03. ROSA🌹

582 112 41
                                    

📌 Sebelum baca, absen dulu
kalian dari kota mana aja?

[ Selamat Membaca ]

" Ayo kak Askar!! Masukin bolanya!"

Kini di lapangan basket terbuka di dekat rumah Rosa, dirinya tengah berteriak menyemangati pacarnya yang nampak tampan dengan keringat yang bercucuran.

" Kalau aku berhasil masukin bolanya nanti dapet hadiah kan?" Ujar Askar sambil berjalan ke arah Rosa yang terduduk di pinggir lapangan.

" Hadiah apa emangnya?"

" Ini." Askar menunjuk pipinya sambil mengedipkan mata menggoda Rosa yang tengah tersipu.

" Ihhh jangan dong! Kan ini masih di lingkungan rumah orang. Nanti kalau ada yang lihat gimana?"

" Owhhh jadi maunya tertutup aja nih? Biar engga ada yang liat?" Askar menaik turunkan alisnya semakin gencar menggoda Rosa yang wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

" Terserah lah!" Ujar Rosa mengerucutkan bibirnya lucu.

Hari semakin sore, tidak terasa mereka sudah bermain cukup lama. Ralat, hanya Askar yang bermain bola basket tidak dengan Rosa. Bisa semakin parah keadaan jantung Rosa jika terlalu kelelahan.

" Pulang yuk udah sore." Askar menggenggam tangan mungil Rosa. Keduanya berjalan menuju rumah gadis tersebut yang tak jauh dari lokasi keduanya.

Sudah menjadi hal biasa untuk Askar menghabiskan waktunya dengan Rosa seperti ini. Ia kerap membawa bola basket, atau hal-hal lain yang bisa ia gunakan untuk menghabiskan waktunya dengan gadis yang ia cintai.

" Masuk sana, terus mandi. Jangan lupa minum obatnya."

Rosa mengangguk ragu, sudah dua hari belakangan ini ia tidak meminum obat tersebut. Ia lelah dengan semua ini, namun Askar membuatnya selalu tetap berdiri dan berjuang.

Melihat perubahan wajah Rosa yang murung, Askar membelai pelan rambutnya " Kamu masih minum kan obatnya? Ayo jujur sama aku."

" Masih kok hehehehe." Terpaksa Rosa berbohong takut Askar semakin khawatir.

Askar mengangguk dengan senyuman tulusnya " Nanti malem mau aku bawain makanan lagi gak?"

" Engga usah nanti ngerepotin kakak. Katanya nanti malem kak Askar mau nemenin Tante Fitri cari keperluan buat bikin kue." Ujar Rosa mengingat ucapan Askar tadi sore. Fitri adalah ibu dari Askar, sedangkan ayah Askar bernama Vian. Rosa pernah bertemu beberapa kali dengan kedua orang tua Askar saat berkunjung ke rumah pemuda itu.

" Iya sih, tapi habis anterin bunda aku langsung ke rumah kamu. Nanti aku bawain martabak spesial."

Rosa tersenyum, ternyata Askar tidak pernah melupakan makanan kesukaannya. " Makasih ya kak."

" Sama-sama cantik."

Askar menaiki motor sport nya dan memasang jaketnya. Untuk bola basket ia titipkan barang tersebut pada pacarnya agar tidak repot jika akan memainkannya lagi bersama sang pacar.

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang