Part 4

8.3K 461 7
                                    

Asyila sudah siap dengan celana jeans yang dipadukan dengan baju kaos putih dan jaket dengan lambang  burung dan kepala Serigala, jaket kebanggaan geng The Wolf.

Hari ini Asyila akan ke bandara untuk menjemput Alrick. Setelah mengoleskan liptint dibibirnya, Asyila segera menuju garasi dan mengambil mobilnya, dan langsung menuju bandara.

Setelah memarkirkan mobilnya, Asyila segera menuju pintu keluar bandara, namun baru saja Asyila ingin melangkah, terlihat Alrick yang sedang menuju dirinya membawa sebuah koper.

Alrick langsung memeluk Asyila saat sampai di depannya.

"Gila, gue kangen banget sama lo," ujar Alrick yang dibalas kekehan oleh Asyila.

"Ya iyalah, gue kan ngangenin," balas Asyila yang dihadiahi jitakan. "Sakit tau, gak lo gak Narra sama aja, suka banget jitak kepala gue," sungut Asyila, bibirnya maju beberapa senti.

"Cup-cup-cup, jangan nangis ya dek, nanti abang kasih permen," ledek Alrick yang membuat Asyila semakin kesal.

"Dihh, lo kira gue bocil apa?!" ujar Asyila kesal.

"Iyalah, lo kan emang masih bocil," jawab Alrick.Asyila langsung menoyor kepalanya.

"Makan tuh bocil," ketus Asyila.

"Heh, gak sopan banget sama yang lebih tua," tegur Alrick balik menoyor Asyila.

"Dihh, tua satu tahun aja bangga," ucap Asyila sambil mengelus kepalanya.

"Udah, debat sama lo gak bakal menang. Kuy ke markas," Alrick langsung memasukan kopernya kedalam bagasi.

Asyila masuk ke dalam mobil diikuti Alrick yang langsung duduk di kursi pengemudi. Asyila mengambil hpnya dan mengechat Narra kalau mereka sudah di jalan menuju markas.

Tiga puluh menit kemudian, mobil Asyila sampai di sebuah rumah besar tidak terawat, rumput liar dimana-mana.

Asyila mengikuti Alrick yang melangkah lebih dulu, saat mereka memasuki ruangan terlihat anggota geng The Wolf yang berbaris, menyambut kedatangan Alrick sebagai ketua mereka.

Tampilan dalam rumah ini sangat berbeda dengan tampilan luarnya, bagian dalam rumah ini sangat bersih, terdapat sofa,televisi, dan kebutuhan lain.

Saat melangkah lebih masuk lagi, kita akan menemukan ruangan dengan segala macam PS. Ada sebuah tangga kelantai atas, di lantai atas ini terdapat tiga ruangan besar dan empat kamar. Ruangan pertama adalah ruang gym, ruangan ke dua adalah ruang dance, dan ruang ketiga adalah ruang komputer.

Dilantai bawah juga terdapat lima kamar dan dapur dengan segala macam makanan dan minuman yang sudah tersedia.

Rumah ini memiliki lahan yang sangat luas dibagian belakang, geng Cardinal membuatnya menjadi sebuah lapangan yang sangat luas yang dibagi menjadi beberapa tempat, di arah barat dibuat menjadi tempat latihan bela diri, arah timur dibuat menjadi lapangan basket yang juga bisa dijadikan lapangan futsal, arah utara dibuat menjadi tempat latihan menembak dan memanah, dan terakhir arah selatan dibuat tempat parkiran seluruh anggota geng. Geng The Wolf sengaja membuat parkiran dibagian belakang, sehingga saat orang lain melihat rumah ini, mereka hanya berpikir jika rumah ini hanya rumah kosong.

Dibagian samping rumah kiri kanan, terdapat bermacam pohon buah-buahan yang boleh diambil oleh siapa saja yang ingin memakannya.

Dan rumah besar ini adalah markas geng Cardinal.

Alrick langsung duduk disofa yang tersedia dengan Asyila disebelahnya.

"Gimana kabar lo pada?" tanya Alrick membuka pembicaraan.

"Baik semua," jawab Gibran mewakili.

"Oke, keadaan geng gimana? gak ada masalahkan," tanya Alrick lagi

"Geng aman-aman aja."

"Oke."

"Oh, iya Rick. Soal pergantian ketua itu, gimana? lo udah punya kandidat yang cocok?" tanya Gibran yang tidak langsung dijawab oleh Alrick.

"Belum sih, gue bakalan ngadain seleksi dulu, mulai dari bela diri, kemampuan Tik, menembak dan yang paling penting kemampuan dia bawa motor di jalanan," terang Alrick.

"Oke, gue ngalur aja," jawab Gibran.

"Gue bosen nih, ada yang mau nyobain bogeman gue gak atau mau nyobain kemampuan balap gue?" ujar Alrick setengah bercanda.

"Kayaknya seru tuh, gue mau deh," jawab Alvian

"Oke, siang ini kita adu bogem, nanti malem gue mau anggota inti The Wolf balapan, sebagai sambutan kepulangan gue, gimana?" tanya Alrick meminta persetujuan.

"SETUJU!!!!"

"Kalau yang lain mau ngikut juga boleh, yang menang dapet Kawasaki Ninja gue," tantang Alrick.

"Beuhh, mantap gak tuh," canda Gibran yang membuat suasana ruangan itu semakin hangat.

"Pokoknya gue harus menang," ujar Rio menanggapi candaan Gibran

"Yoi."

"Hahaha."

💕

"Gila, bogeman Alvian gak main-main sakitnya," keluh Alrick.

Asyila dan Alrick memutuskan untuk pulang setelah tadi Alrick duel dengan Alvian yang dimenangkan oleh Alrick, tapi tetap saja tubuh Alrick sakit semua karna terkena pukulan Alvian, begitu juga dengan Alvian, bahkan dia lebih parah.

"Ya iyalah, Alvian gak bakal jadi wakil kalau bogemannya biasa aja," jawab Asyila sambil tetap fokus menyetir.

"Hmm, untung aja gue yang menang, kalau gak, bisa-bisa tergeser gue dari posisi ketua," ujar Alrick bercanda.

"Ngomongin soal ketua, lo mau gak Syil, jadi ketua?" tanya Alrick serius.

"Gak, ogah," jawab Asyila cepat.

"Kenapa?"

"Ya, gak mau aja. Lagian gue itu beberapa bulan lagi kelas dua belas," jawab Asyila

"Oh iya, lo kan bentar lagi pindah," balas Alrick. "Terus gimana, lo udah ketemu sama Depra?" tanya Alrick membuat ekspresi Asyila langsung berubah.

"Udah, udah dari dulu malah," jawab Asyila lirih.

"Terus, hubungan lo bedua, gimana?" tanya Alrick kepo. Ini salah satu sifat yang dibenci Asyila dari seorang Alrick, sekali Alrick kepo maka dia akan mencari tahu sampai keakar-akarnya.

"Gue satu sekolah sama dia, tapi gue gak berani nemuin dia," ujar Asyila.

"Lah, kenapa?"

"Karna gue mau, disekolah gue jadi nerd."

"Hah, astagfirullah. Punya adek gini amat gue," keluh Alrick, menurutnya Asyila terlalu penakut.

💞💞💞

DEPRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang