39. ROSA🌹

284 46 1
                                    

Sebelumnya mau ngucapin makasih buat yang udah mampir atau sekedar baca prolog.
Makasih banyak buat kalian yang udah vote cerita aku🥰

Vote kalian itu semangat buat aku💜

[ Selamat Membaca ]

Orang tua mana yang tidak khawatir masalah anaknya. Hendrik di buat terkejut melihat putrinya yang terkapar di gendongan Raka saat pulang. Pamit melihat konser dan pulang dalam keadaan seperti itu apalagi wajah Raka yang dibeberapa sisi tampak memar.

" Sebenarnya ada apa?" Tanya Hendrik setelah Raka menyelimuti tubuh Rosa. Sebenarnya gadis itu hanya tertidur dalam perjalanan karena terlalu banyak menangis.

" Saya enggak tau om, tadi Rosa di kejar-kejar sama laki-laki yang saya juga enggak tau orangnya. Tapi saya yakin sepertinya ada seseorang yang menyuruh laki-laki itu." Jawab Raka menjelaskan kejadian yang ia tahu dari Rosa tadi karena gadis itu menjelaskannya di sepanjang perjalanan sambil menangis karena takut.

" Apa kamu punya masalah? Atau mungkin seseorang itu musuh kamu?" Tanya Hendrik yang kini duduk di tepi ranjang anaknya.

" Saya belum yakin om. Saya juga sudah lama tidak menerima tawaran membunuh lagi karena Rosa yang meminta saya berhenti." Jawab Raka membuat Hendrik menganggukkan kepalanya.

" Saya akan bantu cari tahu jika ini akan mengancam ketenangan dan keamanan Rosa. Saya harap kamu bisa jaga Rosa dengan baik." Peringat Hendrik berdiri sambil menepuk pundak Raka sebelum akhirnya keluar dari kamar putrinya.

Raka mengambil posisi duduk di tepi ranjang dan menatap gadisnya yang tertidur lelap walaupun mata sembab dan hidungnya yang merah masih terlihat. Ia menyesal mendiami gadisnya yang jelas disini hanyalah korban.

Flashback on🌊

Raka sengaja menghilang dari Rosa karena ia butuh waktu sendiri. Ia sedang butuh waktu untuk berpikir. Bukan masalah Ilham ia marah pada Rosa tapi ia marah pada dirinya sendiri.

Ia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi dan berhenti di setiap tempat yang ia ingin kunjungi. Terutama di pinggir jalan raya yang ramai itu ia pernah duduk bersama Rosa disana.

Jalanan itu menjadi bukti sebuah kisah seseorang yang akhirnya kandas. Rasa sakit menjalar di setiap tubuh Raka saat ini. Pemuda itu lemah menyangkut gadisnya. Pemuda itu takut kehilangan gadisnya.

Ia salah selama ini membohongi Rosa yang notabenenya adalah seseorang yang seharusnya tau pertama dan tau segalanya. Ia salah menutupi semuanya.

" Maafin aku yang bertindak bodoh ini Sa. Pertemuan kita memang bukan takdir yang nyata." Ujar Raka menatap jalan raya didepannya yang ramai.

Dari situ ia dapat melihat kendaraan ramai yang berlalu lalang dan juga banyak orang-orang yang tampak buru-buru, sepertinya mereka sedang mengajar jam terbang mengingat tak jauh dari tempat Raka duduk terdapat bandara.

Tidak peduli bagaimana orang membicarakan Raka terang-terangan karena pemuda itu yang cukup lama duduk di pinggir trotoar seperti orang gila.

Drett....dretttt

Ponselnya berdering menampilkan panggilan suara dari Johan.

" Rosa cariin lo, jangan kayak pengecut yang lari dari masalah."

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang