20. ROSA🌹

349 51 0
                                    


Aromanis rasanya legit
Taehyun makan ketan
Mbak munduran dikit
Manisnya kelewatan

☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️☁️

[ Selamat Membaca ]


" Jangan deket-deket Rosa!! Dasar Psikopat!!"

Rosa sedikit terkejut dengan perkataan Raka barusan. Jika saja Raka bukan pembunuh bayaran mungkin Rosa akan tertawa mendengar kata 'psikopat' barusan yang di tunjukan untuk Barza. Namun semua yang keluar dari mulut Raka seakan sebuah kejujuran untuk Rosa.

" Sayang banget lo sama dia? Hahahaha jaga dia kalau gitu. Gue tau dia siapa."

Raka meng-kode lewat matanya agar Barza tidak berbicara lebih. Barza menganggukkan kepalanya paham. Bahkan Barza baru menyadari suatu hal saat melihat wajah imut Rosa.

" Kapan yang lain ke sini?" Tanya Raka menggenggam tangan mungil Rosa menariknya untuk duduk bersama.

" Besok atau mungkin nanti malam." Jawab Barza mengeluarkan satu batang rokok dari sakunya. Namun dengan cepat kaki panjang Raka melayang menendang rokok itu hingga terjatuh.

Barza tau mengapa Raka melakukan itu. Jelas karena gadis disamping Raka yang kini hanya terdiam itu. " Posesif bro?"

" HAYYY I'M COMING!!!"

Semua mata langsung menatap ambang pintu. Ada Wayan, Lista dan dua orang pemuda dengan pakaiannya yang sangat mirip dengan preman pasar.

" Hai Sa." Sapa Lista meletakkan plastik berisi pizza yang sempat ia beli tadi. Rosa tersenyum namun kembali menundukkan kepalanya saat dua orang yang datang dengan Wayan dan Lista menatapnya seakan Rosa adalah pencuri.

" Enggak usah takut, mereka enggak bakal ngapa-ngapain kamu." Bisik Raka menyadari Rosa yang ketakutan.

Jerry dan Johan. Mereka adalah teman Barza tentu teman Raka, Wayan dan Lista juga.

" Gue Jerry kalau ini Johan." Ujar pemuda yang bernama Jerry dengan celana sobek-sobeknya kemudian memperkenalkan pemuda satunya yang tampak menatap datar tanpa ekspresi. Untuk menerka-nerka apa yang sedang di pikiran pemuda itu tampaknya sangat sulit. Apalagi wajah bagai tembok datar dan dingin itu beraura tajam.

" Aku Rosa. Kalian psikopat juga?"

Semua orang di ruang tengah itu langsung menatap Rosa dengan tajam kecuali Raka. Sedangkan Wayan dan Lista yang tampak terkejut karena Rosa mengetahuinya.

" Maaf, Rosa enggak bermaksud kayak gitu." Rosa menutup mulutnya merasa salah bicara. Ia menoleh ke arah Raka yang terdiam. Ia menatap Raka seolah meminta bantuan, kali ini Rosa bukan di hadapkan dengan anak umur lima tahun melainkan orang-orang yang berbahaya.

" Enggak usah takut, mereka memang psikopat tapi mereka enggak bakal gangguin kamu." Ujar Raka diangguki singkat oleh Barza dan Jerry, berbeda dengan Johan yang tampak diam.

Barza memang orang kejam tapi ia memiliki sisi baik, Jerry memang psikopat seperti Barza namun ia lebih mudah bergaul dan kadang jail, dan yang terakhir adalah Johan, dia pemuda yang cukup pendiam dan tatapan datar menjadi ekspresi wajah favoritnya.

" Sa, kita ke dapur yukk bikin minuman." Ajak Lista segera di angguki oleh Rosa. Kedua perempuan itu berjalan menuju dapur dan menyiapkan sirup untuk para laki-laki di ruang tengah.

" Gimana rencana lo? Udah berhasil?" Tanya Jerry sambil membuka camilan yang sudah di siapkan di atas meja.

Raka memijit pelipisnya " Sebentar lagi berhasil. Tapi gue nggak yakin semua kebohongan ini bakal tertutup sampai akhir."

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang