19. ROSA🌹

313 55 1
                                    

Aku mau fokus buat tamatin cerita aku dulu sihh sebenarnya.
Urusan pembaca setia aku yakin nanti juga pasti ada yang mampir ke cerita aku💙
Mohon dukungannya ya🥰

[ Selamat Membaca ]


" Enak?"

Rosa menganggukkan kepalanya semangat. Kini Raka dan Rosa tengah berada di kedai es krim. Gadis itu melahap es krim dengan rakus.

" Kak Raka mau?" Rosa menyodorkan es krim tersebut.

" Enggak, makan aja. Cukup ngeliatin kamu bahagia aja aku udah kenyang." Rosa mengerucutkan bibirnya lucu, bagaimana bisa Raka menggodanya.

Setelah selesai Rosa mengelap mulutnya dan menatap Raka yang masih setia memperhatikannya sedari tadi.
" Kak, sebentar lagi mau penerimaan rapor. Yang ngambil rapor Rosa siapa?"

Raka tersenyum sambil menyingkirkan anak rambut Rosa. Ia tau bagaimana kondisi keluarga Rosa dan permasalahan keluarga tersebut. " Biar orang tua ku aja yang ngambil, kamu tenang aja."

Rosa tersenyum " Rosa mau dong ketemu sama orang tua kakak."

Raka tampak berpikir sebentar dan tersenyum kecil " Belum saatnya, tapi aku janji bakal bawa kamu ketemu orang tua aku. Mungkin sekalian kenalin kamu sebagai calon istri ku."

Jangan tanyakan pipi Rosa yang sudah merah seperti tomat. Bahkan udara di sekitarnya saja seperti tersedot. " Kak Raka ihhh, Rosa masih kecil tauuukk."

Dret....dret....

Ponsel Raka berbunyi, ada nama Wayan di sana. Ia segera mengangkat dan melangsungkan pembicaraan itu.

" Apa?"

" Ada tugas baru, gue sama bebeb Lista udah siap nihh, lo gimana? Ikut gak?"

" Oke, tunggu gue."

Tut....Tut...

Pembicaraan yang cukup singkat tadi berakhir dengan nada panggilan terputus. Raka segera memasukkan kembali ponselnya.

" Kita pulang sekarang ya, ada masalah yang harus aku selesaikan sekarang." Raka menggenggam tangan Rosa keluar dari kedai es krim tersebut setelah membayar pesanan.

Dalam perjalanan pun keduanya sama-sama bungkam. Sebenarnya Rosa penasaran masalah apa yang tengah terjadi. Kenapa Raka tiba-tiba mengajaknya pulang mendadak.

Hingga tiba di rumah Raka tampak langsung masuk ke kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan warna serba hitam.

" Kak Raka mau kemana?" Rosa tak asing dengan penampilan Raka. penampilan itu sama persis seperti saat mereka pergi untuk menembak pak Teguh, kepala sekolah SMA Cakrawala.

" Kamu di rumah sebentar ya, kunci pintunya atau telpon aku kalau ada apa-apa." Raka membelai rambut Rosa dan berjalan menuju ambang pintu.
Namun langkah kaki Raka berhenti mendengar suara Rosa yang benar-benar lembut.

" Kalau Rosa minta kak Raka berhenti jadi pembunuh bayaran kak Raka mau nurutin Rosa?"

Raka membalikkan badan melihat Rosa yang kini menatapnya penuh harap. Jujur ia takut dengan pekerjaan kejam dan berdosa yang di lakukan Raka dan tak lupa Wayan dan Lista yang ikut ambil bagian.

" Rosa takut kak Raka kenapa-napa. Jadi seorang pembunuh bayaran itu pasti bahaya. Rosa enggak mau kak Raka dalam bahaya. Rosa takut kak Raka pergi, Rosa enggak mau kak Raka pergi."

Anggap saja Rosa cengeng karena kini air matanya sudah mengalir hanya karena hal itu. Jujur ia sangat takut, jika saja Raka pamit ingin membeli es krim mungkin Rosa akan mengizinkannya dan malah meminta oleh-oleh es krim. Namun jika Raka pergi untuk membunuh seseorang, siapa yang tidak takut dengan hal itu?

R O S A  [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang