04. ROSA🌹

506 103 30
                                    

📌spam emoticon 🖤
Let's go!

[ Selamat Membaca ]

" Askar sini nak bunda sama ayah mau bicara." Panggil Fitri menepuk sofa disampingnya agar anak laki-lakinya itu duduk.

Askar berjalan mendekati kedua orang tuanya yang tengah bersantai di ruang tengah. " Kenapa Bun?" Tanya Askar duduk di samping sang bunda, Fitri.

" Begini, tiga hari lagi ayah putuskan untuk kamu berangkat ke Jerman untuk membantu bisnis kita di sana yang sedang dalam masalah." Ujar Vian menjelaskan.

Askar nampak terkejut namun ia masih berusaha bersikap tenang. " Berapa lama?"

" Mungkin sampai masalah di sana selesai kamu bisa kembali lagi. Untuk masalah sekolah kamu tenang aja, ayah udah urus semuanya." Ujar Vian, ia memang membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan perusahaannya yang kini di ambang kebangkrutan.

" Kenapa harus Askar sih yah? Askar itu masih sekolah, belum lagi Askar harus jagain Rosa, kasian dia yah, bun." Tolak Askar.

Fitri dan Vian mengangguk paham bagaimana kondisi Rosa. Askar sudah menceritakan semuanya padanya.
" Tapi cuma kamu yang bisa bantu perusahaan disana, ayah sama bunda harus urus perusahaan disini. Ada banyak investor yang datang dan mengajak kerjasama. Tolong kamu pertimbangan." Ujar Vian meyakinkan anak laki-lakinya.

" Terserah deh! Askar mau ke kamar dulu." Pemuda dengan kaos hijau tua dan celana pendek itu menaiki satu persatu anak tangga menuju kamarnya. Ia mengacak rambutnya frustasi, bagaimana bisa dirinya meninggalkan Rosa yang sangat membutuhkan keberadaannya. Tidak bertemu satu hari saja rasanya sangat sepi untuk Askar.

" Gimana gue njelasin ini ke Rosa? Gue takut dia kesepian nantinya." Gumam Askar merebahkan tubuhnya di ranjang king size itu.

Tok...tok....

Fitri membuka perlahan pintu kamar anaknya. Senyuman tulus itu tidak pernah pudar dari wajah yang tak lagi muda. " Kamu masih ragu buat pergi ya?"

Tidak perlu di jawab sepertinya Fitri sudah tau jawabannya. Ia duduk di pinggir ranjang memperhatikan anak laki-lakinya yang tampak tengah berpikir. Fitri tebak pasti Askar sedang memikirkan bagaimana menjelaskannya pada Rosa.

" Sebenarnya bunda juga berat kalau harus berpisah sementara dengan kamu. Tapi engga ada pilihan lain, kan ini juga supaya jadi pengalaman kamu di dunia bisnis. Katanya anak bunda yang ganteng ini pingin jadi orang yang sukses kayak ayahnya."

Sebenarnya Askar mau menerima tawaran itu, namun entah kenapa ada rasa berat untuk meninggalkan gadisnya. " Tapi gimana sama Rosa? Siapa yang bakal nemenin dia kontrol ke rumah sakit? Askar enggak mau sampai Rosa kenapa-napa Bun."

Fitri melihat begitu besar rasa sayang dan cinta anaknya itu. " Iya bunda tau kok, kalau memang kamu engga mau bunda akan coba ngomong sama ayah bua--"

Askar memegang tangan bundanya erat dan memejamkan matanya. Setelah itu ia kembali membuka matanya.

" Askar bakal pergi!"

Pemuda itu berbicara dengan mantap. Ia sudah memikirkannya walaupun hanya sebentar. Tiba-tiba ia terpikirkan satu hal. Entahlah, di satu sisi dirinya masih ingin bersama Rosa dan di satu sisi ada dorongan untuk membantu orang tuanya. Ia akan bekerja keras hingga masalah perusahaan itu selesai dan kembali ke tanah air dengan cepat.

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang