50. ROSA🌹

881 67 10
                                    

[ Selamat Membaca ]

Ingin sekali Raka berteriak agar seluruh dunia tau bahwa dirinya kini tengah bahagia. Apalagi di sampingnya tengah duduk seorang gadis cantik yang mampu meluluhkan hatinya.

Tepat hari ini satu Minggu setelah Raka diperbolehkan pulang. Pemuda itu sudah sehat dan kembali seperti biasa. Hanya saja ia harus tetap menjaga kesehatan tubuhnya.

" Kamu cantik banget Sa, aku beruntung dapat kamu. Aku juga enggak bayangin seberapa bahagia Askar dulu sama kamu."

Keduanya tengah duduk di taman pinggir kota yang tampak ramai mengingat ini adalah hari Sabtu.

" Kenapa kak Raka dulu enggak tinggal sama kak Askar? Kenapa kak Raka sekolah di luar negeri?" Tanya Rosa menatap Raka yang duduk di sampingnya. Pemuda itu tampak tampan dengan setelan kemeja putihnya.

" Aku ini bukan orang baik Sa, aku orang jahat yang kapan pun bisa buat orang di sekitar aku bahaya. Aku enggak mau keluarga ku terluka." Jawab Raka menatap mata gadisnya dalam.

Rosa menganggukkan kepalanya mengerti kemudian terlintas di pikirannya tentang pertemuan pertama keduanya. " Kenapa waktu pertama kali ketemu Rosa waktu itu kak Raka langsung ajak Rosa tinggal bareng?"

Pemuda itu tersenyum kecil, tangannya bergerak menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantiknya.
" Aku tau kamu itu udah lama Sa, dari awal kamu sama Askar pacaran. Dia cerita banyak tentang kamu, tiap hari dia cerita sama aku tentang gimana kamu."

" Terus?"

" Dari situ sebenarnya aku udah mulai tertarik sama kamu. Tapi aku sadar kamu itu milik saudara aku, Askar. Aku enggak mungkin ambil kebahagiaan dia." Ujar Raka.

Ia teringat bagaimana setiap malam saudara kembarnya itu menelponnya dan menceritakan semua kegiatan romantis Askar dan Rosa. Sungguh ia merasa iri sekaligus senang bercampur sedih.

" Sampai pada akhirnya Askar minta sama aku untuk pulang ke tanah air nemenin bunda sama ayah supaya enggak kesepian karena Askar yang harus berangkat ke Jerman waktu itu."

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Askar waktu itu yang berlumuran darah setelah kecelakaan yang membuatnya meninggal dunia.

" Kamu tau halte yang pernah kita datangi waktu itu?" Rosa menganggukkan kepalanya tau.

" Tepat di depan halte itu Askar kecelakaan. Waktu itu ada truk besar yang nabrak Askar." Rosa menutup mulutnya tak percaya, sungguh ia tidak tau sama sekali tentang lokasi dimana Askar kecelakaan.

" Semua karena Rosa ya? Gara-gara Rosa kak Askar jadi--"

" Enggak Sa, ini udah takdir. Kita berdua ada disini sekarang itu juga takdir. Jangan pernah menyesal sama takdir kita ya Sa. Aku sayang banget sama kamu." Raka menggenggam tangan Rosa erat.

Gadis itu tersenyum lembut, senyuman yang mampu membuat hati Raka hangat seketika selain senyuman dari bundanya. " Rosa percaya takdir setiap orang pasti akan berakhir dengan dua cara. Bahagia atau di timpa kesedihan atau kehilangan. Rosa percaya semua jalan Tuhan untuk kebahagiaan Rosa kedepan. Rosa sayang kak Raka."

Raka tersenyum, ia mendongak melihat langit malam yang di taburi bintang gemerlapan.

" Kamu tau enggak, waktu aku koma. Aku mimpi kita menikah, kira-kira itu bakal terkabul enggak ya?" Tanya Raka, lebih tepatnya dia sedang menggoda gadisnya.

" Ishhhh kak Raka kok udah ngomong nikah-nikah aja sihh."

" Kenapa? Emangnya kamu enggak mau nikah sama aku? Kita punya anak banyak terus nanti kita liburan sama anak-anak kita." Raka semakin gencar menggoda gadisnya yang pipinya sudah seperti tomat.

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang