Chapter 12 : Retakan Di Atas Langit

126 12 1
                                    

Keesokan harinya, Fadli terbangun terlebih dahulu karena dia merasakan ada sesuatu yang menahannya dari sisi kanan dan kiri. Saat dia melihat ke kanan dan kiri, ternyata Eva dan Celes sedang tidur nyenyak sambil memeluk Fadli dengan sangat erat. Fadli lalu melihat ke kasur di sebelahnya dan melihat Nadia dan Silvi juga masih tertidur dengan nyenyak.
Fadli:'ugh, tidur lagi ah'
Fadli pun lalu kembali tidur dengan keadaan seperti itu karena dia terlalu malas untuk membangunkan yang lain. Tak lama kemudian, Ernesti masuk kedalam kamar itu dengan begitu semangat.
Ernesti:"pagi semuanya"
Hal itu membangunkan Silvi dan Nadia. Butuh beberapa detik bagi mereka untuk memahami sekitar.

Silvi:"Ernesti, jika masuk ke kamar orang lain, harusnya kamu mengetuk pintu dulu, bagaimana kalau kami sedang ganti baju tadi?"
Ernesti:"kalau kalian sedang ganti baju, Fadli pasti ada diluar kamar"
Nadia:"sebenarnya enggak juga sih, saat kami ganti baju, Fadli tetap ada di kamar tapi dia lebih memilih untuk bermain dengan smartphonenya"
Ernesti lalu melihat kearah Fadli yang sedang tertidur, lalu tersenyum.
Ernesti:"enak banget ya jadi Fadli, bisa tidur sambil dipeluk ama dua orang putri"
Mereka lalu sedikit cekikikan saat melihat posisi tidur ketiga orang itu.
Silvi:"lebih baik kita jangan ganggu mereka, Ernesti kamu keluar, kami mau bersiap siap"

Ernesti lalu keluar kamar dan mereka membiarkan ketiga orang itu untuk lanjut tidur. Walaupun sebenarnya Celes dan Eva sudah bangun dari tadi. Celes pura pura tidur karena dia malu setelah menyadari posisinya, kalau Eva, dia tidak mau melepaskan kesempatan untuk memeluk Fadli. Sedangkan untuk Fadli, dia benar benar masih tidur. Saat Nadia dan Silvi sudah pergi, Celes bangun dan langsung bersiap siap. Saat Celes pergi, Fadli akhirnya bangun. Fadli melihat kearah Eva, lalu dia menyentil jidat Eva.
Eva:"aduh"
Fadli:"aku tau kamu pura pura tidur, yang lain kemana?"
Eva:"Nadia ama Silvi udah keluar dari tadi waktu Ernesti manggil kesini, kalo Celes baru aja keluar"
Fadli:"hmm"
Mereka berdua lalu bersiap siap dan menyusul yang lainya.

Setelah sarapan, raja Grayford memberikan surat balasan kepada Celes, dan memberikan izin kepada Silvi untuk ikut dengan mereka. Fadli dan yang lain langsung bergegas kembali ke Einherjar. Tapi karena jarak Brynhild dengan Lemuria cukup jauh, mereka beristirahat di sebuah desa di dekat hutan yang bernama Reïćjåvik saat sore hari.
Celes:"ah Reïćjåvik, sudah lama aku tidak kesini, aku ingin tau bagaimana keadaan disini"
Fadli:"kalau tidak salah, desa ini masih masuk kedalam daerah kekuasaan Brynhild bukan?"
Celes:"memang, tapi karena desa ini cukup jauh dari ibukota, aku jadi jarang kesini"
Fadli lalu tersenyum dan berlutut sambil mengadahkan tangannya kearah Celes.
Fadli:"wahai putri Celestial dari Brynhild, izinkanlah warga biasa yang sederhana ini mengawal anda untuk menikmati desa yang indah ini"
Celes tertawa pelan lalu bertingkah seperti seorang putri dan meletakan tangannya diatas tangan Fadli.
Celes:"wahai tuan yang sederhana dan terhormat, saya dengan senang hati menerima tawaran anda"
Mereka semua lalu tertawa, termasuk Eva, Silvi, dan bahkan Nadia. Setelah itu Fadli berdiri dan pergi dengan Celes.
Fadli:"aku akan pergi berkeliling dengan Celes, kalian bertiga cari penginapan sana"

Nadia:"Hei!"
Mereka bertiga lalu mencari penginapan seperti yang Fadli minta. Sementara itu Celes dan Fadli sedang berbincang bincang dengan warga sekitar. Saat Fadli dan Celes sedang berada di wilayah kuliner, Fadli mendapat pesan dari Nadia

Nadia
Penginapan bulan perak, lantai dua, kamar paling pojok

Fadli
Ok

Fadli
Kami sedang berada di wilayah kuliner nih, mau nitip gk? Tanyain ke Eva ama Silvi juga

Nadia
Bentar

Nadia
Aku ayam goreng, Silvi sandwich tuna, kalau Eva, dia bilang dia mau kamu

Fadli
Ok tunggu

Fadli
Dan bisakah kamu menyentil Eva untukku?

Nadia
Ok

Nadia
Done

Fadli dan Celes lalu membeli makanan yang di pesan oleh Nadia dan yang lain. Mereka juga membelikan daging panggang untuk Eva, lalu mereka langsung pergi ke penginapan yang dimaksud. Saat mereka masuk ke kamar, mereka melihat jidat Eva sudah berwarna merah.
Fadli:"Eva, kenapa jidatmu?"
Eva:"disentil Nadia"
Fadli lalu mengacungkan jempol ke Nadia.
Fadli:"Nadia, good job"
Nadia memberikan tanda ok ke Fadli. Mereka lalu membagikan makanan yang tadi mereka beli.
Eva:"apa kalian juga membelikanku makanan? Apa saja boleh kok, walaupun aku kepinginnya daging sih"
Nadia:"kenapa kamu gk bilang dari tadi sih?"
Celes:"tenang saja Eva, Fadli sudah memikirkan itu, dan dia membelikanmu daging panggang"

Eva langsung melompat dan memeluk Fadli.
Eva:"awh Fadli, makasih ya, makin sayang deh"
Eva lalu mencium pipi Fadli, tapi Fadli terlihat tidak peduli, dan memberikan makanan ke Eva.
Fadli:"aku udah tau, nih"
Sebaliknya, Silvi yang juga melihat itu langsung menutup matanya, dan wajahnya memerah.
Silvi:"kenapa kalian melakukan itu di depan semua orang, dan aku tidak tau kalau hubungan kalian sudah sejauh itu, bagaimana kalau Eva nanti hamil saat diperjalanan"
Fadli, Nadia, Eva, dan Celes melihat Silvi dengan bingung.
Fadli:"Celes, apa ciuman bagi ras elf bisa membuat mereka hamil?"
Celes:"tidak, aku rasa Silvi hanya terlalu polos"

Fadli:"owh"
Nadia:"tapi Silvi, jika mereka tidak boleh berciuman, kenapa kamu biasa saja saat melihat mereka tidur bersama?"
Kali ini Silvi yang melihat Nadia dengan bingung.
Silvi:"huh? Memangnya kenapa kalau tidur bareng? Aku sering tidur bareng sama Ernesti dulu"
Mereka semua lalu terdiam beberapa saat, sebelum Eva kembali membuka mulutnya.
Eva:"Silvi, tidur ba........"
Fadli langsung menjejalkan makanan untuk membuat Eva diam.
Fadli:"jangan merusak kepolosannya Silvi"
Setelah mereka makan Fadli lalu berdiri.
Fadli:"baiklah saatnya untuk tidur, Nadia, dimana kamarku?"
Nadia:"disini"
Fadli:"apa kamu bercanda? Lalu dimana aku harus tidur?"
Nadia:"kamu bisa tidur bareng sama Celes ama Eva kaya kemarin kan?"

Fadli lalu melihat Eva yang sudah siap di tempat tidur.
Fadli:"tidak mungkin, aku akan pergi ke lobi untuk memesan kamarku sendiri"
Eva:"tidak ada gunanya Fadli, karena semua kamar lain sudah penuh"
Fadli lalu membuang nafas dan naik ke atas tempat tidur, tepat disanping Eva.
Fadli:"baiklah, terpaksa"
Eva lalu naik di sebelah Fadli, dan mereka semuapun tidur. Keesokan harinya, saat mereka bersiap siap untuk pergi. Fadli mendengar suara, seperti suara retakan dari langit. Fadli lalu melihat ke langit melaui jendela, dan dia melihat ada retakan merah di langit.

Fadli:"Celes, apa kamu ingat apa tanda tanda yang muncul ketika para monster akan menyerang?"
Celes:"iya, biasanya ada distorsi di langit untuk menandai lokasi mana yang akan diserang"
Fadli lalu menunjuk kearah langit.
Fadli:"seperti itu?"
Celes:"iya, tepat seperti itu"
Celes:"tunggu, itu berarti.."
Fadli:"desa ini akan diserang, berapa lama waktu yang kita punya?"
Celes:"biasanya sekitar 2 - 3 hari"
Fadli:"teman teman, kita harus segera mengevakuasi para warga secepatnya"
Mereka semua mengangguk.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang