R O S A [ END ]

32. ROSA🌹

📌 Di daerah kalian sekarang jam berapa?

Rosa Felicia

[ Selamat Membaca ]

" Sebenarnya ada apa sih kak?"

Kini Raka tengah menyetir mobil dengan Rosa disampingnya yang terus saja bertanya akan kemana mereka
sekarang. Tadi Rosa sedang menyiram bunga di halaman namun tiba-tiba Raka datang dan memerintah dirinya agar segera bersiap.

" Pokoknya kamu nurut aja sama aku oke." Itulah jawaban yang selalu di lontarkan Raka setiap Rosa bertanya akan kemana keduanya. Jalanan kota saat ini cukup padat kendaraan.

Rosa terus memperhatikan Raka yang tampak sesekali menoleh padanya dan tersenyum lembut. Kadang Rosa merasakan ada hal aneh dalam diri Raka. Seperti ada rahasia yang pemuda itu sembunyikan namun Rosa tidak tau apa itu. Entahlah batinnya mengatakan perasaan tidak enak.

Hingga keduanya tiba di salah satu butik sekaligus salon yang cukup besar di tengah kota. Salon tersebut cukup terkenal di kalangan konglomerat.

" Kita ngapain ke sini kak?" Tanya Rosa setelah Raka turun dan membukakan pintu mobil untuknya.

" Kita masuk dulu ya." Rosa hanya mengangguk patuh kemudian masuk dengan Raka yang menggandeng tangannya erat.

Begitu masuk keduanya di sambut hangat oleh pegawai butik dan salon itu. " Mbak tolong make over pacar saya dan buat dia jadi bidadari malam ini." Ujar Raka. Walaupun Setiap harinya Rosa sudah tampak seperti bidadari untuknya.

" Baik tuan." Pegawai wanita itu sedikit membungkuk hormat. Memang seperti itu cara melayani semua pengunjung disana.

" Kak Raka, Rosa enggak mau! Jelasin dulu sama Rosa sebenarnya ada apa?" Rosa menggeleng tidak mau saat pegawai tadi menunjukan ruangan untuk melakukan perawatan dan kecantikan diri.

" Nanti juga kamu tau sayang." Raka membelai lembut pipi Rosa. Jujur semakin kesini sisi gelap dan dingin Raka tertutupi atau malah hilang sejak bertemu dengan Rosa. Ia berubah menjadi pemuda yang lebih romantis, manis dan hangat pada wanita. Tidak! Hanya pada gadisnya saja.

" Tolong mbak di mulai sekarang." Ujar Raka kemudian duduk di sofa yang ada di sana sambil membaca majalah.

" Baik tuan. Mari nyonya ikut saya." Rosa akhirnya mengangguk pasrah dan mengikuti langkah pegawai tadi masuk ke tempat dimana banyak sekali alat rias wajah.

Rosa mendudukkan dirinya di sebuah kursi di depan kaca yang penuh dengan lampu di pinggir-pinggirnya. Ia sering melihat benda seperti itu di media sosial.

Seorang wanita cantik dengan make up nya yang terkesan mewah itu masuk dan tersenyum kearah Rosa.

" Saya mulai ya. Saya yang akan merias wajah kamu. Sebelumnya mungkin ada daerah wajah yang berminyak atau keluhan lainnya?" Tanya wanita itu sambil memilih warna foundation yang cocok dengan warna kulit Rosa.