49. ROSA🌹

427 60 1
                                    

Jangan lupa vote
Terimakasih apresiasinya

[ Selamat Membaca ]

" Gimana keadaan Kak Raka?"

Gita menepuk pundak Rosa agar tersadar dari lamunannya. Gadis itu tampak berubah, banyak diam dan terkadang melamun sendirian tidak seperti Rosa yang kita kenal sebagai gadis yang ceria.

" Belum sadar juga sampai sekarang." Jawab Rosa melirik sekilas ke arah Gita yang kini mengambil posisi duduk di depannya.

Suasana kelas sangat sepi mengingat Gita dan Rosa yang baru saja pulang dari kegiatan di luar sekolah. Kembalinya mereka ke sekolah untuk mengambil beberapa materi yang besok akan di bahas.

" Semoga kak Raka cepat sembuh ya." Ujar Gita ikut prihatin.

Keduanya berjalan keluar kelas menuju halaman. Cuaca sangat dingin dan langit yang mendung hitam sepertinya akan turun hujan. Rasanya Rosa semakin membenci hujan sekarang.

Kedua siswi itu menunggu jemputan sambil melihat beberapa kendaraan berlalu lalang di depan mereka.

" Rosa, aku udah di jemput. Kamu mau aku anterin pulang?" Tawar Gita setelah ia melihat mobil berwarna putih berhenti di depan keduanya.

" Enggak usah Gi, Rosa tunggu di sini aja. Rumah Gita kan beda arah sama rumah Rosa. Lagian Rosa juga harus ke rumah sakit." Tolak Rosa tersenyum kecil. Ia hanya tidak mau merepotkan orang lain saja.

" Rosa yakin?" Tanya Gita sekali lagi memastikan. Lingkungan sekolah juga sudah sepi ia hanya khawatir Rosa kenapa-napa.

" Rosa enggak papa kok, udah sana nanti ke buru hujan."

Gita menganggukkan kepalanya kemudian masuk ke dalam mobil melambaikan tangannya ke arah Rosa sebelum mobil itu benar-benar menjauh dari area sekolah.

Ting!

Rosa merogoh saku seragamnya dan mencari keberadaan ponsel untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan.

Nak, papa enggak bisa jemput kamu
Pak Arif juga antar papa meeting
Perusahaan. Kamu naik taxi online
enggak papa kan? Papa minta
maaf ya nak.

Setelah membaca pesan dari papanya-Hendrik, Rosa langsung memesan taxi online. Berhubung lokasi driver tidak jauh dari keberadaannya, Rosa tak perlu menunggu lama.

" Atas nama Rosa Felicia?" Seorang pengemudi tersebut membuka kaca mobil dan tersenyum.

" Iya pak."

Rosa segera masuk ke dalam mobil dan melihat ke arah luar jalanan yang sudah terguyur hujan lebat. Selama di perjalanan ia hanya terdiam dan fokus pada gedung-gedung pencakar langit yang ia lewati.

Dret...dret....

Lamunannya buyar saat nada dering telpon terdengar. Ternyata Fitri-bunda Raka yang menelpon.

" Hallo?"

" Hiks... Rosa...hiks...Raka hiks....kamu kesini ya nak..."

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang