Chapter 65 : Kota Benteng; Phallanx

20 2 0
                                    

Para pahlawan langsung terkesima ketika melihat pertahanan yang ada di kota Phallanx.
Alif:"woah, kalau begini bukankah harusnya kota ini tidak membutuhkan bantuan kita untuk mengalahkan para monster?"
Adam:"dengan pertahanan seperti ini kemungkinan besar kita memang tidak dibutuhkan"
Tetron:"ayolah teman teman, semua hal pasti memiliki kelemahan, bahkan kota ini"
Tetron:"jadi kalian jangan menurunkan kewaspadaan kalian, karena hal itu akan membahayakan kalian"
Tetron:"benar bukan Fadli?"
Mereka semua kemudian melihat kearah Fadli yang ternyata masih sibuk dengan Nadia yang menempel di tangannya. Teman teman mereka kemudian langsung menegur mereka berdua.
Aida:"woi, bisakah kalian melanjutkan hal itu setelah kita selesaikan urusan kita disini?"

Fadli dan Nadia yang menyadari kalau teman teman mereka sedang melihat mereka, mereka langsung melihat kearah yang lainnya dengan bingung.
Fadli:"huh, apa? Kalian tadi sedang membicarakan apa?"
Hal tersebut langsung membuat teman teman mereka menggelengkan kepala mereka.
Mareta:"kenapa seseorang yang paling kuat diantara kita malah kaya gini"
Sementara yang lainnya menggelengkan kepala, para putri hanya sedikit tertawa melihat itu sambil meyakinkan mereka.
Celes:"hehehe, tenang saja, walaupun mereka seperti itu, tapi mereka selalu tau apa yang harus dilakukan, dan mereka pasti akan menyelesaikannya dengan cepat"
Qori:"sepertinya kalian sudah terbiasa dengan tingkah mereka berdua"

Eva:"ya apa boleh buat, kami satu kelompok, kami sudah bersama dalam waktu yang cukup lama, jadi mau tidak mau kami harus terbiasa"
Nadia yang mendengar itu sedikit merasa tersinggung dan langsung mengikuti pembicaraan mereka.
Nadia:"hei! Apa yang kalian maksud dengan 'mereka berdua'?"
Nadia:"yang kaya gini Fadli doang tau"
Hal tersebut membuat mereka kembali melihat kearah Nadia yang masih saja menempel pada tangannya Fadli.
Silvi:"terkadang kamu juga begitu Nadia"
Deva:"dan juga Nad, bisakah kamu melepaskan Fadli? Dia tidak akan kabur kemana mana walaupun kamu melepaskannya"
Nadia hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Tidak lama kemudian mereka dapat merasakan kehadiran para monster, dan mereka semua langsung bersiap untuk bertarung. Lalu, tepat ketika para monster sudah dekat dengan kita, kubah besar yang melindungi kota tiba tiba menghilang sehingga para monster dapat dengan mudah masuk kedalam kota. Para pahlawan dan prajurit langsung melawan para monster tersebut sebelum mereka sempat merusak kota itu. Fadli lalu menyadari kalau ada sesuatu yang aneh.
Fadli:"tch"
Fadli lalu melihat kearah Nadia dengan pandangan serius.
Fadli:"Nadia, bisakah kamu melepaskan tanganku sebentar?"
Nadia yang juga menyadari sesuatu, langsung melepaskan tangannya Fadli. Fadli kemudian langsung berjongkok dan menempelkan kedua tangannya ke tanah. Tidak lama kemudian kubah pelindung kota kembali muncul dan memisahkan monster yang belum sempat masuk kedalam kota.

Fadli lalu melihat kearah kelompoknya dan mereka semua mengangguk, mereka lalu pergi melawan para monster yang berada di luar kota, sementara para pahlawan yang lain melawan para monster yang berhasil masuk kedalam kota. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mengalahkan para monster yang menyerang. Namun sayangnya itu semua masih belum berakhir. Fadli dan kelompoknya kembali berkumpul dengan para pahlawan yang bersorak karena keberhasilan mereka. Chris juga langsung memuji mereka semua.
Chris:"kerja bagus semuanya, kalian semua sudah menjadi jauh lebih kuat dengan begini kita dapat mengalahkan para monster dengan cepat, tapi jangan menurunkan kewaspadaan kalian"
Chris:"Fadli, kalian juga kerja bagus seperti biasanya"

Fadli dan kelompoknya mengangguk, tapi Chris menyadari perubahan ekspresi mereka. Chris langsung paham karena dia juga menyadari kalau ada yang aneh.
Chris:"Fadli, bisakah kamu mengembalikan kami semua kembali ke istana?"
Fadli mengangguk dan mengembalikan mereka semua, hanya mereka, karena Fadli dan kelompoknya masih tetap berada di Phallanx. Sementara itu Chris dan para pahlawan yang sudah kembali ke istana langsung disambut gembira oleh Garcia dan Clarice. Namun, mereka berdua dan para pahlawan bingung ketika kelompoknya Fadli tidak ikut kembali dengan mereka.

Chris kemudian langsung menjelaskan kepada orang tuanya.
Chris:"sesuatu terjadi di Phallanx ketika kami melawan para monster tadi, Fadli dan yang lainnya tetap disana untuk memeriksanya"
Garcia hanya menghela nafasnya saat mendengar itu, sementara para pahlawan yang tidak merasakan adanya hal aneh hanya melihat kearah Chris dengan bingung.
Clarice:"lalu bagaimana dengan Lia?"
Chris:"kenapa ibu tidak mengajaknya bermain saja? Tidak setiap hari ibu dapat bermain dengan dia bukan?"
Clarice kemudian melihat kearah Lia yang sedang beliau pangku.
Clarice:"bagaimana menurutmu Lia? Apa Lia mau bermain dengam nenek?"
Lia mengangguk dengan ceria dan Clarice langsung memeluknya dengan bahagia.

Sementara itu, Fadli dan kelompoknya berada di jantung kota Phallanx, mereka melihat kalau kristal yang menjadi inti dari kubah pelindung kota telah hancur, dan menghitam.
Luna:"jadi ini alasannya kubah pelindung kota tadi tiba tiba menghilang"
Fadli lalu memeriksa pecahan dari kristal tersebut.
Fadli:"kristal ini tidak hancur dengan sendirinya, seseorang sengaja menghancurkannya tepat ketika para monster sudah dekat"
Luna:"bagaimana? Pelindung itu seharusnya cukup kuat untuk mencegah para iblis masuk, dan ras lain seharusnya tidak ada yang memiliki kekuatan yang cukup besar untuk menghancurkan kristal itu"
Jean:"bukankah kamu juga seorang iblis, Luna?"

Luna:"ah, maksudku kubah pelindung itu seharusnya menghadang siapapun yang memiliki niatan buruk untuk masuk kedalam kota, jadi seharusnya tidak mungkin seseorang bisa masuk dan menghancurkan kristal ini"
Fadli:"apa kamu lupa dengan apa yang terjadi di hutan sakral Luna?"
Fadli:"kita tidak akan bisa benar benar mengetahui isi hati seseorang"
Luna:"aku rasa kamu benar"
Fadli:"repair"
Fadli kemudian memperbaiki kristal yang pecah tersebut hingga kembali utuh, namun kristal itu masih berwarna hitam. Dia lalu memberikan kristal itu kepada Nadia untuk dibersihkan.
Nadia:"purification"
Setelah kristal itu kembali bersinar, Fadli meletakan kembali kristal tersebut ke inti pelindung dan dia melepaskan kubah pelindung sementara yang tadi dia buat.

Eva:"jadi, apakah kamu punya petunjuk siapa yang melakukan hal ini?"
Fadli:"Sparda?"
Tepat setelah Fadli memanggilnya, Sparda, Runa, dan Rina langsung berubah ke bentuk manusia mereka.
Sparda:"karena kita datang kesini menggunakan teleportasi, kemungkinan siapapun yang menghancurkan kristal itu juga bisa menggunakan teleportasi"
Rina:"itu benar, kubah pelindung ini memang dapat menghadang siapapun dengan niat buruk untuk masuk, tapi sepertinya kubah ini tidak dapat menangkal sihir seperti teleportasi"
Fadli:"teleportasi huh?"
Jean:"jadi sesuatu seperti ini masih memiliki kelemahan juga"
Fadli:"semua hal pasti memiliki kelemahan Jean"
Jean:"bagaimana denganmu?"
Fadli:"aku memiliki banyak kelemahan"
Fadli lalu meminta yang lainnya untuk memegang tangannya kemudian dia menggunakan recall untuk mengetahui siapa yang menghancurkan kristal tersebut.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang