Chapter 55 : Distrik Kesenangan

72 5 2
                                    

Chris dan para prajurit istana sedang menyelidiki apa yang membuat para monster menjadi lepas kendali, sementara itu Tetron dan yang lainnya menghubungi kelompoknya Fadli untuk memberitau mereka apa yang terjadi.
Fadli:"syukurlah kalian baik baik saja, maaf kami tidak bisa datang untuk membantu kalian"
Tetron:"tidak apa, kami tau kalau kalian masih sibuk di sana"
Mareta:"ngomong ngomong kalian ada dimana saat ini? Dan kenapa kalian tidak mengatakan apa apa kepada kami saat kalian mau pergi?"
Nadia:"ceritanya panjang, dan saat ini kami berada di..."
Nadia:"red light district"

Setelah Nadia mengatakan itu, beberapa orang langsung terdiam, yang tidak tau apa itu red light district bingung, yang tau langsung terkejut.
Tetron:"anjir, apa yang kalian lakukan di tempat seperti itu?"
Nadia:"tanya ke dia"
Nadia dan para perempuan menunjuk kearah Fadli.
Fadli:"umm..... Kalian tidak perlu tau"
Fadli:"yang lebih penting lagi, cepat hubungi kami kalau kak Chris dan yang lain berhasil menemukan sesuatu"
Tetron:"tungg......"
Fadli langsung menutup panggilan tersebut.
Tetron:"sialan tuh anak"
Teman teman mereka yang tidak tau apa itu red light district kemudian bertanya kepada yang tau, dan setelah mereka di beritau, mereka memasang ekspresi yang sama dengan yang lainnya. Di waktu yang bersamaan, Fadli dan kelompoknya berada di salah satu penginapan di distrik itu.

Nadia:"kenapa kamu menutup panggilan itu secara tiba tiba?"
Fadli:"seperti yang aku bilang tadi, akan lebih baik kalau mereka tidak mengetahui apa yang sedang kita lakukan"
Nadia:"tapi paling tidak harusnya kamu cari alasan dan jelaskan kepada mereka, supaya mereka tidak salah paham terhadap kita"
Fadli:"mereka sudah salah paham sejak lama, jadi aku rasa tidak ada gunanya menjelaskan kepada mereka"
Fadli:"dan walaupun kita menjelaskannya juga, bu Annisa pasti tetap akan menceramahi kita"
Nadia kemudian membuang nafasnya.
Nadia:"aku rasa kamu benar"
Nadia:"jadi, apa yang akan kita lakukan di sini?"

Fadli:"aku dan Eva akan mencari informasi sedangkan kalian tetaplah di penginapan"
Nadia dan yang lainnya melihat kearah Fadli dengan curiga, sedangkan Eva senyum senyum manja.
Eva:"awh akhirnya, aku sudah lama menunggu saat saat seperti ini"
Eva:"akhirnya hari ini aku akan menjadi wanita dan kehilangan kep....."
Celes dan Jean langsung membungkam mulut Eva.
Celes:"jangan lupa kalau Lia juga ada di sini bersama kita"
Jean:"itu benar, jaga omonganmu Eva"
Nadia melihat kearah Fadli sambil menunjuk kearah Eva dengan wajah yang masih curiga.
Nadia:"kenapa kamu memilih untuk pergi dengan si mesum itu? Jangan bilang....."

Fadli:"tentu saja tidak"
Fadli:"justru karena sifat mesumnya yang seperti itu, kami bisa menyamar di tempat seperti ini dengan mudah"
Mereka kemudian berpikir sejenak.
Celes:"itu masuk akal juga, tapi apa kamu yakin?"
Fadli:"tenang saja, aku bisa menangani Eva sendirian jika dia mulai berbuat yang aneh aneh"
Celes dan Jean kemudian melepaskan tangan mereka dari mulut Eva.
Jean:"baiklah"
Beberapa menit kemudian Fadli dan Eva sudah berada di jalan dan berakting dengan mesra, Fadli merangkul Eva dengan tangan kanannya, dan Eva memeluk Fadli tubuh sebelah kanan Fadli dengan sangat manja dan sangat erat. Sementara itu Nadia dan yang lainnya melihat mereka dari jendela yang ada di kamar mereka.

Nadia masih melihat kearah mereka dengan curiga, tapi Celes memegang pundak Nadia dan meyakinkannya.
Celes:"tenang saja Nadia, walaupun sifat Eva seperti itu, tapi dia bukan penghianat kok, dia tidak akan mendahuluimu"
Wajah Nadia langsung memerah setelah mendengar itu.
Nadia:"a-apa maksudmu dengan itu, aku tidak memikirkan tentang hal itu sama sekali kok, sama sekali tidak"
Celes dan yang lainnya langsung tertawa melihat reaksi Nadia itu. Sementara itu, di jalan Eva semakin mendekat kearah Fadli, dia mendekatkan mulutnya ke telinga Fadli dan berbisik secara manja.
Eva:"jadi, mau pergi kemana dulu kita sayang?❤️"

Fadli:"kita coba ke bar dulu"
Eva:"okeh❤️"
Eva mencium pipi Fadli dan kembali ke posisi memeluk Fadli seperti tadi. Mereka kemudian langsung mencari bar yang ada di dekat sana. Ketika dalam perjalanan, Fadli mendapatkan panggilan masuk dari Chris. Fadli melihat kearah Eva, dan Eva mengangguk. Dia kemudian sedikit menjauh dari Eva untuk mengangkat panggilan itu.
Fadli:"halo kak?"
Chris:"Fadli, Tetron dan yang lainnya mengatakan kepadaku untuk memberitaumu ketika kami menemukan sesuatu"
Fadli:"apa kalian sudah menemukan apa yang membuat para monster menjadi seperti itu?"
Chris:"ya, kami menemukan ada sisa sisa bubuk naga di dalam labirin"

Fadli:"bubuk naga?"
Chris:"bubuk naga biasa di gunakan..."
Fadli:"ah tenang saja, aku tau kegunaan dari bubuk itu"
Fadli:"apa kalian tau siapa yang menaburkan bubuk itu?"
Chris:"untuk sekarang belum, tapi bubuk itu cukup susah di dapatkan, jadi kami bisa melacak siapa saja yang memilikinya"
Fadli:"baiklah, kalau urusan kami di sini sudah selesai, kami akan membantu kalian, berhati hatilah"
Chris:"kalian juga"
Fadli menutup panggilan itu, dan dia melihat kalau ada beberapa laki laki yang merayu Eva.
Lk 1:"ayolah cantik, kami akan membayarmu mahal, dan kami jamin kau akan menikmatinya, jadi ikutlah dengan kami"

Tapi Eva menjawab mereka dengan nada dingin.
Eva:"sekali tidak ya tetap tidak"
Eva:"wajah kalian saja sudah membuatku mual, jadi aku yakin kalian tidak akan bisa memuaskanku, dan juga kalian terlihat sangat menjijikan"
Eva:"lagi pula aku sudah memiliki seseorang bersamaku jadi pergilah babi babi menjijikan"
Laki laki itu langsung marah dan menjambak rambut Eva dengan sangat kuat.
Lk 1:"dasar jalang, berani sekali kau, jika kau memang tidak mau di perlakukan secara baik baik, kami akan memperlakukanmu secara kasar"
Laki laki itu kemudian melihat ke arah dada Eva dengan tatapan penuh nafsu sambil menjilat mulutnya. Dia kemudian berusaha untuk memegang dada Eva.

Tapi Fadli bergegas ke tempat mereka dan menghentikan mereka.
Fadli:"hentikan itu! lepaskan dia sekarang juga!"
Lk 1:"huh memangnya siapa kau berani sekali kau memerintah kami?"
Fadli:"aku adalah suaminya"
Para laki laki itu langsung tertawa sedangkan Eva sedikit merona dan tersenyum setelah mendengar itu.
Lk 1:"kau menolak kami untuk bocah ini?"
Lk 1:"jika bocah ini saja bisa memuaskanmu, kami pasti bisa menghancurkanmu"
Mereka kembali tertawa terbahak bahak, sedangkan Fadli berpura pura lemah dan memohon kepada mereka sambil menangis.
Fadli:"aku mohon lepaskan istriku sekarang juga"
Salah satu laki laki itu langsung mencengkram kepalanya Fadli.

Lk 2:"hah, atau apa? Kau akan membunuh kami?"
Fadli langsung tersenyum setelah itu.
Fadli:"bukan aku"
Tangan laki laki yang menjambak Eva tiba tiba langsung terpotong, begitu juga tangan laki laki yang mencengkram kepala Fadli. Eva lalu langsung menendang selangkangan mereka dengan sangat keras hingga mereka berlutut kesakitan. Eva kemudian melihat kearah mereka dengan penuh amarah.
Eva:"jangan menyakiti suamiku"
Fadli langsung mencium Eva untuk menenangkannya.
Fadli:"tenanglah sayang, aku baik baik saja, bagaimana denganmu?"
Eva:"hah, sampah seperti mereka tidak akan bisa menyakitiku"
Fadli:"baguslah kalau begitu"
Fadli kemudian mendekati para laki laki yang sedang kesakitan itu dan berjongkok di depan mereka sambil tersenyum.

Fadli:"bukankah sudah aku bilang kepada kalian untuk melepaskan dia, itu untuk kebaikan kalian sendiri, tapi kalian tidak mau mendengarkanku"
Bukannya takut, laki laki itu malah marah, bahkan meludah ke arah wajahnya Fadli, dan hal itu membuat Fadli menutup matanya.
Lk 1:"persetan denganmu"
Eva kembali marah ketika melihat itu, tapi Fadli menghentikannya. Dia membersihkan ludah di wajahnya dengan sangat tenang, bahkan terlalu tenang. Dia kemudian berbicara kepada mereka dengan pelan, tapi nadanya berubah menjadi sangat dingin, dan mengerikan.
Fadli:"kalian beruntung kali ini aku tidak akan ikut campur"
Setelah mendengar itu entah mengapa mereka semua langsung sangat ketakutan.

Fadli kemudian membuka matanya yang kali ini sudah berubah menjadi merah menyala dan sangat mengerikan.
Fadli:"tapi jika kalian berani untuk muncul di depanku lagi, atau menyentuh seseorang yang berharga bagiku lagi, akan aku pastikan, kalau kalian akan merasakan hal yang jauh lebih buruk dari kematian"
Fadli:"kalian paham?"
Mereka semua mengangguk dengan sangat ketakutan, bahkan sampai mereka melupakan rasa sakit mereka. Fadli kembali tersenyum kepada mereka dan matanya sudah kembali ke warna aslinya.
Fadli:"bagus"
Fadli dan Eva kemudian melanjutkan perjalanan mereka mencari bar terdekat dan meninggalkan orang orang itu setelah dia mengobati mereka.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang