Chapter 67 : Para Penipu

14 0 0
                                    

Saat raja Garcia sedang bersantai, ada salah satu prajurit istana yang melapor kepadanya.
Garcia:"ada apa?"
Prajurit:"lapor yang mulia, ada beberapa orang yang mengatakan kalau mereka melihat kelompok pahlawan terkuat sedang berada di kota Fiora"
Setelah mendengar itu, Garcia langsung menghela nafas lelah sementara Chris sedikit tertawa.
Garcia:"terima kasih untuk laporannya, kamu bisa kembali ke tempatmu sekarang"
Prajurit itu mengangguk lalu dia pergi, sementara itu Garcia langsung memijat keningnya.
Garcia:"kenapa mereka selalu saja pergi tanpa mengatakan apa apa"
Chris kembali tertawa.
Chris:"ya apa boleh buat"
Chris:"Celes juga sepertinya mulai ketularan mereka, dia jarang sekali memberitau kita tidak seperti dulu hehe"

Garcia:"kamu benar, ya selama mereka tetap baik baik saja sih tidak masalah"
Sementara itu, para pahlawan yang lain, yang sedang berlatih di lapangan latih istana juga mendengar tentang kabar tersebut.
Fahri:"hei, apa kalian dengar?"
Fahri:"kata para prajurit kalau kelompoknya Fadli kembali pergi tanpa mengatakan apa apa lagi"
Mareta:"benarkah? Padahal baru saja aku tadi bertemu dengan putri Celes, cepet banget mereka udah pergi aja"
Tetron:"bukankah mereka memang sudah sering seperti itu?"
Tetron:"lagipula ketua mereka saja si Fadli, orang paling random yang pernah ada, jadi kita tidak bisa menebak apa yang akan mereka lakukan"
Fahri:"iya sih"

Mereka semua sedikit tertawa kemudian melanjutkan latihan mereka hingga siang. Saat siang harinya, mereka semua makan siang bersama seperti biasanya. Saat itulah Celes dan para putri selain Fadli dan Nadia juga datang ke ruang makan.
Celes:"kenapa kalian makan siang tanpa kami?"
Hampir semua orang sedikit bingung saat melihat mereka.
Garcia:"Celes, bukankah kalian pergi ke Fiora? Cepat sekali kalian kembali"
Celes dan yang lainnya juga ikut bingung mendengar pertanyaan dari raja Garcia.
Celes:"huh? Fiora? Kami dari tadi di kamar terus kok"
Garcia:"tapi para prajurit bilang kalau ada yang melihat kelompok pahlawan terkuat sedang berada di Fiora"

Celes:"kami seharian di kamar"
Celes:"Fadli dan Nadia saja masih belum bangun, jadi kami belum pergi kemanapun"
Tetron:"Fadli belum bangun? Tumben sekali, biasanya dia yang bangun paling awal"
Eva langsung tersenyum kemudian menjawab pertanyaannya Tetron
Eva:"ya maklum lah, mereka saja tidur berduaan di kamar yang berbeda dari kami"
Eva:"kemungkinan mereka tadi malam melakukan hal itu makanya mereka masih tidur sampai sekarang"
Semua orang langsung sedikit memerah setelah mendengar perkataannya Eva, sementara itu Sparda langsung men-chop kepalanya Eva.
Eva:"auch! Kenapa kamu memukulku Sparda?"
Sparda:"perintah dari Fadli, dia memintaku untuk memukulmu setiap kali kamu membuat lelucon kotor saat dia atau Nadia sedang tidak ada"

Eva:"aku tau kalau dia itu mastermu, tapi kamu tidak perlu terlalu patuh seperti itu padanya"
Eva mengeluh kepada Sparda sementara Sparda hanya menjulurkan lidahnya kearah Eva. Teman teman mereka dan semua orang yang ada di ruang makan tertawa melihat hal itu. Celes dan para putri kemudian ikut makan siang dengan yang lainnya. Setelah makan siang, mereka semua berkumpul dan mengobrol di aula. Tidak lama kemudian Fadli dan Nadia akhirnya datang dengan wajah masih mengantuk, dan Nadia merangkul lengannya Fadli sebagai tumpuan.
Fadli:"pagi teman teman"

Jean:"pagi? Ini sudah siang Fadli, sebenarnya apa sih yang kalian lakukan tadi malam sampai kalian kelelahan seperti itu?"
Fadli dan Nadia tidak menjawab pertanyaan Jean, Fadli hanya memalingkan wajahnya sementara wajahnya Nadia menjadi sangat merah dan dia tersenyum. Nadia lalu menjawabnya dengan sedikit malu malu.
Nadia:"um... Kami mengikuti nasihatnya Eva yang kemarin"
Wajahnya Fadli menjadi sedikit merona setelah Nadia memberitau teman teman mereka. Sementara teman temannya yang lain terlihat bingung.
Eva:"huh? Nasihatku?"
Para putri awalnya juga bingung, tapi tidak lama kemudian mereka langsung menyadarinya.
Luna:"tunggu, jangan bilang kalau kalian....."
Fadli dan Nadia mengangguk pelan dengan wajah yang sangat memerah sementara para putri yang akhirnya paham juga sedikit memerah.

Sementara itu, para pahlawan yang lainnya masih saja bingung.
Firyawan:"bisakah kalian memberitauku apa sebenarnya yang kalian bicarakan?"
Fadli dan kelompoknya hanya diam dan langsung mengubah arah pembicaraan.
Fadli:"dari pada membahas yang tidak penting seperti itu, aku tadi dengar dari para prajurit kalau banyak yang berpikir kelompok kita sedang ada di Fiora"
Fadli dan Nadia lalu melihat kearah para putri.
Fadli:"apa kalian tadi pergi tanpa memberitau kami?"
Para putri menggelengkan kepala mereka.
Silvi:"tidak, kami juga berada di kamar terus, karena itu kami sendiri juga bingung"

Fadli:"hmm..."
Fadli lalu menutup matanya sejenak, dan tidak lama kemudian dia langsung tertawa terbahak bahak tanpa sebab. Sementara itu teman temannya yang lain hanya melihatnya dan menunggunya untuk berhenti tertawa. Setelah Fadli berhenti tertawa, dia lalu memberitau yang lainnya.
Fadli:"kelompok pahlawan terkuat yang orang orang lihat di kota Fiora hanyalah para penipu yang menyamar menjadi kami"
Chris:"penipu? Lalu kenapa kamu tiba tiba tertawa seperti tadi?"
Fadli sedikit tertawa lagi setelah dia mengingat ingatnya.
Fadli:"penampilan para penipu itu yang membuatku tertawa"
Qori:"kamu bisa melihat mereka dari sini? Memangnya kenapa dengan penampilan penipu itu"

Fadli kemudian menampilkan hologram di depan mereka semua lalu melihat tentang penampilan para penipu itu, dan mereka semua langsung tertawa terbahak bahak, sementara itu para putri ada yang malu ada yang marah dan ada pula yang tertawa.
Celes:"hahahaha apa apaan itu, mereka bahkan tidak bersungguh sungguh untuk meniru gaya kita hahahaha"
Eva:"hahahaha aku tidak yakin kalau mereka tau identitas asli kita, karena itulah mereka meniru kita sebisa mereka"
Jean:"ya, kalau mereka tau, mereka tidak mungkin meniru penampilan para putri"
Luna:"wah sayang sekali aku tidak ada, sepertinya informasi mereka kurang lengkap"
Sparda:"bukan kamu saja, aku, Runa dan Rina juga tidak ada"

Luna:"hahaha kalian ada tuh, lihat ke pinggangnya penirunya Fadli"
Runa:"hei! Jangan menyamakan kami dengan senjata murahan seperti itu"
Nadia:"apa apaan itu, kenapa peniruku bisa setinggi itu, anunya juga besar banget"
Fadli kembali tertawa setelah mendengar itu, dan hal itu membuat Nadia menjadi semakin kesal. Nadia kemudian langsung menjewer telinganya Fadli.
Nadia:"owh jadi itu yang membuat kamu tertawa terbahak bahak tadi hah?"
Fadli:"auch auch Nad sakit Nad"
Sementara itu teman teman mereka yang lain tertawa semakin keras saat melihat itu.
Tetron:"apa apaan itu, sejak kapan Fadli sekurus itu hahahaha enggak cocok sama sekali"

Mareta:"Lia juga, mereka kurang riset, masa Lia udah segede itu"
Deva:"yang jadi putri Eva, sama putri Silvi juga salah ras"
Firyawan:"yang jadi Nadia lumayan loh, aku yakin Fadli pasti lebih suka Nadia yang versi itu"
Tepat setelah dia mengatakan itu Firyawan langsung merinding dan dia melihat kalau Nadia meliriknya dengan pandangan yang mengerikan.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang