37. ROSA🌹

267 49 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Besok kalau Covid-19,
udah hilang kabarin dari masa depan💛

Typo bertebaran!

[ Selamat Membaca ]


Di sebuah perusahaan besar itu tampak seseorang tengah berdiri di sudut ruangan sambil melihat pemandangan kota di depannya dari ketinggian kantor. " Bagaimana? Sudah temukan petunjuk selanjutnya?" Ujar Wijaya menyesap rokok di tangannya.


Siapa yang tidak kenal dengan Wijaya. Dari luarnya orang akan berpikir bahwa dia adalah pengusaha yang sukses dan berhasil. Tapi siapa sangka Wijaya hanya memasang topeng untuk menutupi kebusukannya.

Ia adalah seorang pengusahaan ilegal yang menjual barang-barang berbahaya sampai organ-organ tubuh manusia. Tidak hanya itu, ia telah melakukan korupsi besar di salah satu perusahaan yang tak kalah besar di kota ini, namun belum juga ketahuan.

" Sudah bos. Mereka bersekolah di SMA Cakrawala." Jawab pria berbaju hitam dan bertopi hitam itu.

" Bagus kalau seperti itu, semakin banyak hal yang kita tau semakin mudah kita menghancurkan mereka untuk membuat mereka mengaku siapa yang membayar mereka untuk membunuh saya waktu itu." Wijaya menampilkan senyum miringnya. Ia rasa seseorang membayar pembunuh bayaran itu karena tahu kelicikan Wijaya. Ia tidak akan membiarkan seseorang pun menghalangi jalannya untuk merebut semua kekuasaan.

" Baik bos."

" Rencanakan secepatnya, saya tidak mau rencana kita gagal." Wajah Wijaya berubah tegas. Buku-buku jarinya memutih saat tangannya terkepal.

" Kami akan melakukannya dengan sebaik mungkin bos." Ujar pria itu kemudian berjalan ke luar.

Sedangkan Wijaya, berjalan menuju mejanya dan duduk di kursi kebesarannya kemudian menatap empat foto yang tergeletak di atas mejanya. Foto seorang pemuda dingin yang di kenalinya bernama Raka, dan seorang pemuda satu lagi bernama Wayan dan juga seorang wanita yang tampak dewasa dan gadis manis yang imut.

_ROSA_


Pagi ini akan menjadi hari yang menyenangkan untuk Rosa. Hal yang selama ini selalu ia tunggu-tunggu sejak lama. Hendrik mengantarkannya pergi ke sekolah. Pria paruh baya itu menginjak rem mobil setelah sampai di dekat SMA Cakrawala.

" Sekolah yang rajin ya nak." Ujar Hendrik mengecup singkat kening Rosa.

" Makasih ya pa, Rosa bahagia banget di antar papa ke sekolah."

" Papa juga bahagia nak. Yaudah Rosa masuk sekolah sana. Udah mau telat." Ujar Hendrik melirik jam tangannya.

Rosa keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangannya saat mobil papa nya mulai menjauh. Senyumannya tidak pernah luntur sejak tadi. Langkah kecilnya berjalan menuju gerbang sekolah.

Brugg

Rosa tersungkur saat merasakan seseorang menabraknya. " Maaf dik saya enggak sengaja karena buru-buru." Ujar pria bertopi hitam itu menunduk minta maaf.

Rosa bangkit berdiri dan membersihkan seragamnya yang sedikit kotor karena terjatuh. " Enggak papa pak, saya juga minta maaf. Bapak enggak papa?"

" Saya enggak kenapa-napa nak." Ujar pria itu sedikit menunduk. Rosa tidak dapat melihat wajahnya karena pria itu menggunakan masker hitam.

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang