Setelah mengantarkan Asyila pulang, Depra segera menuju suatu tempat.
Depra berdiri tepat didepan sebuah ruang rawat. Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa didalam barulah Depra berjalan masuk.
Seorang cowok terbaring lemah di atas brankar, Depra menepuk pipi cowok itu, mata cowok itu langsung terbuka, ia sedikit meringis saat merasakan sakit-sakit di sekujur tubuhnya.
Cowok itu menoleh kesamping,"Depra," ucap cowok itu dengan nada ketakutan.
"Hai... Alaska," balas Depra dengan nada mengejek.
"N-ngapain lo, disini?"
"Menurut lo gue lagi ngapain?" Bukannya menjawab pertanyaan Alaska, Depra malah balik melempar pertanyaan.
"Apa mau, lo?" Alaska menatap Depra dengan pasrah.
"Gue mau, lo balik ke negara lo dan jangan pernah kembali lagi," ujar Depra, nada bicaranya langsung berubah.
"Kalau gue gak mau?"
"Gue akan buat lo merasakan sakit yang jauh lebih sakit dari ini. Asyila itu milik gue, jadi siapapun yang berusaha merebut dia, bakal gue habisi, inget itu baik-baik!" ujar Depra penuh penekanan.
"Waktu gue disini habis. Gue gak mau tau, mulai besok lo harus pergi dari negara ini atau setidaknya pergi dari dari kota ini. Kalau sampai gue masih ngeliat wajah Lo dikota ini, jangan salahin gue kalau Asyila gak kenal sama lo lagi. Gue pulang dulu, semoga lo gak sembuh-sembuh, soal biaya pengobatan semuanya gue yang tanggung, dan juga kalau lo perlu biaya buat pulang ke negara lo, langsung hubungi gue, bye."
"Kenapa lo mengklaim Asyila milik lo, padahal dia aja cuma nganggep lo sebatas sahabat. Posisi kita itu sama Depra, cuma sahabat." Depra berbalik, menatap Alaska yang juga sedang menatapnya.
"Saat Asyila mutusin untuk kembali masuk ke kehidupan gue artinya mulai saat itu juga dia udah menjadi milik gue, itu kesepakatan antara gue sama Asyila. Jadi sampai kapanpun Asyila itu milik gue, kecuali gue yang ngelepas dia," ujar Depra dengan senyum kemenangan.
"Jangan maksa Asyila, Depra. Biarin dia memilih kebahagian dia sendiri," ujar Alaska bijak.
"Lo pikir Asyila gak bahagia sama gue? emang Lo pernah nanya sama Asyila? lagi pula gue gak peduli mau Asyila bahagia atau nggak, yang gue peduliin Asyila selamanya tetap jadi milik gue."
"Gila lo! lo itu nggak cinta sama Asyila tapi lo terobsesi untuk memiliki dia. Jangan egois Depra!"
"Gue-enggak-peduli, ngerti?! bye."
Depra berjalan keluar dan segera pergi menuju markas The Wolf.
💕
Asyila bergegas menuju rumah sakit saat mendapat kabar dari mamah Alaska jika Alaska sudah sadar dan sudah dipindahkan ke ruang rawat. Mamah Alaska meminta tolong untuk menjaga Alaska karna ia harus kembali ke rumah sebentar.
Asyila membuka pintu ruang rawat Alaska, cowok itu terlihat sedang tidur.
Asyila mendudukkan tubuhnya disofa, menatap langit-langit ruangan itu.
"Kapan dateng?" Asyila repleks menoleh kearah Alaska yang ternyata sedang menatapnya.
"Baru aja, lo mau minum atau mau apa?" tanya Asyila.
"Kenapa lo mau disuruh jagain gue?"
"Gue mau balas Budi, kan dulu pas gue koma di Singapur, lo yang selalu jagain gue," jawab Asyila sejujurnya tanpa menyadari raut wajah Alaska yang tiba-tiba berubah saat mendengar jawabannya.
"Oh," jawab Alaska singkat.
"Kenapa lo tiba-tiba nanya kek gitu?"
"Gak papa. Kalau seandainya gue ini adalah Depra, apa yang akan lo lakuin?"
Asyila menatap aneh kearah Alaska, "Ya pastinya gue bakal ngerawat, ngejaga, dan ngurusin semua keperluan dia, emang kenapa?"
"Kok lo mau ngelakuin itu semua? Lo cinta sama dia?"
"Gue... nggak tau," jawab Asyila ragu.
"Lo bahagia kalau lagi sama dia?"
"Iya, gue selalu ngerasa bahagia kalau lagi sama dia."
"Kalau seandainya gue, Alrick, Depra, sama Andra dalam bahaya, dan lo cuma bisa nolong salah satu diantara kita, siapa yang akan lo selamatkan?"
"Gue gak bisa milih. Gue akan cari cara lain biar bisa menyelamatkan kalian semua, meskipun harus ngorbanin diri gue sendiri."
Alaska tampak tidak puas dengan jawaban Asyila.
"Kalau seandainya lo disuruh nikah sama salah satu diantara kita berempat, lo akan memilih siapa?"
"Depra lah," jawab Asyila spontan.
"Kenapa?"
"Depra itu baik, selalu menjaga gue, bisa jadi sahabat, kakak, musuh, adik juga bisa, udah gitu anak tunggal kaya raya, pinter, kurang apalagi dia."
Alaska terdiam mendengar jawaban Asyila, sepertinya memang tidak ada celah dihati Asyila selain untuk Depra. Mereka sama-sama ingin memiliki satu sama lain.
"Gue mau tidur, lo kalau mau pulang, pulang aja. Mamah gue gak lama lagi dateng," ujar Alaska.
Setelah itu Alaska menarik selimutnya hingga menutupi wajah, Asyila yang melihat itu mengerenyit heran, memangnya Alaska tidak kesulitan bernapas, Asyila berusaha bersikap acuh, ia lebih memilih memainkan ponselnya sambil menunggu mamah Alaska datang.
💕
Disebuah ruangan terdapat enam orang yang sedang menonton video rekaman Cctv disebuah ruang rawat.
Tiba-tiba ruangan itu dipenuhi gelak tawa mereka, bahkan salah seorang dari mereka sampai terjungkal dari kursinya.
"Tuan muda Erlangga dilawan," ujar salah satu dari mereka dengan nada mengejek.
"Depra nih boss, senggol dong," sahut temannya yang lain.
"Gue gak bisa berhenti ngakak ngeliat komuk Alaska."
"Si Alaska lagi ngelawak kayaknya."
Semua orang langsung tertawa. Depra tersenyum penuh arti sambil berjalan keluar dari ruangan yang dipenuhi oleh komputer dan barang-barang lain yang berhubungan dengan IT
💞💞💞
Salam
Ushsn256
KAMU SEDANG MEMBACA
DEPRA
Teen FictionFollow sebelum membaca!🙏 Depra dan Asyila, dua orang yang pernah bersama dimasa lalu, mereka berpisah karna Asyila harus ikut orangtua nya pindah ke luar negri. Beberapa tahun kemudian Asyila kembali keindonesiaan, namun Depra tak mengetahuinya, As...