka berdua.
Fadli:"bisakah kamu melepaskan dia, Celes terlihat sangat tidak menyukai itu"
Ronove kemudian langsung melihat kearah Fadli dengan cukup kesal.
Ronove:"siapa kamu? Orang luar gausah ikut campur, ini urusanku dengan tunanganku, dan berani sekali kamu memanggil tunanganku dengan nama Celes"

Celes langsung bergumam setelah itu.
Celes:"sudah kubilang aku tidak akan pernah menerima lamaranmu, dan terima kasih Fadli"
Fadli hanya mengangguk kemudian membalas perkataan Ronove dengan santai.
Fadli:"aku adalah suaminya Celes, dan dia sendiri yang memintaku untuk memanggilnya seperti itu"
Perkataan Fadli itu membuat Nadia dan yang lainnya terkejut, bahkan muka Celes langsung memerah. Tidak lama kemudian Ronove malah tertawa terbahak bahak.
Ronove:"hahahahaha, itu lelucon yang konyol mana mungkin seorang putri sekuat dan setangguh putri Celestial akan menikah dengan bocah yang lemah sepertimu"
Nadia sempat cekikikan setelah mendengar itu, dan itu membuat Fadli cukup kesal.

Fadli kemudian langsung merangkul Celes dan langsung mencium bibir Celes dengan cukup mesra hingga membuat semua orang kembali terkejut, Nadia berhenti cekikikan, dan Eva dan yang lainnya tersenyum. Muka Celes menjadi semakin memerah, tapi dia tetap membalas ciuman dari Fadli. Setelah beberapa detik, Fadli melepas ciuman itu dan dia melihat kearah Ronove yang sangat kesal sambil tersenyum.
Fadli:"sudah percaya sekarang? Atau aku perlu mengulanginya lagi sampai kau percaya?"
Ronove:"awas kau, tunggu saja aku pasti akan membalasmu"
Ronove kemudian pergi sambil marah marah, para cewek yang tadi bersorak padanya langsung mengikutinya.

Fadli kembali tertawa melihat itu sedangkan Celes masih saja terdiam dengan wajah memerah. Nadia kemudian memasang wajah pura pura marah kepada Fadli.
Nadia:"Fadli, sejak kapan kamu menikah dengan Celes, dan kenapa kamu tidak mengundangku"
Fadli tersenyum kemudian dengan santainya menunjukan video saat Nadia dan yang lainnya mengamuk di Greenwich kepada mereka.
Video:"KEMBALIKAN FADLI"
Video:"KEMBALIKAN SUAMI KAMI SEKARANG JUGA"
Fadli:"aku kira aku sudah menjadi suami kalian sejak saat itu"
Kali ini wajah Nadia dan yang lainnya ikut memerah seperti Celes sedangkan Fadli, Luna, dan bahkan Lia tertawa melihat reaksi mereka.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang