Fadli dan yang lainnya berhenti di dekat sebuah hutan.
Eva:"kenapa kita berhenti?"
Fadli kemudian melihat kearah Jeanne.
Fadli:"Jeanne, lepaskan zirah itu"
Jeanne:"huh?"
Fadli:"zirah itu merupakan lambang dari prajurit milik Napoleon, walaupun dia sudah di kalahkan, tapi sepertinya belum banyak yang mengetahui berita itu"
Nadia:"dia benar, orang orang akan takut pada kita jika mereka melihatmu masih menggunakan zirah itu"
Jeanne:"kalian benar"
Mereka kemudian membuang zirah milik Jeanne.
Fadli:"satu hal lagi, Jeanne, namamu terlalu panjang, boleh kami memanggilmu Jean saja?"
Jean:"silahkan"
Celes:"kalau begitu, kamu juga harus memanggil kami dengan nama kami"
Eva:"kamu juga tidak perlu berbicara formal kepada kami"
Jean:"tapi tuan putri"
Silvi:"wajib!"
Jean:"baiklah baiklah aku paham"Mereka kemudian diam di tempat tersebut untuk beberapa saat.
Nadia:"kenapa kita tetap berdiam disini saja?"
Nadia:"ayo kita segera pergi"
Fadli:"kemana?"
Nadia:"aku tidak tau, kamu tidak memiliki tujuan?"
Fadli:"untuk saat ini tidak"
Jean:"kalau kalian semua tidak memiliki rencana, bagaimana kalau kalian ikut denganku?"
Eva:"kemana memangnya?"
Jean:"di dekat sini ada sebuah kota yang memiliki makanan dan minuman yang enak enak, dan pemandangannya juga indah"
Celes:"hoo, boleh juga tuh, akhir akhir ini kami selalu sibuk, jadi sekali sekali beristirahat bukan ide yang buruk"
Mereka semua kemudian melihat kearah Fadli.Jean:"bagaimana?"
Fadli:"itu ide bagus, aku juga sepertinya membutuhkan istirahat"
Mereka kemudian mulai berjalan menuju ke kota tersebut.
Silvi:"tapi, aku tidak tau kalau di sekitar sini ada kota seperti itu, memangnya apa nama kotanya?"
Jean:"aku lupa namanya hehe, sudah lama aku tidak kesana, sejak sebelum Napoleon menguasai Paris"
Nadia:"hmm, kalau begitu mereka pasti tidak akan takut kepadamu"
Jean:"aku harap begitu"
Fadli:"kalaupun mereka takut kepadamu, kita bisa menjelaskan kepada mereka yang sebenarnya terjadi, lagipula kita punya tiga orang putri dari tiga kerajaan besar bersama kita"
Celes:"dia benar, sudah menjadi tugas kami untuk meyakinkan masyarakat"
Jean:"terima kasih"Tidak lama kemudian sebelum mereka sampai di kota tersebut Jean mengingat sesuatu.
Jean:"ah, aku ingat nama kota tersebut"
Tapi sebelum Jean sempat menyebutkan nama kota tersebut, mereka semua langsung terdiam karena mereka melihat kota yang disebutkan Jean tadi sudah hancur lebur, dan ada banyak sekali mayat wanita yang berserakan di jalan. Fadli langsung menghela nafasnya.
Fadli:"huft, selamat tinggal liburanku"
Fadli:"Jean, kamu bilang kamu mengingat nama kota ini"
Jean:"iya, kalau tidak salah namanya adalah Pompeii"
Nadia:"Pompeii? Bukankah itu adalah nama dari........"
Fadli:"sebuah kota yang hancur akibat ledakan dari gunung Vesuvius"Fadli:"tapi yang satu ini tidak hancur karena ledakan, melainkan diserang"
Fadli:"cepat berpencar, jika dilihat dari kondisinya sepertinya kota ini di serang sekitar setengah hari hingga satu hari yang lalu, mungkin saja masih ada yang selamat"
Mereka kemudian berpencar dan mencari ke seluruh sudut kota. Namun yang mereka temukan hanya mayat dari wanita yang tercecer di jalanan saja.
Nadia:"ini benar benar kejam, siapa yang tega melakukan hal seperti ini"
Fadli:"banyak manusia yang tega melakukan ini, bahkan lebih banyak lagi yang tega melakukan hal yang lebih parah dari ini"
Nadia:"aku tidak menemukan satu orang pun yang masih hidup"Fadli:"aku juga"
Mereka semua kembali berkumpul di tengah kota.
Fadli:"bagaimana?"
Eva, Silvi, Celes, dan Jean menggelengkan kepala mereka dengan sedih.
Celes:"sepertinya kita sudah sangat terlambat"
Fadli:"begitu ya"
Mereka kemudian mengumpulkan mayat mayat yang berceceran itu, kemudian mereka menguburkan mayat mayat itu dengan layak.
Fadli:"ini aneh"
Eva:"ada apa?"
Fadli:"daritadi aku tidak melihat ada mayat dari laki laki sama sekali"
Fadli:'dan sebenarnya ada satu hal yang membuatku tidak suka dengan Pompeii'
Nadia:"benar juga, mayat yang kita kuburkan semuanya adalah mayat perempuan"
Tidak lama kemudian ada seseorang yang muncul dari hutan di belakang mereka.
Julius:"itu karena para pria di kota ini sedang pergi saat penyerangan itu terjadi"Celes:"anda siapa?"
Julius:"nama saya Julius, saya adalah salah satu penduduk yang selamat, penduduk lain yang selamat bersembunyi di goa di kaki gunung Vesuvius"
Julius:"saya berterima kasih karena kalian sudah menguburkan mereka"
Julius:"tapi lebih baik kalian juga bersembunyi, takutnya orang orang yang menyerang akan datang kembali"
Fadli:"dia benar, sebaiknya kita juga segera pergi dari sini"
Eva:"tapi kemana? Bukankah kamu tidak mempunyai tujuan"
Fadli:"ah benar juga"
Julius:"kalau kalian tidak memiliki tempat untuk pergi, kenapa kalian tidak pergi bersembunyi dengan kami di goa"Fadli:"apa kalian tidak keberatan?"
Julius:"tenang saja, kami tidak akan keberatan jika beberapa orang bergabung dengan kami"
Fadli:"baiklah, kalau begitu kami terima tawaran itu dengan senang hati"
Julius:"ayo ikuti saya"
Julius lalu memimpin mereka menuju ke goa yang di sebut, dan Julius menyeringai seperti dia sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Sedangkan di belakang dia, Fadli juga tersenyum dan berbisik kepada yang lainnya.
Fadli:"berhati hatilah, jangan sampai mengendurkan pertahanan kalian"
Jean:"memangnya kenapa?"
Fadli:"ada yang mencurigakan dari orang itu"
Jean:"loh, bukankah kamu terlihat baik baik saja dengan dia"
Nadia:"haha, Fadli itu pembohong terbaik, jadi kamu tidak akan tau apa yang sebenarnya dia pikirkan"Jean:"memangnya apa yang mencurigakan dari dia?"
Fadli:"untuk sekarang aku tidak tau, tapi aku punya firasat buruk tentangnya"
Jean:"mencurigai seseorang tanpa bukti itu jahat tau"
Fadli:"dengarkan ini Jean, aku beritau kamu satu hal, aturan pertama dalam bertahan hidup adalah jangan mudah untuk mempercayai seseorang"
Jean:"memangnya apa yang pernah terjadi kepadamu, apa kamu pernah di khianati seseorang?"
Fadli kemudian melirik kearah Nadia.
Fadli:"ya kira kira seperti itulah"
Nadia:"hei, kenapa kamu melihat kearahku saat mengatakan itu"
Fadli:"bukankah itu memang kenyataannya"
Celes:"mulai lagi deh"
Celes dan Eva memutar bola matanya dengan malas ketika Fadli dan Nadia mulai bertengkar lagi, sedangkan Silvi tersenyum melihat mereka.Jean:"apakah kalian tidak akan melerai mereka berdua?"
Silvi:"tenang saja, mereka selalu seperti itu kok"
Julius yang berjalan di depan mereka sempat berdecak kesal ketika dia melihat Fadli dan yang lainnya mulai mengakrabkan diri. Dia langsung menarik perhatian mereka.
Julius:"sebentar lagi kita akan sampai di goa"
Mereka kemudian mempercepat gerak kaki mereka supaya cepat sampai ke goa tersebut, dan mereka tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat di dalam goa tersebut.
Fadli:'fuck!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Reunion to Parallel World
FantasyAlumni dari sebuah sekolah mengadakan reuni di kelas lama mereka, namun saat mereka semua sudah berkumpul, tiba tiba muncul cahaya misterius yang memindahkan mereka ke dunia lain. Apakah mereka bisa kembali ke dunia asal mereka? Warning: ada bebera...