Fadli dan kawan kawan terus menjawab pertanyaan dari Arthur dan yang lainya hingga tidak ada pertanyaan lagi yang mereka tanyakan. Sekarang giliran Fadli dan kawan kawan untuk bertanya.
Fadli:"karena kami sudah menjawab semua pertanyaan kalian, apa kami juga boleh bertanya kepada kalian?"
Arthur:"silahkan, jika kami bisa menjawabnya, pasti kami akan menjawabnya"
Fadli lalu melihat kearah Vivi.
Fadli:"Vivi, karena kamu tau tentang isi dari Pandora, apakah kamu juga tau mengenai para pahlawan legendaris itu?"
Vivi:"tidak hanya tau, aku bahkan mengenal mereka"
Celes:"woah, benarkah?"
Vivi:"tentu, karena mereka adalah guruku, orang orang yang mengajariku hingga aku bisa menjadi seperti sekarang"Nadia:"apa kamu tau bagaimana mereka bisa menghilang?"
Vivi:"aku yakin kalian sudah menebaknya, mereka semua menghilang karena mereka telah kembali ke dunia asal kalian"
Fadli dan Nadia langsung menjadi semangat setelah mendengar hal tersebut.
Nadia:"jadi kami benar benar bisa kembali pulang ke dunia asal kami?"
Vivi:"iya, ada sebuah sihir kuno yang bisa kalian gunakan untuk kembali ke dunia asal kalian"
Fadli:"apa kamu bisa menggunakan sihir itu untuk mengirim kami kembali ke dunia asal kami?"
Tepat setelah Fadli mengatakan itu, Celes dan para cewek selain Nadia melihat kearah Fadli dengan tatapan sedih, tapi mereka tidak mengatakan apapun.Vivi:"iya dan tidak"
Arthur:"huh? Apa maksudmu Vivi?"
Vivi:"aku mengetahui sihir itu, dan aku juga tau cara untuk menggunakanya, tapi aku tidak bisa menggunakan sihir tersebut"
Eva:"kenapa?"
Vivi:"ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum bisa menggunakan sihir itu, dan aku tidak tau apa saja kondisi yang diperlukan karena aku tidak melihat mereka ketika mereka menggunakan sihir ini secara langsung"
Fadli:"kalau begitu bisakah kamu memberitauku tentang sihir itu, jika aku mengetahui teorinya maka aku bisa menggunakanya"
Vivi akan menjelaskan sihir tersebut kepada Fadli, tapi dia di potong oleh Celes dan Celes langsung mengubah pembicaraan.
Celes:"Vivi, karena kamu mengenal para pahlawan legendaris itu, bisakah kamu menceritakan tentang mereka?"Perhatian Vivi langsung teralihkan dan dia menjawab pertanyaan Celes.
Vivi:"aku tidak keberatan"
Celes dan para cewek langsung berpura pura gembira, dan Fadli melihat kearah Celes dengan bingung.
Fadli:"um, Vivi kamu belum menjawab pertanyaanku tadi"
Vivi:"oh maaf, tentang sihir kuno itu.."
Lagi lagi ketika Vivi ingin menjelaskan, dia kembali di potong oleh seseorang, yang kali ini adalah Eva.
Eva:"eh, bisa tidak kita ngobrol di tempat lain? Kita sudah berdiri disini selama hampir satu jam loh"
Arthur:"awh saya lupa, maaf maaf, mari ikuti saya ke ruang tamu"Arthur lalu mengantarkan mereka ke ruang tamu dan para cewek kembali pura pura bahagia. Kali ini Nadia juga melihat mereka dengan bingung.
Nadia:"apa menurutmu mereka sengaja melakukan itu?"
Fadli:"aku tidak tau apa tujuan mereka, tapi mereka memang sengaja"
Fadli:"aku akan bertanya kepada Vivi tentang sihir itu saat mereka tidak bersamaku saja"
Nadia:"baiklah"
Mereka kemudian duduk di ruang tamu dan Vivi kemudian menceritakan para pahlawan dalam legenda itu.
Vivi:"para pahlawan legenda itu berjumlah 8 orang"
Vivi lalu menunjuk kearah Nadia, Celes, Eva, Silvi, Jean, dan Fadli secara berurutan.
Vivi:"Aurora, Hera, Cetrion, Robin, Leonidas, Arnos, Lucia, dan Maltazard"Celes:"Arnos? Apa yang kamu maksud adalah Arnos Regulus? Sang raja iblis kehancuran?"
Vivi:"benar, dia, Arnos dan Lucia memang berasal dari ras iblis tetapi saat itu para iblis masih hidup berdampingan dengan ras lain dan belum di usir ke Diyu"
Vivi:"para iblis mulai berbuat kerusakan yang membuat mereka di usir ke Diyu justru ketika Arnos dan Lucia sudah pergi dengan para pahlawan lain kembali ke dunia asal mereka"
Nadia:"um, kenapa kamu menunjuk kearah kami saat menyebutkan nama mereka?"
Vivi:"karena perlengkapan yang kalian pakai saat ini adalah milik mereka"Vivi:"Nadia memakai miliknya Aurora, Celes memakai miliknya Hera, Eva miliknya Cetrion, Silvi memakai miliknya Robin, dan Jean memakai miliknya Leonidas"
Fadli:"bagaimana denganku?"
Vivi:"pistol dan Sparda adalah milik Arnos, blood armor itu milik Lucia, Runa dan Rina adalah milik Maltazard"
Fadli dan Nadia kemudian menyadari setiap kali Vivi menyebutkan nama Maltazard, Vivi dan para pedang terkutuk bereaksi dan memasang muka ketakutan dan kesedihan.
Eva:"tunggu, seingatku di buku disebutkan kalau pahlawan legendaris itu hanya berjumlah 7 orang, memangnya siapa yang tidak dicantumkan di dalam buku, dan kenapa?"
Vivi langsung terdiam dan memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut, tapi Fadli mendahuluinya.Fadli:"biar aku tebak, Maltazard bukan?"
Vivi dan para pedang terkutuk langsung terkejut.
Vivi:"bagaimana kamu bisa tau?"
Nadia:"ekspresi kalian yang memberitau kami, memangnya apa yang terjadi pada Maltazard?"
Vivi dan para pedang terkutuk saling melihat satu sama lain, kemudian mereka mengangguk.
Vivi:"sebenarnya aku tidak ingin menceritakan tentang ini, karena sesungguhnya cerita ini bukanlah hal yang baik untuk di ceritakan"
Vivi:"tapi aku akan memberitau kalian agar kalian tidak mengulangi kesalahan yang sama"
Vivi:"Fadli dan Nadia benar, memang Maltazard yang tidak di sebutkan di dalam semua buku, nama itu adalah nama yang tabu yang sebenarnya tidak boleh disebutkan oleh siapapun"Vivi:"alasanya, karena dia menghianati para pahlawan yang lainya, dan mereka terpaksa harus membunuh Maltazard"
Fadli:"separah itu?"
Vivi:"aku mohon tolong jangan memotong ceritaku dulu, karena aku tidak ingin mengulanginya, dan jika kalian ada pertanyaan, tunggu saja sampai ceritanya selesai"
Fadli lalu menutup mulutnya dan mengangguk, kemudian Vivi melanjutkan ceritanya.
Vivi:"awalnya Maltazard sama seperti para pahlawan yang lain, mereka dipanggil dari dunia lain, dan mereka juga memiliki status yang kurang lebih sama kuatnya"
Vivi:"tapi seiring berjalanya waktu, kekuatan Maltazard terus meningkat dengan drastis hingga dia menjadi yang terkuat diantara para pahlawan lainya"Vivi:"dan karena itulah dia menjadi dibutakan oleh kekuatanya sendiri, dia menjadi haus akan kekuatan, bahkan dia sampai menghianati teman temanya hanya demi mendapatkan kekuatan yang besar"
Vivi:"dia pernah hampir membunuh Arnos saat dia berusaha merampas Sparda dari Arnos, tapi para pahlawan yang lain lalu membantu Arnos, dan mengeluarkan Maltazard dari kelompok mereka"
Vivi:"namun bukanlah merasa bersalah, Maltazard malah menjadi semakin gila akan kekuatan, dia tidak segan segan untuk membunuh, membantai, bahkan dia juga pernah menghancurkan beberapa negri hanya untuk mendapatkan kekuatan yang di simpan di dalam negri tersebut"Vivi:"para pahlawan yang mendengar tentang perbuatan dari Maltazard itu langsung mencari Maltazard untuk menghentikan dia"
Vivi:"namun, Maltazard sudah bukanlah Maltazard yang mereka kenal dulu, Maltazard sudah berubah menjadi seorang monster yang hanya menginginkan kekuatan semata"
Vivi:"dengan perasaan terpaksa, para pahlawan harus menghentikan sahabat mereka tersebut dengan cara apapun, dan akhirnya mereka terpaksa harus membunuh Maltazard agar dia bisa berhenti"
Vivi:"orang orang yang sempat melihat apa yang terjadi kepada Maltazard menjadi sangat ketakutan, dan mereka memutuskan untuk tidak pernah menyebutkan nama itu sampai kapanpun, seolah olah nama itu adalah kutukan yang akan mendatangkan keburukan bagi siapapun yang berani menyebutkanya"
Ketika Vivi selesai bercerita, Fadli dan yang lainya memiliki reaksi yang berbeda beda, sedangkan Arthur dan para ksatrianya hanya menundukan kepala mereka saja.Jean juga menundukan kepala seperti yang lainya, Silvi sedikit menangis dan ketakutan, Eva dan Celes terdiam, bingung harus bereaksi seperti apa, Nadia terlihat sangat khawatir, takut, dan terus memandangi kearah Fadli, sedangkan Fadli tidak bereaksi sama sekali. Tidak lama kemudian ada seorang prajurit memasuki ruangan tersebut.
Prajurit:"raja Arthur, anda mendapatkan surat dari guild master"
Arthur lalu berdiri dan mendekati prajurit tersebut untuk menerima suratnya.
Arthur:"tumben sekali guild master mengirim surat kepadaku, memangnya ada apa?"
Prajurit:"saya tidak tau, tapi guild master sempat mengatakan kalau surat itu sangat penting, dan telah terjadi sesuatu di desa para beastmen"Setelah mendengar itu, Arthur langsung membuka surat itu dan membacanya. Setelah membaca surat tersebut, Arthur langsung menjadi sedikit panik dan khawatir. Fadli yang penasaran dengan reaksinya Arthur langsung berdiri dan membaca surat yang ada di tanganya Arthur. Fadli lalu melihat kearah Arthur dengan serius.
Fadli:"Arthur, bisakah kamu menyerahkan masalah ini kepada kami?"
Arthur kemudian melihat kearah Fadli dengan sedikit khawatir.
Arthur:"kamu yakin?"
Fadli:"percayalah padaku"
Arthur:"baiklah, tunggu sebentar"
Arthur kemudian pergi ke ruangan kerjanya dan menulis surat balasan kepada guild master lalu dia kembali ke ruangan tamu dan memberikan surat tersebut kepada Fadli.Arthur:"berikan surat ini kepada guild master, dan aku serahkan masalah ini kepada kalian"
Arthur:"berhati hatilah"
Fadli mengangguk kemudian dia mengajak yang lainya untuk segera berangkat.
Fadli:"ayo"
Nadia sempat bertanya kepada Fadli sebelum mereka meninggalkan istana.
Nadia:"memangnya apa yang terjadi? Dan apa sebenarnya isi dari surat tadi?"
Fadli:"aku akan jelaskan kepada kalian nanti, untuk sekarang kita harus bergegas"
Nadia:"baiklah"
Mereka kemudian bergegas untuk menemui guild master di guild yang ada di kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reunion to Parallel World
FantasyAlumni dari sebuah sekolah mengadakan reuni di kelas lama mereka, namun saat mereka semua sudah berkumpul, tiba tiba muncul cahaya misterius yang memindahkan mereka ke dunia lain. Apakah mereka bisa kembali ke dunia asal mereka? Warning: ada bebera...