30. ROSA🌹

315 45 6
                                    

Aku sebenarnya enggak suka sama orang ketiga. Jadi kayaknya di cerita kali ini aku enggak hadirin orang ketiga. Karena jujur aku pun kesel banget sama pelakor dll.😭😂 Jadi kalau cerita ini jauh dari ekspetasi kalian aku minta maap ya:)

Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap komentar 💙

Plissss part ini harus tembus 100+++ vote😭

[ Selamat Membaca ]

Akibat maraton drakor berujung di hukum. Begitulah nasib Raka dan Rosa saat ini. Keduanya di hukum karena keduanya terlambat datang ke sekolah.

" Capek?" Tanya Raka melihat gadisnya yang sudah mengeluarkan keringat di pelipisnya karena kepanasan.

" Enggak kok." Jawab Rosa sambil menggelengkan kepalanya.

" Kamu mending duduk di sana aja biar aku yang lanjutin hukumannya." Ujar Raka menunjuk tempat duduk di pinggir lapangan yang tampak teduh.

" Rosa kuat kok."

" Iya tapi ini mataharinya udah mulai naik. Tuh muka kamu udah merah." Tangan Rosa dari bergaya hormat beralih memegang pipinya yang merah karena kepanasan.

" Rosa enggak mau! Rosa mau dihukum bareng sama kak Raka." Tolak Rosa karena dirinya memang baik-baik saja. Ia juga tidak mau Raka menanggung hukuman keduanya sendirian.

" Aku enggak mau kamu capek apalagi sampai pingsan." Tampak sorot mata penuh kekhawatiran dari Raka.

Rosa menggelengkan kepalanya. " Rosa enggak akan pingsan, kan tadi pagi udah sarapan lontong sayur sama kak Raka." Walaupun mereka sudah tau akan telat berangkat sekolah, keduanya tetap harus sarapan agar tidak tumbang saat belajar. Lagi pula belajar dalam keadaan perut kosong justru hanya memecah fokus saja.

Raka melepaskan seragamnya menyisakan kaos hitam ketat yang memperlihatkan betapa atletisnya tubuh bak model itu " Nihhh pakai nanti kepanasan."

Rosa menoleh mendapati pacarnya sudah memberikannya seragam untuk berteduh. Ia melihat keadaan sekitar dan matanya langsung menatap tajam adik kelas yang terlihat terpesona oleh ketampanan Raka yang menggunakan baju hitam itu.

" Sengaja mau pamer?! Rosa tau badan kak Raka itu bagus tapi jangan pamer juga dong!" Sewot Rosa. Entahlah, ia ingin marah sekarang. Apalagi melihat beberapa siswi terfokuskan pada perut Raka yang kotak-kotak.

" Pamer apa sayang? Aku cuma kasih seragam aku ke kamu aja. Enggak ada niatan pamer."

Rosa semakin kesal dibuatnya karena Raka yang berbicara seolah dirinya tidak salah apa-apa. Dasar tidak peka! Apakah Raka sengaja melakukan ini untuk tebar pesona? Jika benar ingin sekali Rosa mengiris roti sobek Raka dan memakannya dengan selai coklat. Jika dilihat jiwa psikopat dan kanibal dalam diri Rosa sudah mulai tumbuh secara bersamaan.

" Terserah! Rosa ngambek! Pokoknya pakai lagi seragamnya!" Raka mengembuskan napas pasrah. Mana bisa ia menolak keinginan gadisnya.

" Karena aku udah nurutin permintaan kamu, sekarang giliran kamu nurutin aku. Aku enggak mau kamu capek jadi kamu mendingan duduk di sana tungguin aku sampai hukumannya selesai." Rosa menggelengkan kepalanya tidak setuju. Mana bisa ia membiarkan Raka kepanasan sendirian di lapangan sambil hormat bendera hingga jam pelajaran pertama selesai.

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang