Fadli dan yang lainya melihat T-Rex yang terbakar hingga tak bersisa sama sekali.
Fadi:'woah, tidak kusangka akan sekuat itu'
Mereka lalu pergi ke tempat Ernseti dan yang lainya.
Ernesti:"woah, Fadli tidak kusangka kamu bisa sekuat itu, awalnya aku kira kamu itu lemah"
Fadli:"ha?"
Ernesti:"habisnya dari penampilanmu kamu terlihat gendut dan wajahmu seperti seorang bangsawan yang selalu dimanja"
Fadli:"memangnya aku terlihat selemah itu ya?"
Silvianne:"sejujurnya aku sangat terkejut saat kamu bilang kalau kamu adalah pengawal pribadinya putri Evangeline"
Celes:"aku juga terkejut saat kamu membantuku melawan para monster itu"
Eva:"aku juga"
Fadli:"hei, bagaimana dengan Nadia? Dia lebih kecil daripada aku"Celes:"tapi wajah Nadia terlihat garang dan kuat"
Nadia:"ha!"
Nadia lalu melihat Fadli dengan tatapan sombong.
Fadli:"aku benar benar merasa terhina, kalian berpikir kalau aku lebih lemah daripada Nadia"
Fadli lalu merujuk dan bermain tanah, Celes mencoba untuk menghiburnya.
Silvianne:"ngomong ngomong kenapa kalian memanggil mereka Fadli, dan Nadia? Bukankah nama mereka itu Felix dan Nagisa?"
Eva:"ah, aku lupa"
Nadia lalu menjelaskan tentang identitas mereka yang sebenarnya.
Ernesti:"apa? Jadi kalian adalah para pahlawan dari dunia lain, tidak heran jika kalian sekuat itu"
Silvianne:"belum lagi ternyata Nadia adalah ras paladin dan Fadli adalah ras yang tidak diketahui"Raja Grayford lalu mendekati mereka.
Grayford:"saya ucapkan terima kasih karena kalian sudah memusnahkan naga tirani itu, dan Ernesti bilang kalian kesini untuk mengirimkan surat kepada saya, boleh saya lihat suratnya"
Mereka lalu melihat kearah Fadli yang masih bermain tanah.
Nadia:"oi, berhenti bermain tanah dan kerjakan tugasmu"
Fadli:"suratnya di Celes"
Celes:"ah, benar juga"
Celes lalu memberikan suratnya kepada raja Grayford.
Grayford:"terima kasih, saya akan membaca suratnya dan menyiapkan balasan, kalian beristirahatlah dulu, besok kalian bisa kembali ke Einherjar"
Mereka memberi hormat kepada raja Grayford, lalu mereka bubar.Putri Silvianne sedang bengong di taman, dia sedang memikirkan tentang Ludwig, dia masih tidak bisa percaya kalau ternyata orang yang selama ini dia cintai adalah orang yang salah. Nadia yang juga sedang berada di taman melihat putri Silvianne yang sedang bengong.
Nadia:"putri Silvianne"
Silvianne:"owh hi Nadia"
Nadia:"apa yang anda lakukan disini?"
Silvianne:"umm saya sedang.... mencari..... udara segar?"
Nadia:"kenapa anda malah bertanya?"
Nadia:"apakah anda sedang ada masalah? Anda bisa menceritakannya pada saya jika anda mau"
Silvianne lalu membuang nafas dan meminta Nadia untuk duduk dengannya.
Silvianne:"kamu benar, aku sedang ada masalah"
Silvianne:"aku tidak menyangka kalau dia bisa melakukan hal semacam itu"Silvianne:"aku tidak menyangka seseorang yang aku cintai akan melakukan kekacauan seperti itu"
Nadia:"sesuatu seperti cinta, akan selalu menghasilkan kekacauan"
Nadia:"cinta bisa membuat seseorang menjadi buta, cinta dapat membuat seseorang melakukan apapun tanpa memperdulikan apapun, dan karena cinta juga, seseorang bisa membuat kesalahan"
Nadia sempat berhenti dan memejamkan matanya sebentar.
Nadia:"karena itulah, dibutuhkan keberanian yang besar untuk mengakui saat seseorang sedang jatuh cinta"
Nadia:"Fadli pernah mengatakan padaku "kalau kamu sudah siap untuk jatuh cinta, maka kamu juga harus siap untuk menerima semua tantangan yang akan kamu hadapi kedepannya" "
Nadia:"tapi jangan bilang padanya kalau saya mengatakan itu kepada anda"
Putri Silvianne sedikit tertawa melihat sikap Nadia.Silvianne:"ngomong ngomong Fadli itu orangnya seperti apa sih saat di dunia kalian?"
Nadia tersenyum sambil mengingat masa lalu mereka.
Nadia:"dia itu lemah, manja, penakut, selalu membicarakan hal yang tidak penting, sangat canggung kepada orang lain, kekanak kanakan, dan dia tidak memiliki keahlian apapun"
Nadia:"tapi karena itu juga, dia bisa melakukan apapun dan tau tentang banyak hal, saat dia tertarik pada sesuatu, maka dia akan mempelajarinya hingga paham"
Nadia:"dia sebenarnya memiliki otak yang cerdas dan cepat untuk memahami sesuatu, hanya saja dia malas untuk belajar jika tidak sedang terpaksa"
Nadia:"dia juga sangat baik dan senang membantu orang lain, dia juga memiliki banyak teman, namun dia selalu terlihat kesepian"
Tanpa dia sadari ternyata Nadia tersenyum dengan sangat lebar.Eva dan Celes lalu tiba tiba muncul di belakang mereka.
Celes:"jika kamu memang memikirkan dia sampai seperti itu, kenapa kalian tidak baikan saja sih?"
Nadia:"woah, sejak kapan kalian ada disini?"
Eva:"sejak awal"
Nadia:"jangan katakan hal tadi kepadanya, pokoknya jangan! "
Silvianne:"memangnya kenapa?"
Nadia langsung terlihat murung.
Nadia:"karena akan lebih baik jika dia tidak mengetahuinya"
Silvianne:"sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian?"
Nadia memilih untuk diam dan langsung mengganti topik pembicaraan.Tanpa mereka ketahui, tidak jauh dari mereka Fadli dan Ernesti sedang memperhatikan mereka.
Ernesti:"apa kamu yakin kamu tidak mau bergabung dengan mereka?"
Fadli:"aku tidak mau mengganggu pembicaraan mereka"
Silvianne:"anu, apakah aku boleh bertanya satu hal lagi kepada kalian?"
Nadia:"silahkan tuan putri"
Silvianne:"bolehkan aku bergabung dengan kelompok kalian?"
Eva:"apa anda yakin?"
Silvianne:"iya, karena kalau aku tetap berada disini aku akan selalu teringat kepada Ludwig"
Celes:"baiklah kalau begitu"
Nadia:"aku juga tidak keberatan"
Silvianne:"terima kasih, kalian boleh memanggilku Silvi"
Celes:"aku Celes"
Eva:"aku Eva"
Silvi:"mulai sekarang tolong kerjasamanya teman teman"Fadli lalu memberikan holodisk kepada Ernesti.
Fadli:"nih"
Ernesti:"apa ini?"
Fadli:"aku menamainya holodisk, kamu bisa menggunakannya untuk menghubungi kami jika terjadi sesuatu"
Ernesti:"baiklah, terima kasih"
Fadli:"aku mau ke kamar dulu, selamat malam"
Ernesti:"malam"
Fadli lalu kembali ke kamarnya untuk bersantai, dan main smartphonenya. Sekitar setengah jam kemudian, Nadia dan para cewek masuk ke kamar itu.
Fadli:"apa yang kalian lakukan disini?"
Nadia:"huh? Disini kan juga kamar kami"
Fadli:"bukankah hari ini tidak ada tamu yang menginap, jadi masih banyak kamar yang kosong"
Celes:"tapi semua barang barang kami ada disini"
Fadli:"yasudahlah"Fadli lalu menyadari kalau Silvi ada bersama mereka.
Fadli:"kenapa putri Silvianne juga ada disini"
Silvi:"kamu bisa memanggilku Silvi dan mulai hari ini aku akan bergabung dengan kelompok kalian"
Silvi:"dan aku ingin tidur bersama kalian"
Fadli:"....."
Fadli:"kasurnya gk cukup"
Nadia:"cukup kok, kalau kamu tidur satu kasur dengan Eva"
Eva:"yey"
Fadli:"hei, kenapa harus Eva?"
Nadia:"lalu? Gak mungkin kan kalau kamu tidur denganku, Celes juga sepertinya tidak mau tidur denganmu"
Celes:"sebenarnya aku tidak keberatan"
Nadia:"kalau begitu kalian bisa tidur bertiga, aku akan tidur dengan Silvi"
Fadli:"bukankah itu jadi memperparah"
Nadia:"berhentilah merengek, anggap saja ini sebagai balasan karena kamu telah membuat kami menjadi umpan"
Fadli:"ugh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reunion to Parallel World
FantasyAlumni dari sebuah sekolah mengadakan reuni di kelas lama mereka, namun saat mereka semua sudah berkumpul, tiba tiba muncul cahaya misterius yang memindahkan mereka ke dunia lain. Apakah mereka bisa kembali ke dunia asal mereka? Warning: ada bebera...