Chapter 28 : Malaikat Kematian Bermata Merah

86 8 3
                                    

Keesokan harinya, senyuman di wajah Fadli masih belum menghilang, setelah dia bersiap siap, dia lalu pergi ke meja makan untuk sarapan. Teman teman dia terkejut saat melihat Fadli ikut sarapan bersama mereka. Nadia lalu sedikit menyindir Fadli.
Nadia:"gk sarapan di luar lagi Fad? Kamu habis habisin tempat aja di sini"
Fadli:"wah jadi aku ga boleh makan disini lagi nih"
Nadia:"kamu gapernah makan disini tau"
Meskipun Nadia menyindir Fadli, tapi semua orang tau kalau Nadia sebenarnya senang Fadli sarapan bersama mereka, karena dia langsung duduk di sebelah Fadli, bahkan Lia juga menyadari itu.
Lia:"wah mama tsundere, padahal pas papa gak ikut sarapan mama selalu kesal, sekarang saat papa ikut, mama malah gamau jujur"

Semua orang yang mendengar itu langsung tertawa kecuali Nadia yang malu dan memerah.
Fadli:"Lia, dari mana kamu belajar kata kata itu?"
Lia:"dari kak Tetron dan kak Alif"
Fadli:"oi, jangan ngajarin anakku hal yang aneh aneh dong"
Tetron:"maaf maaf"
Mereka semua lalu memakan sarapan mereka, dan mereka menyadari kalau Fadli masih saja tersenyum sejak kemarin.
Tetron:"Fad, apa terjadi sesuatu padamu kemarin? Sejak kemarin senyum kamu gk ilang ilang, jujur itu sedikit menyeramkan"
Fadli lalu menutup matanya dan menjawab dengan nada super tenang.
Fadli:"begitulah"

Nadia yang melihat itu tiba tiba menjadi kesal.
Nadia:"kok aku tiba tiba jadi kesal ya?"
Senyuman Fadli bertahan bahkan sampai 5 hari kemudian, dan teman teman dia menjadi khawatir dan bahkan Nadia sampai mencoba perfect heal kepada Fadli tapi tidak berpengaruh. Sampai saat di hari ke 5 ketika mereka sedang sarapan. Fadli tiba tiba berdiri dan itu mengejutkan semua orang, mereka lalu menyadari kalau ekspresi Fadli berubah menjadi serius.
Sparda:"ada apa Fadli?"
Fadli tidak menjawab dan langsung menghilang ke suatu tempat, meninggalkan teman temannya yang bingung.
Fadli:'aku mohon tetaplah baik baik saja'

Fadli berteleportasi ke dalam istana di kekaisaran Neroir, dia langsung berlari untuk mencari dimana Harley berada.
Fadli:"ayolah dimana kamu Harley"
Saat dia sedang sibuk mencari, dia mendengar suara tertawaan dari arah lapangan di depan istana. Saat dia melihat kesana, dia langsung terkejut karena dia melihat Harley sudah terkapar penuh dengan darah di tengah tengah lapangan sedangkan kaisar, prajurit dan para penduduk tertawa terbahak bahak, walaupun ada yang tidak tertawa, tapi mereka tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan Harley.
Kaisar Nero:"itu adalah hukuman untukmu, kami mengirimu ke Einherjar sebagai mata mata, kenapa kau malah kembali tanpa membawa apa apa, dasar tidak berguna"

Kaisar Nero lalu mengangkat pedangnya untuk memenggal kepala Harley, tapi Fadli tiba tiba berada di depannya dan melindungi Harley dengan cara memeluknya.
Fadli:"HARLEY"
Lalu ketika pedang tersebut menyentuh tubuh Fadli pedang tersebut langsung patah. Semua orang terkejut ketika Fadli tiba tiba muncul di tempat itu. Harley yang masih sedikit sadar, lalu membuka matanya setelah mendengar suaranya Fadli. Dia lalu melihat Fadli sedang memeluk tubuhnya sambil menangis.
Harley:"Fadli, bagaimana kamu bisa ada di sini?"
Harley:"...."
Harley:"ah, pasti ini hanya ilusi karena kematianku sudah dekat"
Fadli:"tidak, ini bukan ilusi, aku nyata, aku ada di sini"
Fadli:"maaf aku sudah menyembunyikan ini kepadamu, tapi sebenarnya aku adalah pahlawan yang di panggil dari dunia lain, dan aku bisa berada disini karena aku merasakan adanya gangguan di sihir yang aku pasang di kalung yang aku berikan kepadamu"

Harley lalu tersenyum.
Harley:"ah aku sudah tau, kamu itu tidak pandai berbohong......."
Fadli:"kamu jangan banyak bicara dulu aku sedang mencoba untuk mengobati lukamu"
Fadli sedang panik karena semua sihir penyembuhan yang dia gunakan tidak ada yang berhasil. Harley lalu menggenggam tangan kanan Fadli dan menuntunnya kearah kalung yang dia pakai.
Harley:"itu tidak ada gunanya, bahkan kamu tidak akan bisa mengobati luka seperti ini"

Fadli:"sial! sial! kenapa?"
Fadli:"aku seharusnya bisa melakukan apapun yang aku inginkan, kenapa aku tidak bisa mengobatimu"
Harley lalu menggenggam tangan Fadli lebih erat untuk membuatnya tenang.
Harley:"sudah aku bilang itu tidak ada gunanya......"
Harley:"Fadli........... aku ingin kamu mendengarkan aku............."
Fadli lalu terdiam kemudian melihat kearah wajah Harley.
Harley:"aku rasa kamu sudah menyadari kalau aku ini adalah mata mata, tapi kamu masih mau menganggapku sebagai teman, dan aku sangat............ berterima kasih untuk itu"
Harley:"aku sangat senang bisa bertemu denganmu......... dan aku selalu menantikan waktu untuk bertemu denganmu lagi"
Fadli:"aku juga merasakan hal yang sama"

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang